BREN

Harga minyak di pasar global mulai menunjukkan penguatan usai Arab Saudi menyatakan komitmennya untuk terus melanjutkan pemangkasan produksi.
Lukas Hendra lukas.hendra@bisnis.com 
Lantas, sejauh mana komitmen tersebut bisa melambungkan harga minyak di tengah terus bertambahnya pasokan dari Amerika Serikat? Pada, Selasa (13/6), pukul 16.28 WIB harga minyak Brent untuk pengiriman Agus tus naik 0,23 poin atau 0,48% men jadi US$48,52 per barel. Se men tara itu, harga minyak men tah WTI untuk pengiriman Juli naik 0,21 poin atau 0,46% ke level US$46,29 per barel.
Kenaikan harga minyak terjadi usai Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih memberikan pernyataan yang meyakinkan pasar bahwa pemang kasan produksi minyak yang dilakukan Organization of the Petroleum Exporting Coun tries (OPEC) dan sejumlah ne gara non-OPEC benarbenar terjadi.
Sebelumnya, seperti dikutip dari Reuters, rapat gabungan antara OPEC dan non-OPEC pada 25 Mei 2017 sepakat memperpanjang pemangkasan produksi sebesar 1,8 juta barel per hari (bph) sampai Maret 2018. Padahal awalnya, perpanjangan hanya akan di lakukan hanya sampai akhir tahun ini.
Perpanjangan hingga 2018 tersebut membuat pasar kece wa lantaran menumbuhkan eks pektasi yang terlampau ting gi. Selain itu, pasar belum men dapat gambaran secara detail bagaimana proses pemang kasan produksi yang di lakukan pada 2018.
Adapun anggota OPEC lain nya seperti Libya dan Nigeria di be baskan dari rencana pe mang kasan produksi oleh OPEC dan non-OPEC. Kemudian, tingkat kepatuhan beberapa negara lainnya dalam melaku kan pemangkasan produksi ju ga masih diragukan. Kedua hal tersebut dikhawatirkan bi sa menjadi hambatan dalam proses pemangkasan produksi.
&ldquo;Sekarang, harga minyak mentah naik karena didukung pembicaraan dari Arab Saudi. Menteri Energi Khalid Al-Falih mengatakan bahwa persediaan menurun dan penurunan [produksi] akan dipercepat dalam tiga minggu ke depan,&rdquo; seperti dikutip dari Reuters, Selasa (13/6).
Usai pernyataan tersebut, harga minyak terlihat mulai merangsek naik. Berdasarkan catatan Bloomberg, harga mi nyak mentah WTI sudah me ning galkan level US$50 per ba rel sejak 26 Mei 2017 atau usai digelarnya pertemuan OPEC dan non-OPEC.
Namun, sejak akhir pekan lalu, harga minyak WTI terus naik dari US$45,38 per barel hingga ke level US$46,29 per barel pada perdagangan kemarin pukul 16.28 WIB.
Begitu juga dengan minyak Brent yang sejak akhir pekan lalu sudah meninggalkan level US$47,58 per barel. Minyak Brent sempat menyentuh level US$54,24 per barel pada 24 Mei 2017 atau tepat sehari sebelum digelarnya pertemuan OPEC tersebut.
PRODUKSI AS 
Namun demikian, kenaikan harga tersebut masih dibayangi sentimen negatif dari AS. Data Badan Informasi Adaministrasi Energi (energy information ad mi nistration/EIA) AS yang di ke luarkan Senin (12/6), menun juk kan produksi minyak men tah AS pada bulan depan akan mengalami kenaikan 127.000 bph dibandingkan de ngan target produksi bulan ini.
Produsen minyak AS menargetkan produksi pada bulan ini mencapai 5,34 juta bph. Sementara itu, pada Juli, produksi diperkirakan mencapai 5,47 juta bph. Adapun, penyumbang terbesar peningkatan produksi minyak AS didukung oleh peningkatan produksi dari Blok Permian dan Eagle Ford yang akan naik masing- masing 65.000 bph dan 43.000 bph.
Selain itu, peningkatan produksi juga terjadi di Blok Niobarra, Bakken, Marcellus dan Utica. Adapun Blok Haynesville menjadi satu-satunya yang tidak mengalami peningkatan produksi pada bulan depan.
Kendati mencatatkan peningkatan produksi tertinggi, Blok Permian justru yang mencatatkan penurunan jumlah rig pengeboran sebesar 15 unit menjadi 602 rig dari posisi 617 rig pada bulan ini.
Sedangkan, Blok Utica akan menjadi blok yang mencatatkan penambahan rig pengeboran paling banyak, atau sebesar 12 unit menjadi 237 rig pada Juli dari 225 rig pada bulan ini. Selain itu, Blok Bakken mencatatkan kenaikan rig pengeboran sebanyak 1 unit menjadi 1.152 unit pada bulan depan.
Dengan sejumlah kondisi tersebut, akankah harga minyak mentah kembali menyentuh level US$50 per barel dalam jangka pendek?
Pergerakan Harga Minyak Mentah (US$ per barel)
Komoditas Brent COQ7
<table>
<tbody>
<tr>
<td>
06/01/2017
</td>
<td>
58,98
</td>
</tr>
<tr>
<td>
08/06/2017
</td>
<td>
47,86
</td>
</tr>
<tr>
<td>
Jun-17
</td>
<td>
48,48
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
&nbsp;
Komoditas WTI CLN7
<table>
<tbody>
<tr>
<td>
06/01/2017
</td>
<td>
57,21
</td>
</tr>
<tr>
<td>
08/06/2017
</td>
<td>
45,64
</td>
</tr>
<tr>
<td>
Jun-17
</td>
<td>
46,24
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
Sumber: Bloomberg
&nbsp;

 Harga minyak di pasar global mulai menunjukkan penguatan usai Arab Saudi menyatakan komitmennya untuk terus melanjutkan pemangkasan produksi. 

Harga Minyak Mampukah Sentuh Us$50 Per Barel?

Informasi Diunggah