BREN

Bisnis, JAKARTA &mdash; Sejumlah saham emiten anak badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di sektor konstruksi masih prospektif dan menjadi pilihan analis seiring dengan kinerja keuangan yang masih dalam tren positif.Annisa Sulistyo Rini annisa.sulistyorini@bisnis.com&nbsp;Berdasarkan data Bloomberg per 10 Oktober 2019, sejumlah saham anak BUMN tercatat melemah.Pelemahan paling besar dicatatkan oleh PT Phapros Tbk. (PEHA) dengan -54,63%. Disusul oleh PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC) yakni -40,24%.Adapun, saham anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), yakni PT Wika Bangunan Gedung Tbk. (WEGE) dan PT Wika Beton (WTON) mampu mencatatkan kinerja positif, yakni masing-masing naik 30% dan 20,21%. (lihat tabel) Dennies Christopher Jordan, Analis Artha Sekuritas mengatakan bahwa sejumlah saham emiten anak BUMN di sektor konstruksi masih prospektif, di antaranya adalah PT PP Presisi Tbk.(PPRE) dan WEGE. Dia berpendapat bahwa dari sisi bisnis, kedua emiten tersebut masih memiliki prospek yang cukup baik.&ldquo;Keduanya juga tidak terkena pengaruh dari efek pemilihan presiden lalu seperti induk usahanya,&rdquo; katanya saat dihubungi Bisnis, Kamis (10/10).Dennies menuturkan bahwa kinerja keuangan PPRE masih cukup baik dan berpotensi meningkat. Sepanjang semester I/2019, PPRE membukukan pendapatan bersih senilai Rp1,6 triliun. Jumlah tersebut meningkat 20% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp1,3 triliun.Kenaikan pendapatan tersebut mengerek peningkatan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 9,5% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp160 miliar.Margin kotor perseroan meningkat dari 23,3% menjadi 24,3%, margin usaha meningkat dari 20,9% menjadi 22%, dan margin earnings before interest, tax, depreciation and amortization (EBITDA) meningkat dari 28,6% menjadi 33,9%.Di pasar modal, saham PPRE ditutup pada level Rp316 pada perdagangan kemarin, Kamis (10/10). Sepanjang tahun berjalan, saham PPRE melemah tipis 0,63%.Sementara itu, meskipun pendapatan WEGE turun pada semester I/2019, laba bersihnya masih cukup stabil.Berdasarkan laporan keuangan, WEGE membukukan laba bersih Rp181,60 miliar pada semester I/2019 atau naik 0,29% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pendapatan Rp2,15 triliun. Jumlah itu turun 10,41% dari Rp2,40 triliun per 30 Juni 2018.PROSPEK POSITIFSementara itu, dalam laporan MNCS Compendium V, MNC Sekuritas memiliki pandangan positif atas prospek pertumbuhan kinerja keuangan WEGE yang ditopang oleh potensi realisasi dari beberapa kontrak baru yang masih dalam masa tender.Dalam pipeline projects kontrak baru WEGE pada proyeksi 2019, baik yang telah didapatkan maupun yang masih dalam proses tender, sebesar 40%-42% merupakan fasilitas publik, seperti rumah sakit, sekolah/universitas, pusat olahraga, dan bandara.Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan anggaran pendidikan dan kesehatan yang masing-masing naik 10,90% secara tahunan menjadi Rp492,5 triliun dan Rp123,1 triliun dalam APBN 2019.&ldquo;Kami menilai seiring dengan meningkatnya keinginan dan kebutuhan fasilitas publik, WEGE memiliki ruang untuk mempertahankan kontrak yang akan didapatkan,&rdquo; mengutip laporan MNC Sekuritas, Kamis (10/10).Saat ini, WEGE masih dalam proses tender dengan nilai proyek senilai Rp6 triliun hingga Rp7 triliun. Perseroan membidik kontrak baru senilai Rp11,98 triliun sepanjang tahun ini.MNC Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli untuk WEGE dengan target harga Rp410 yang mencerminkan price earning/price book value (PE/ PBV) 8,25 kali/1,55 kali pada 2019 dan 7,39 kali/1,31 kali pada 2020.Risiko yang berpotensi menghambat pertumbuhan kinerja antara lain kemungkinan kontrak baru pada 2019 di bawah target dan penundaan pembayaran proyek yang berpotensi menganggu arus kas perseroan.Senior Vice President Royal Investium Sekuritas Janson Nasrial mengatakan tahun depan seharusnya menjadi tahun baik untuk sektor konstruksi serta perbankan. Pasalnya, setelah pelantikan presiden pada 20 Oktober 2019, pemerintah diproyeksikan mempercepat kelanjutan programprogram inti, khususnya infrastruktur yang alokasinya dua kali lipat dari pemerintahan 10 tahun sebelumnya.&ldquo;Ini katalis untuk sektor konstruksi dan pendukung konstruksi,&rdquo; katanya.Janson memilih PT Waskita Beton Precast Tbk. atau WSBP sebagai emiten anak BUMN pilihan. Selain itu, dia berpendapat kebijakan bunga rendah yang sudah 3 kali turun mulai dirasakan efeknya pada kuartal IV/2019.PILIH-PILIH SAHAM ANAK BUMNSejumlah saham emiten anak usaha BUMN di sektor konstruksi masih menjadi pilihan analis. Berdasarkan data Bloomberg per 10 Oktober 2019, dua anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. masih mencatatkan kinerja positif. Saham PT Wika Bangunan Gedung Tbk. (WEGE) masih mencatatkan kenaikan 29,17%. Begitu juga dengan PT Wika Beton Tbk. (WTON) yang menguat 20,21%.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;Kinerja Saham Emiten Anak BUMN Sepanjang 2019 (%)<table><tbody><tr><td>GMFI</td><td>-13,89</td></tr><tr><td>PPRO</td><td>-17,09</td></tr><tr><td>PEHA</td><td>-54,63</td></tr><tr><td>WEGE</td><td>30</td></tr><tr><td>WSBP</td><td>-15,43</td></tr><tr><td>PPRE</td><td>-0,63</td></tr><tr><td>WTON</td><td>20,21</td></tr><tr><td>ELSA</td><td>-7,56</td></tr><tr><td>IPCC</td><td>-40,24</td></tr></tbody></table>Sumber: Bloomberg, diolah&nbsp; BISNIS/YAYAN INDRAYANA

Bisnis, JAKARTA — Sejumlah saham emiten anak badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di sektor konstruksi masih prospektif dan menjadi pilihan analis seiring dengan kinerja keuangan yang masih dalam tren positif.

Kinerja Anak Usaha BUMN : Saham Emiten Konstruksi Prospektif

Akses konten artikel berbayar ini

Info lanjut hubungi: 081234567890 / [email protected]

Informasi Diunggah