BREN

JAKARTA &mdash; Surplus underwriting sektor asuransi mengalami pertumbuhan pada kuartal I/2017 setelah pada akhir 2016 mengalami penurunan.
Oktaviano D.B. Hana oktaviano.donald@bisnis.com 
Data Otoritas Jasa Keuangan tentang statistik industri keuangan non bank (IKNB) menunjukkan pada Maret 2017 nilai total surplus underwriting industri asuransi mencapai Rp93 miliar. Pada Januari dan Februari 2017, realisasinya tercatat masing-masing sebesar Rp69 miliar dan Rp74 miliar.
Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, realisasi tersebut mengalami pertumbuhan.
OJK mencatat pada Maret 2016 surplus underwriting industri senilai Rp90 miliar, sedangkan pada Januari senilai Rp39 miliar dan Februari Rp38 miliar.
Padahal, pada Desember 2016 realisasi surplus underwriting tercatat senilai Rp350 miliar atau mengalami penurunan sebab pada periode yang sama tahun sebelumnya realisasinya mencapai Rp482 miliar.
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Erwin Noekman mengatakan peningkatan surplus underwriting menjadi tanda bagi perkembangan sektor asuransi syariah.
Pasalnya, realisasi tersebut merupakan indikator keberhasilan pengelolaan risiko yang merupakan amanah dari perusahaan asuransi syariah.
&ldquo;Ini prinsip dasarnya, bahwa perusahaan asuransi syariah menjadi pengelola risiko. Surplus underwriting itu menandakan perusahaan asuransi syariah itu berkembang,&rdquo; ungkapnya kepada Bisnis, Selasa (30/5).
Erwin mengatakan surplus underwriting mengandaikan bahwa penerimaan dana tabarru&rsquo; lebih besar daripada pemberian manfaat atau santunan (klaim).
Surplus ini mengindikasikan bahwa kontribusi atau premi syariah dan pencadangannya ditetapkan secara memadai atau adequate.
Sebaliknya, apabila hasilnya defisit, maka dapat diindikasikan bahwa penerapan tarif kontribusi dan cadangan, tidak atau kurang memadai untuk menutupi besaran pemberian manfaat atau santunan kepada peserta atau pemegang polis.
&ldquo;Jika terjadi defisit, maka harus dikeluarkan qard oleh perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan,&rdquo; ungkapnya.
Qardh adalah pinjaman dana dari perusahaan kepada dana tabarru&rsquo; untuk menanggulangi ketidakcukupan aset dana tabarru&rsquo; dan membayar santunan atau klaim kepada peserta.
TERUS BERTUMBUH
Erwin memperkirakan ke depan potensi surplus underwriting akan terus bertumbuh sejalan dengan berkembangnya pasar dan jumlah pelaku industri asuransi syariah.
Data OJK, bila dirinci lebih jauh, menunjukkan pada akhir Maret 2017, sektor asuransi jiwa syariah mencatatkan surplus underwriting senilai Rp62 miliar.
Realisasi itu tumbuh signifi kan sebab pada Maret 2016 surplus underwriting sektor ini tercatat hanya senilai Rp18 miliar.
Sebaliknya, sektor asuransi umum syariah justru mencatatkan penurunan surplus underwriting dari Rp65 miliar Maret 2016 menjadi Rp26 miliar.
Sektor reasuransi syariah pun mencatatkan surplus underwriting sebesar Rp4 miliar pada Maret 2017, turun dari Rp6 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Kepala Divisi Unit Bisnis Syariah PT Sun Life Financial Indonesia (Sun Life) Srikandi Utami mengatakan pihaknya selalu berupaya untuk meningkatkan realisasi surplus underwriting.
Menurutnya, pada tahun lalu pihaknya mencatatkan pertumbuhan realisasi surplus underwriting hingga mencapai kisaran 40% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Srikandi menjelaskan pihaknya pun dalam waktu dekat pihaknya akan segera membagikan surplus underwriting kepada tiga pihak, yakni untuk dana Tabarru&rsquo;, peserta dan kepada perusahaan.
Menurut dia, pembagian surplus underwriting itu juga menunjukkan keunggulan produk asuransi syariah kepada masyarakat.
Sementara itu, Managing Director Sharia PT Asuransi Allianz Life Indonesia Ronny Iskandar PT Asuransi Allianz Life Indonesia mengatakan pihaknya untuk pertama kali membagikan surplus underwriting dari realisasi kinerja pada tahun lalu.
Selama ini surplus itu belum pernah dibagikan kepada para peserta karena pihaknya ingin memastikan dana Tabarru&rsquo; yang terkumpul dari tahun ke tahun mencapai hasil yang maksimal terlebih dahulu.

 JAKARTA — Surplus underwriting sektor asuransi mengalami pertumbuhan pada kuartal I/2017 setelah pada akhir 2016 mengalami penurunan. 

Asuransi Syariah Surplus Underwriting Kembali Meningkat

Informasi Diunggah