BREN

JAKARTA &mdash; Pelaku usaha perunggasan tengah menjajaki ekspor bebek dan ayam usia sehari ke Malaysia setelah pemerintah negeri jiran itu menghentikan impor dari Prancis karena wabah flu burung.
Azizah Nur Alfi redaksi@bisnis.com
Ketua DPP Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) Ade Meirizal Zulkarnain mengatakan pihaknya telah menjajaki peluang ini sejak dua bulan lalu.
&ldquo;Peluang ini ada setelah Pemerintah Malaysia menghentikan impor DOD [Day Old Duck/bebek usia sehari] dari Prancis, karena negara tersebut terserang wabah Flu Burung. Tim calon buyer akan datang meninjau langsung pembibitan bebek di Bogor,&rdquo; tuturnya, Kamis (6/7/2017).
Himpuli menargetkan ekspor tahap awal sebesar 25.000 DOD per bulan, lalu meningkat jadi sekitar 600.000 DOD per tahun pada tahun kedua.
Perkiraan nilai ekspor awal DOD mencapai sekitar Rp2,4 miliar per tahun, dan diprediksi meningkat menjadi sebesar Rp5 miliar per tahun.
Adapun, untuk ayam lokal yang berasal dari pembibitan di Purwakarta, ekspor tahap awal ditargetkan sekitar 50.000 Day Old Chick (DOC) per bulan.
Nilai ekspor DOC diperkirakan sekitar Rp4 miliar per tahun.
Ade memasang target realisasi ekspor DOD dan DOC sebelum akhir tahun ini. Selain ke Malaysia, Himpuli juga sedang menjajaki ekspor karkas ayam kampung ke Singapura.
&ldquo;Jika terwujud ini menjadi terobosan dalam industri peternakan nasional, karena produk unggas lokal [ayam lokal dan itik] yang bisa bersaing di pasar global,&rdquo; imbuhnya.
Untuk bebek, rencana ekspor ini merupakan tindak lanjut dari meningkatnya produksi daging unggas itu di dalam negeri setelah pemerintah menutup keran impor dari Malaysia sejak 9 Maret 2017 akibat merebaknya wabah flu burung (Avian Influenza).
Pada momen puasa dan lebaran 2017, produksi daging bebek naik 11% dibandingkan dengan pada momen yang sama tahun lalu. Produksi sentrasentra peternakan mencapai sekitar 4.200 ton pada momen puasa dan lebaran 2017, sementara pada momen yang sama 2016, produksi tercatat 3.700 ton.
Ade menyampaikan seluruh produksi daging bebek itu terserap selama momen puasa dan lebaran.
FLU BURUNG
Dia berpendapat, penutupan keran impor daging bebek dari Malaysia sejak 9 Maret kemarin, memberikan dampak positif bagi usaha peternakan unggas rakyat. Permintaan daging bebek dalam negeri seketika naik, peternak lokal pun terpacu untuk meningkatkan produksi.
&ldquo;Stop impor meningkatkan gairah peternak lokal dan membuka peluang ekspor,&rdquo; kata Ade.
Himpuli memproyeksikan produksi daging bebek pada 2018 naik 15%. Rata-rata produksi daging bebek peternak lokal saat ini baru mencapai 45.000 ton per tahun, sementara kebutuhan nasional sekitar 75.000 ton per tahun.
Namun, Ade menegaskan peningkatan produksi ini dapat dicapai jika pemerintah tetap menutup keran impor daging bebek. Selain itu, pemerintah melalui regulasinya harus memberikan kemudahan usaha peternakan unggas lokal.
Pemerintah juga dianggap perlu memfasilitasi sarana pembibitan dan aspek hilir.
Selain itu, perlu digaungkan kampanye konsumsi daging unggas lokal.
&ldquo;Harapannya, pemerintah mengutamakan upaya peningkatan produksi dalam negeri,&rdquo; katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diamirta menyampaikan pihaknya telah melakukan rapat dengan komisi ahli terkait dengan penghentian impor daging bebek Malaysia dan perkembangan laporan bebas kasus flu burung di Malaysia.
Hasil dari rapat tersebut yakni Indonesia akan meminta laporan perkembangan dan penerapan biosecurity di dua Rumah Pemotongan Unggas (RPU) di Malaysia yang sudah pernah mengekspor daging bebek ke Indonesia.
Berdasarkan informasi tersebut, nantinya akan dilakukan kajian lanjutan. Kajian ini akan menentukan apakah secara teknis pembukaan daging bebek dapat dilakukan dengan tetap memperhatikan ketersediaan di dalam negeri.
&ldquo;Terkait dengan informasi kenaikan produksi yang disampaikan oleh HIMPULI, maka kami berharap agar informasi tersebut dapat disampaikan secara resmi kepada Dirjen PKH,&rdquo; tuturnya.
Menurutnya, peningkatan produksi daging bebek dalam negeri akan menjadi pertimbangan dalam pengambilan kebijakan membuka atau tetap menutup daging bebek dari Malaysia.
Produksi Daging Bebek (ton)
<table>
<tbody>
<tr>
<td>
2012
</td>
<td>
30,053
</td>
</tr>
<tr>
<td>
2013
</td>
<td>
32,129
</td>
</tr>
<tr>
<td>
2014
</td>
<td>
33,178
</td>
</tr>
<tr>
<td>
2015
</td>
<td>
34,854
</td>
</tr>
<tr>
<td>
2016
</td>
<td>
36,346
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
Sumber: Pusdatin Kementan BISNIS/TRI UTOMO

 JAKARTA — Pelaku usaha perunggasan tengah menjajaki ekspor bebek dan ayam usia sehari ke Malaysia setelah pemerintah negeri jiran itu menghentikan impor dari Prancis karena wabah flu burung. 

Industri Unggas Pengusaha Jajaki Pasar Malaysia

Informasi Diunggah