Fokus pasar berjangka kali ini tertuju pada rilis data ekonomi China yang menunjukkan adanya pelemahan, tetapi di sisi lain juga menunjukkan sinyal stabilisasi yang siap dimulai.
Finna U. Ulfah [email protected]
Data tersebut secara luas menggambarkan p si permintaan komoditas yang menjadi fundamen- tal pergerakan harga. Melansir Bloomberg royek- , China mencatatkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang lebih rendah, yaitu hanya sebesar 6,2% pada kuartal pertama tahun ini, menjadi laju paling lambat sejak 1992.
Angka itu mencerminkan adanya permintaan yang melemah karena pertumbuhan ekspor dan impor yang merosot, sedangkan ekspansi kredit tetap bertahan.
Kendati demikian, angka PDB yang lemah akan memperkuat harapan adanya kebijakan stimulus dari China, yang kemungkinan akan mengangkat harga komoditas, terutama logam industri.