BREN

Penentuan lokasi dalam ruangan merupakan masalah yang tergolong pelik.
Tidak seperti penentuan lokasi di luar ruangan, ponsel pintar atau peranti genggam lainnya tidak dapat mengandalkan teknologi GPS untuk mengetahui lokasi pada suatu saat.
Gelombang radio yang digunakan oleh satelit penentu lokasi sukar menembus atap gedung.
Karena itu, para insinyur yang ingin mendeteksi lokasi seseorang dalam gedung seperti mal atau pusat perbelanjaan harus mencari solusi lain.
Beberapa solusi yang pernah diajukan adalah menggunakan gelombang radio, memanfaatkan penerima Wi-Fi dan Bluetooth yang sudah tertanam dalam semua ponsel pintar dewasa ini.
Namun, teknik ini memiliki kelemahan.
Peranti yang ingin memanfaatkan Bluetooth untuk menentukan lokasi harus bergantung pada sistem penanda (beacon) yang dipasang di dalam ruangan.
Tentunya sistem seperti ini hanya berguna bila beacon tersebut sudah ditanamkan dalam gedung. Alternatif lain, penentu lokasi berbasis Wi-Fi (WPS, Wi-Fi Positioning System) lebih menarik, karena memanfaatkan access point Wi-Fi yang sudah banyak dipasang untuk keperluan akses Internet. Sayangnya akurasi WPS ini lebih rendah dibandingkan penentu posisi berbasis Bluetooth, apalagi GPS.
Para peneliti dari Rice University, Amerika Serikat, mengajukan alternatif lain: penggunaan sensor akselerometer dan giroskop. Kedua sensor ini sebelumnya sudah banyak digunakan untuk mendeteksi pergerakan ponsel, dan secara tidak langsung pergerakan pemiliknya. Aplikasi pelacak kebugaran menggunakannya untuk menghitung kalori yang dibakar ketika berolahraga. Data akselerometer dan giroskop juga bisa digunakan untuk menghitung posisi seseorang, bila posisi terakhir (menggunakan metode lain seperti GPS) diketahui.
Sayangnya pada praktiknya penggunaan sensor gerakan ponsel ini susah diterapkan, karena data yang diperoleh relatif &lsquo;kotor&rsquo;. Sensor ponsel tidak hanya bisa mendeteksi pergerakan karena pemiliknya berjalan kaki, tetapi juga pergerakan ayunan tangan dan lengan. Data tambahan ini menyulitkan akurasi perhitungan lokasi.
Untuk memperbaiki akurasi perhitungan lokasi ini, tim yang terdiri dari Chen Luo, Anshuma Shrivastava, Juan Jose Gonzalez Espana, dan Krishna Palem menambahkan beberapa perbaikan.
Salah satunya adalah memanfaatkan informasi peta dalam perangkat lunak.
Perbaikan lain yang tidak kalah pentingnya adalah memperhitungkan pola pergerakan manusia. Mereka mencoba meramalkan pergerakan seseorang dengan memanfaatkan fakta bahwa manusia cenderung berjalan lurus. Dari fakta ini, serta data-data yang diperoleh dari sensor ponsel, tim peneliti dari Rice University ini bisa meramalkan posisi seseorang pada saat tertentu.
Menurut siaran pers dari Rice University, penerapan teknik ini paling tidak memiliki dua kelebihan.
Dari segi akurasi, teknik tersebut bisa dua kali lebih akurat dibandingkan GPS (di dalam ruangan), dengan konsumsi daya 27 kali lebih murah.
Hasil penelitian ini telah dipresentasikan pada bulan Maret 2017 lalu di konferensi Design, Automation, and Test in Europe (DATE) yang diselenggarakan di Lausanne, Switzerland. (k8)

 
Tidak seperti penentuan lokasi di luar ruangan, ponsel pintar atau peranti genggam lainnya tidak dapat mengandalkan teknologi GPS untuk mengetahui lokasi pada suatu saat. 

Inovasi Teknologi Solusi Penentu Posisi

Informasi Diunggah