SAMARINDA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendesak pemerintah untuk mendorong investasi di sektor hulu minyak dan gas bumi guna mengurangi defisit neraca perdagangan yang semakin melebar.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), defisit neraca perdagangan pada November 2018 sebesar US$2,05 miliar, terbesar selama 11 bulan berjalan tahun ini.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Energi, Minyak dan Gas Bumi Bobby Gafur Umar mengatakan bahwa saat ini ketergantugan impor energi yang tinggi menjadi penyebab defisit neraca perdagangan.
Indonesia, katanya, memiliki kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) sebesar 1,6 juta barel per hari (bph), tetapi produksi dalam negeri hanya berkisar 750.000—800.000 bph.
“Kalau dilihat, kami dari Kadin mengharapkan segera didorong untuk investasi di hulu migas. Permintaan [BBM] akan naik terus, sed...