BREN

Meskipun masih terdapat daerah yang jauh dari jangkauan layanan telekomunikasi berkualitas, hal itu tak menghalangi Bank Tabungan Pensiunan Nasional atau BTPN berkontribusi dalam meningkatkan literasi keuangan di Kalimantan Barat.
Yanuarius Viodeogo yanuarius.viodeogo@bisnis.com
Buktinya, bank tersebut justru cara memanfaatkan teknologi jadul telepon genggam untuk mendekatkan pelayanan keuangan mereka kepada masyarakat, kendati infrastruktur telekomunikasi 3G atau 4G masih belum merata tersedia.
Executive Vice President Product and Customer Experience Head BTPN Achmad Nusjirwan Sugondo dalam satu kesempatan menunjukkan satu klip video yang mengulas aktivitas salah satu agen laku pandainya. Agen ini memanfaatkan ponsel dalam melayani transaksi keuangan bersama nasabah di satu warung kelontong milik agen.
Sebelum bertransaksi, seperti pada umumnya, nasabah terlebih dahulu dibukakan rekening. Si agen mencatat nama, identitas kartu tanda penduduk (KTP), dan tempat tinggal calon nasabah melalui smartphone.
Setelah jati diri nasabahnya tercatat, kapan pun dan di mana pun nasabah berada, mereka sudah bisa menyetor, tarik uang ke agen sampai dengan melihat saldo melalui telepon genggam biasa. Mereka tidak perlu membeli smartphone. Caranya cukup dengan mengetik *247#.
Di klip itu, BTPN memperlihatkan setiap catatan dari transaksi setoran punya nasabah ditulis tangan dengan rapi, setiap tanggal dan bulannya oleh sang agen.
Nilai disetor tidak sebesar seperti nasabah lain saat membawa uang untuk menabung ke bank hingga ratusan ribu rupiah. Sementara itu, melalui agen BTPN, nasabah tidak perlu malu mesti menabung jumlah kecil dari mulai Rp1.000, Rp2.000 atau hingga Rp10.000.
&ldquo;Teknologi USSD [unstructured supplementary servicer data) dapat beroperasi di berbagai jenis telepon genggam berbasis GSM [global system for mobile communications] kendati minim sinyal,&rdquo; kata pria yang akrab disapa Iwan ini kepada Bisnis di Pontianak.
Menurutnya, BTPN dengan teknologi itu terus membidik masyarakat yang sampai sekarang belum memiliki rekening bank tetapi mereka saban hari menggunakan telepon seluler untuk mengisi pulsa, maupun saat menghubungi kerabat dan keluarga.
CERUK BESAR
Jumlah pengguna ponsel tersebut, lanjutnya, berdasarkan hasil penelitian internal BTPN, masih sangat tinggi. Artinya, BTPN melihat masih ada pasar ceruk yang besar dalam menghimpunan dana pihak ketiga (DPK).
Dia mengatakan ada 100 juta-an penduduk di Indonesia yang belum terlayani oleh perbankan. &ldquo;Ini bukan target muluk-muluk dari kami tetapi kami mau mengambil ceruk yang belum punya BSA [basic saving account)] di Indonesia,&rdquo; tuturnya.
Oleh karena itu, institusinya meyakini agen bermodalkan telepon GSM sesungguhnya bisa menarik nasabahnasabah baru di sekitarnya.
Saat ini, untuk Kalimantan Barat saja, jumlah agen telah mencapai 153 orang dengan 2.000 nasabah per akhir kuartal II/2017, sejak produk BTPN Wow agen laku pandai diluncurkan.
Sementara itu di tataran seluruh Kalimantan sudah mencapai 823 agen dengan jumlah 7.000 nasabah. Adapun, agen BTPN Wow seluruh Tanah Air telah menembus angka 190.300 agen dengan 3,86 juta orang nasabah.
Pada masa mendatang, kata Iwan, BTPN bakal memudahkan para nasabah yang ingin membutuhkan dana cepat atau kredit melalui agen.
Namun demikian, BTPN masih akan selektif dalam meluncurkan produk.
Salah satunya skim kredit dana persiapan sekolah atau SPP sekolah anak.
&ldquo;Uang dadakan itu biasanya seperti SPP sekolah, padahal orang tua masih lama gajian. Jadi bukan pinjaman Rp20 juta--Rp30 juta. Jadi kami akan sasar segmen tertentu,&rdquo; tuturnya.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perwakilan Kalbar Asep Ruswandi mengutarakan agen laku pandai sangat efektif sebagai cara untuk mendekati masyarakat kalangan tertentu yang belum tergugah ke bank. Ini karena mereka melihat bank adalah tempat orang berpakaian rapi dan formal hingga sepatu bersih.
&ldquo;Namun dengan laku pandai masyarakat ingin punya tabungan tidak perlu lagi ke bank. Datang langsung ke agen pakai sandal jepit sudah bisa bertransaksi,&rdquo; ucapnya.
Maka dengan itu, dia sangat mendorong bank-bank pelat merah dan swasta mendekati masyarakat dengan menggenjot kehadiran agen-agen baru ke sejumlah daerah.
&ldquo;Data per Maret 2017 jumlah agen masih belum banyak, masih 2.244 agen dengan DPK baru sebanyak Rp2,19 miliar. Di Kalbar, baru empat bank yang menghadirkan agen laku pandai seperti BNI [Bank Negara Indonesia], Bank Rakyat Indonesia [BRI], Mandiri dan BTPN, nanti menyusul BPD Kalbar,&rdquo; ucapnya.
Asep mengutarakan, Kalbar memiliki potensi luar biasa besar untuk menggarap cuan dari kehadiran agen karena hanya delapan kabupaten dari 13 kabupaten/kota yang telah terlayani perbankan. Artinya masih ada lima kabupaten dengan 18 kecamatan yang belum tergarap kantor bank.

 Meskipun masih terdapat daerah yang jauh dari jangkauan layanan telekomunikasi berkualitas, hal itu tak menghalangi Bank Tabungan Pensiunan Nasional atau BTPN berkontribusi dalam meningkatkan literasi keuangan di Kalimantan Barat. 

Agen Laku Pandai Menambang Ceruk Dengan Bintang Pagar

Informasi Diunggah