BREN

Bisnis, JAKARTA &mdash; PT Intraco Penta Tbk. memproyeksikan penjualan alat berat perseroan hingga akhir tahun ini terkoreksi sebesar 30%&mdash;50% dibandingkan dengan realisasi tahun lalu.Investor Relations Strategist Intraco Penta Ferdinand D. mengatakan bahwa lemahnya kinerja sektor pertambangan dan sektor perkebunan membuat permintaan alat berat turun.Dengan demikian, perseroan memproyeksikan penjualan alat berat tahun ini akan lebih rendah dibandingkan dengan realisasi tahun lalu yang tercatat sebanyak 930 unit dengan total penjualan senilai Rp1,86 triliun.&ldquo;Kami sudah prediksi memang lebih rendah, karena sejak akhir 2018 kami lihat pelemahan harga batu bara,&rdquo; ujarnya kepada Bisnis, Kamis (10/10).Kendati demikian, perseroan tidak hanya ingin mengandalkan penjualan alat berat, emiten berkode saham INTA tersebut juga mencoba untuk memasuki diversifikasi usaha.INTA melakukan diversifikasi produk guna memacu kinerja perseroan di tengah melemahnya penjualan alat berat.Melalui PT Pratama Wana Motor (PWM), anggota dari PT. Intraco Penta Wahana (IPW) bersama dengan Tata Motors Distribusi Indonesia (TMDI) mengumumkan secara resmi pembukaan dealer 3S (Sales, Service &amp; Spare parts) PT PWM.Eddy Rodianto, Direktur Keuangan INTA yang sekaligus menjabat sebagai Presiden Direktur (IPW) mengungkapkan bahwa pembukaan cabang, dealer, dan peluncuran model alat berat baru merupakan strategi INTA.&ldquo;Untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan yang beragam. Selain itu melalui strategi ini INTA berupaya mendongkrak penjualan melalui diversifikasi produk disaat penjualan sektor tambang dan batu bara sedang lesu,&rdquo; ujarnya kepada Bisnis, Rabu (9/10).Dia menjelaskan bahwa perseroan saat ini masih fokus pada pendekatan pasar dan pengenalan produk sehingga pendapatan dari penjualan Tata Motors masih belum dapat diproyeksikan.Dia menilai prospek penjualan mobil komersial memiliki peluang bisnis yang bagus, khususnya di daerah Kalimantan.Adanya rencana pemindahan ibu kota negara baru juga meningkatkan keyakinan perseroan terhadap kontribusi pendapatan dari segmen ini karena rencana pembangunan ibu kota negara diprediksi membutuhkan kendaraan komersial.&ldquo;Kami memiliki dealer yang berada di Balikpapan salah satu kota terdekat dengan rencana ibu kota negara baru,&rdquo; jelasnya.Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni, perseroan mencatatkan pendapatan Rp1,09 triliun atau lebih rendah 29,22% dibandingkan dengan pendapatan pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp1,54 triliun.Adapun, beban pokok pendapatan tercatat Rp933,31 miliar atau lebih rendah dari Rp1,30 triliun pada periode semester I/2018. Dengan demikian, laba kotor perseroan tercatat Rp164,96 miliar atau turun 28,92% dari Rp232,08 miliar.Perseroan berhasil menekan rugi bersih pada semester I/2019 yang tercatat senilai Rp52,52 miliar dari sebelumnya yang mencapai Rp110,15 miliar.Berdasarkan data Bloomberg, saham INTA ditutup naik 0,43% ke level Rp470 pada perdagangan kemarin, Kamis (10/10). Sepanjang tahun berjalan, saham melemah 3,69%. Kapitalisasi pasar tercatat Rp1,57 triliun. (Muhammad Ridwan)

Bisnis, JAKARTA — PT Intraco Penta Tbk. memproyeksikan penjualan alat berat perseroan hingga akhir tahun ini terkoreksi sebesar 30%—50% dibandingkan dengan realisasi tahun lalu.

Emiten Alat Berat : INTA Prediksi Penjualan Terpangkas 50%

Akses konten artikel berbayar ini

Info lanjut hubungi: 081234567890 / [email protected]

Informasi Diunggah