BREN

JAKARTA &mdash; Sejumlah bank belum mampu mencetak kenaikan laba hingga paruh pertama pada tahun ini lantaran terhadang kenaikan beban operasional yang cukup tinggi. Bahkan, ada bank yang masih mencatatkan penurunan laba.
Ropesta Sitorus ropesta.sitorus@bisnis.com
Salah satunya PT Bank Bukopin Tbk. yang secara konsolidasi membukukan penurunan laba sebesar 14% pada semester I/2017 menjadi Rp499,63 miliar jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp581,15 miliar.
Secara individu, Bank Bukopin mencatatkan penurunan laba 12,7% dari Rp554,32 miliar menjadi Rp483,45 miliar.
Penurunan tersebut antara lain karena turunnya laba operasional menjadi Rp591,32 miliar dari sebelumnya Rp690,48 miliar.
&ldquo;Penurunan ini karena ekspansi kredit yang belum optimal sehingga LDR [loan to deposit ratio] bank BBKP rendah sekitar 70%. Karena LDR rendah, artinya DPK [dana pihak ketiga] naiknya dua digit sedangkan kredit di bawah 1% sehingga beban bunga naik,&rdquo; kata Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardy kepada Bisnis, Senin (31/7).
Secara umum, terlihat ada peningkatan beban yang membuat pendapatan dan laba operasional emiten bersandi BBKP tersebut menjadi tergerus.
Bank publik itu mencatat kenaikan beban bunga dalam denominasi rupiah sebesar 11,1% atau Rp304,15 miliar menjadi Rp3,04 triliun. Namun, pada waktu yang sama pendapatan bunga hanya naik 3,99% atau Rp166,61 miliar menjadi Rp4,33 triliun.
Ada kenaikan pada pendapatan nonbunga yang disumbang oleh pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) dari periode sebelumnya Rp55,42 miliar menjadi Rp248,89 miliar. Selain itu, ada kenaikan pendapatan dari sisi keuntungan transaksi spot dan derivatif serta dari pos pendapatan lainnya.
Namun, kenaikan pendapatan pada pos nonbunga diikuti oleh peningkatan beban biaya, seperti kerugian penurunan nilai aset keuangan untuk kredit, beban komisi/provisi/fee dan administrasi serta beban promosi, dan beban lainnya.
&ldquo;Faktor kedua yang membuat laba turun karena meningkatnya kredit bermasalah sehingga kami harus menambah CKPN,&rdquo; ujar Glen.
Sepanjang enam bulan pertama tahun ini, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross Bank Bukopin tercatat naik ke level 4,6% dari periode sebelumnya 3,51%.
Sementara itu, PT Bank Mega Tbk. pada semester I/2017 mencatatkan pertumbuhan laba meskipun tipis 5,29% menjadi Rp568,51 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp539,93 miliar.
&ldquo;Pencapaian laba ini dikontribusi oleh peningkatan bunga bersih dan fee based income,&rdquo; kata Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib lewat keterangan tertulis, Senin (31/7).
Apabila dilihat lebih detail, pendapatan bunga bersih Bank Mega tercatat naik 6,7% menjadi Rp1,82 triliun disertai kenaikan pendapatan operasional nonbunga sebesar 6,2% ke posisi Rp985,62 miliar.
Akan tetapi, pendapatan operasional tersebut sedikit tergerus oleh kenaikan beban operasional nonbunga, terutama untuk beban komisi/provisi/fee dan administrasi, serta beban lain seperti tenaga kerja, promosi dan beban lainnya.
Meski dinilai tidak terlalu signifikan, total beban nonbunga bank berkode saham MEGA itu mencatatkan kenaikan 3,17% menjadi Rp2,11 triliun.
KENDALIKAN BIAYA
Sebaliknya, PT Bank OCBC NISP Tbk. justru meraup pertumbuhan laba bersih di atas 20% yang didorong oleh pengendalian beban atau biaya.
Dalam laporannya, OCBC NISP membukukan capaian laba Rp1,1 triliun, naik 24% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp914 miliar.
Kenaikan laba ini terutama didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 11% menjadi Rp2,9 triliun dari posisi Rp2,6 triliun pada Juni 2016.
&ldquo;Kalau dilihat, pertumbuhan biaya operasional kami lebih rendah ketimbang pertumbuhan pendapatan operasional,&rdquo; ujar Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja.
Sementara itu, PT Bank CIMB Niaga Tbk. mencatatkan pertumbuhan laba bersih individual yang cukup signifikan hingga semester I/2017, yakni 94,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp1,37 triliun.
Secara konsolidasi, laba perseroan dan anak usahanya tercatat mencapai Rp1,38 triliun atau tumbuh 87,5% dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M. Siahaan mengatakan pertumbuhan laba yang tinggi tersebut ditopang oleh peningkatan laba operasional, terutama dari pendapatan bunga.
&ldquo;Pendapatan operasional kami bertumbuh sebesar 6,3% secara yoy dengan biaya yang terkendali dengan baik yang hanya tumbuh 2,3% yoy,&rdquo; katanya.
Laba operasional perseroan tumbuh 93,4% ke level Rp1,83 triliun. Pemicunya yakni kenaikan pendapatan bunga bersih ke level Rp6,018 triliun atau tumbuh 8,6% dari periode sebelumnya Rp5,54 triliun.
Sejalan dengan itu, pendapatan operasional selain bunga seperti komisi/provisi/fee dan administrasi, serta keuntungan penjualan aset keuangan berupa surat berharga juga naik 10,4% ke level Rp1,99 triliun.
Emiten bersandi BNGA tersebut juga mampu menekan beban operasional dari periode sebelumnya Rp6,39 triliun menjadi Rp6,17 triliun.

 JAKARTA — Sejumlah bank belum mampu mencetak kenaikan laba hingga paruh pertama pada tahun ini lantaran terhadang kenaikan beban operasional yang cukup tinggi. Bahkan, ada bank yang masih mencatatkan penurunan laba. 

Kinerja Bank Kenaikan Beban Biaya Tekan Laba

Informasi Diunggah