BREN

Belajar dari gulung tikarnya gerai 7-Eleven diduga fase awal pertumbuhan, back leadership, dan kemampuan manajemen organisasi kurang mendukung growth.
HENDRIK LIM MBA PENULIS NEW GAMES NEW RESPONSE
Perseroan yang ingin terus maju dan sustain tidak bisa tidak harus memperhatikan dua faktor utama ini: growth dan stability. Fase pertumbuhan membutuhkan banyak sekali sumber.
Baik itu dari segi kapital, sumber daya manusia dan kemampuan manajemen organisasi maupun kecakapan strategi.
Hal ini penting agar proses pendakian tidak berhenti di tengah jalan. Dengan kata lain, pertumbuhan menuntut adanya stabilitas. Salah satu indikator yang paling mudah adalah stabilitas cash flow dan pakem leadership. Kalau arus kas tidak lancar, organisasi bisa kekurangan oksigen dan darah. Dia bisa mati tersengal-sengal kekurangan udara ketika sedang menanjak naik. Begitu juga dengan kemampuan leadership.
Perusahaan yang sedang tumbuh besar tidak bisa dikelola dengan kepemimpinan yang bertumpu pada figur individu. Jika dikelola dengan pakem ketokohan figur, maka organisasi akan keteteran. Jadi harus ada proses institusional.
Pembakuan sistem operasi manajemen.
Dengan begitu sistem operasi yang akan mengambil peran, bukan faktor karisma ketokohan individu semata.
Pertumbuhan dan stabilitas adalah dua sisi mata uang. Perseroan yang sudah melalui fase growing pain akan menemukan bentuk. Dia akan masuk pada fase stabil. Keadaan yang sering didambakan banyak orang: bisnis model sudah terbentuk, serta berbagai macam faktor kendali dan kendala bisnis sudah bisa diantisipasi. Dia bak kapal yang berlayar di laut yang tenang.
Di sinilah masalahnya! Ketenangan dan kenyamanan sering membuai dan akhirnya organisasi terlena. Itu sebabnya perlu diberi stimulan, growth. Dengan growth, organisasi menciptakan tambahan disrupsi. Riak dan gejolak yang dibawa suatu pertumbuhan akan membawa organisasi terjaga dan waspada.
Belajar dari gulung tikarnya gerai 7-Eleven kita bisa menduga, amat mungkin pada fase initial growth, back leadership, dan kemampuan manajemen organisasinya kurang mendukung pertumbuhan. Dengan demikian, banyak hal terjadi di luar kendali, sehingga dia gagal take off. Dia jatuh kandas sebelum mencapai orbit.
Kedai berantai- chain stores- yang sempat membuat banyak orang terpana, ketika memulai debutnya itu, laju pertumbuhannya kala itu boleh dibilang fenomenal. Betapa tidak, dia digadanggadang oleh Modern Group, yang punya banyak stok gerai eks Fuji Film. Gerainya pun ramai dan menjadi tempat tongkrongan favorit anak muda-gaul.
Namun, kini manajemen mengumumkan untuk berhenti operasi mulai Juli 2017, setelah menderita kerugian yang akut. Ia kehabisan nafas, tersengal-sengal di tengah proses pendakian.
TEKNIK PEMBELAJARAN
Teknik pembelajaran bisnis manajemen ada dua tipe. Pertama, organisasi belajar dari perseroan-peseroan yang maju dan mendunia. Pendekatan ini akan membesarkan hati, membuat kita penuh antusiasme menatap masa depan.
Dia bak hormon dopamin yang siap sedia mengantar kita ke puncak gunung, on the top of the world, melihat dari perspekif yang indah, serta penuh janji dan harapan masa depan.
Kedua, melihat perseroan yang terseok, lagi tertatih-tatih. Dengan kata lain, dalam periode perjuangan amat mungkin mereka sebelumnya adalah perseroanperseroan yang pernah mendatangkan kekaguman, lalu terlena. Kemudian masuk fase mati lunglai tak berdaya: Mereka kalah dalam gelanggang kompetisi dan dipaksa meninggalkan arena pertandingan.
Jika belajar dari peseroan yang maju, dia akan menstimulasi inspirasi, membuat mata kita berbinar-binar menatap masa depan. Sebaliknya, belajar dari perseroan (raksasa) yang kini terseok akan membuat organisasi alert, mawas diri dan terus berupaya meningkatkan kapasitas organisasi.
Belajar dari perseroan yang tersingkir itu ibarat organisasi masuk ke dalam lembah, sisi yang berseberangan dengan puncak gunung. Sisi lembah adalah kawah penempaan. In the process of making.
Adapun, jika pendekatan pembelajaran itu dari sisi keberhasilan alias dari sisi puncak gunung, corporate glory, maka teknik ini akan memberikan encouragement.
Kedua macam teknik pembelajaran tersebut, sama sama berguna dan amat penting. Dia ibarat dua sisi dari satu koin, elemen Ying dan Yang. Kombinasi ini akan menghasilkan dampak sebagai berikut: sisi lembah akan menguatkan kapasitas alias otot dan nadi organisasi.
Dengan begitu perseroan tidak jatuh terlena, dan yang lebih penting lagi, perseroan punya kesiapan-kapasitas tangkal- yang besar, ketika berhadapan dengan tantangan yang makin hari makin besar.
Dari sisi puncak gunung memberikan kita semangat untuk terus memacu inovasi dan menciptakan rekor-rekor baru pencapaian.
Apapun teknik pendekatan pembelajaran yang hendak dipakai, itu boleh dibilang masalah sekunder. Masalah primer adalah jangan sampai organisasi perseroan merasa tidak perlu belajar, ketika mereka sedang naik daun.

 Belajar dari gulung tikarnya gerai 7-Eleven diduga fase awal pertumbuhan, back leadership, dan kemampuan manajemen organisasi kurang mendukung growth. 

Kandas Sebelum Lepas Landas

Informasi Diunggah