BREN

ALOKASI GAS 2017 63 Kargo LNG Belum Terkontrak
JAKARTA &mdash; Gas alam cair dari Kilang Bontang dan Kilang Tangguh sebanyak 63 kargo untuk alokasi tahun depan belum memperoleh kontrak dari pembeli.
Duwi Setiya Ariyanti <a href="mailto:duwi.setiya@bisnis.com">duwi.setiya@bisnis.com</a>
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) IGN Wiratmaja mengatakan, masih terdapat 63 kargo LNG yang belum terkontrak atau uncommitted untuk 2017 yang berasal dari Kilang Bontang dan Tangguh. Saat ini, pihaknya masih dalam tahap negosiasi untuk menjual 13 kargo bagian dari 63 kargo LNG tersebut.
Kendati gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) yang belum memperoleh kontrak tersebut cukup tinggi, katanya, pemerintah belum menyarankan untuk menjual gas tersebut ke pasar bebas (spot).
Menurutnya, masih ada peluang penjualan gas alam cair itu ke negara yang sudah menjadi pelanggan selama ini seperti Taiwan, Korea, dan Jepang.
&ldquo;Tahun depan ada 63 [kargo], 13 [kargo] lagi nego [negosiasi]. Kami ingin [dijual] ke existed buyer [pelanggan],&rdquo; ujarnya usai rapat kerja Kementerian ESDM dengan Komisi VII DPR, Kamis (20/10).
LNG yang belum terkontrak cukup signifikan karena produksi beberapa lapangan migas cukup baik. Namun, lapangan migas tersebut tidak didukung infrastruktur regasifikasi yang memadai. Di sisi lain, kebutuhan LNG untuk pembangkit listrik di Tanah Air sudah terpenuhi.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, volume LNG yang belum terkontrak pada 2018 sebanyak 60 kargo. Sementara itu, mulai 2019 justru dibutuhkan pasokan 27 kargo dari luar negeri.
Bahkan, impor LNG pada 2024 akan meningkat menjadi 90 kargo dan 101 kargo pada 2025 karena kebutuhan di dalam negeri meningkat. Sementara itu, Lapangan Abadi, Blok Masela belum mulai produksi gas. Pasokan gas dari Kilang Tangguh pun mulai turun pada 2024.
Wirat menegaskan, hingga 2019, pemerintah tidak akan membuka keran impor gas alam cair. Impor LNG kemungkinan dibuka setelah 2019.
JARINGAN GAS
Sementara itu, Kementerian Keuangan memangkas anggaran untuk pembangunan jaringan gas rumah tangga dan konverter kit untuk nelayan.
Anggaran Rp2,69 triliun yang dialokasikan untuk pengelolaan dan penyediaan minyak dan gas bumi dipotong Rp156,38 miliar menjadi Rp2,54 triliun.
Pengurangan berasal dari pagu pembangunan jaringan gas kota sebanyak 15.500 sambungan rumah tangga dari 69.200 sambungan rumah menjadi 53.700 sambungan rumah dan pemotongan 4.400 unit konverter kit bagi nelayan dari 28.400 unit menjadi 4.400 unit.
Pemangkasan lain berasal dari proyek Pembangkit Listrik Gasifikasi Batubara berkapasitas 3 MW di Kalimantan Selatan senilai Rp49,7 miliar.
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, pemerintah akan melakukan penyesuaian agar tidak berpengaruh besar terhadap sejumlah program yang telah direncanakan.
&ldquo;Kami menyesuaikan. Kementerian ESDM mencoba yang dipotong itu semaksimal mungkin tidak mengganggu sasaran pembangunan untuk 2017 khususnya di bidang ESDM.&rdquo;
Realisasi Penyaluran Gas Bumi Jan&mdash;Juni 2016 (BBTUD)
<table>
<tbody>
<tr>
<td>
Ekspor LNG
</td>
<td>
1,989,90
</td>
</tr>
<tr>
<td>
Industri
</td>
<td>
1,510,91
</td>
</tr>
<tr>
<td>
Kelistrikan
</td>
<td>
1,024,60
</td>
</tr>
<tr>
<td>
Ekspor gas pipa
</td>
<td>
806,87
</td>
</tr>
<tr>
<td>
Pupuk
</td>
<td>
718,09
</td>
</tr>
<tr>
<td>
LNG domestik
</td>
<td>
403,79
</td>
</tr>
<tr>
<td>
Lifting minyak
</td>
<td>
206,2
</td>
</tr>
<tr>
<td>
LPG domestik
</td>
<td>
170,63
</td>
</tr>
<tr>
<td>
BBG transportasi
</td>
<td>
3,78
</td>
</tr>
<tr>
<td>
Jaringan gas rumah tangga
</td>
<td>
3,13
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
Sumber: SKK Migas, Juni 2016. Bisnis/Ilham Nesabana

 
JAKARTA — Gas alam cair dari Kilang Bontang dan Kilang Tangguh sebanyak 63 kargo untuk alokasi tahun depan belum memperoleh kontrak dari pembeli. 

Alokasi Gas 2017 63 Kargo Lng Belum Terkontrak

Informasi Diunggah