BREN

JAKARTA &mdash; Sektor manufaktur menghadapi tantangan stagnasi permintaan domestik yang terlihat dari kelesuan pabrikan menjelang Lebaran.
N. Nuriman Jayabuana redaksi@bisnis.com
Sektor manufaktur Indonesia terkontraksi untuk pertama kalinya dalam empat bulan terakhir.
Nikkei Indonesia Manufacturing Purchasing Managers&rsquo; Index (PMI) pada Juni berada di angka 49,5 dari sebelumnya 50,6 pada Mei.
Indeks di atas 50 mengindikasikan ekspansi manufaktur. Sebaliknya, indeks di bawah 50 menandakan sektor manufaktur tengah mengalami penurunan performa.
Penurunan permintaan pasar domestik berbanding terbalik dengan peningkatan permintaan produk manufaktur dari luar negeri.
Sejumlah pabrikan merasakan kenaikan permintaan dari pasar ekspor, termasuk pelaku industri keramik.
Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia Elisa Sinaga memperkirakan permintaan keramik di pasar domestik tahun ini sulit untuk tumbuh dua digit dibandingkan dengan tahun lalu.
Sebab sektor properti nasional belum begitu menggeliat seperti yang diharapkan.
Tapi menurutnya, perbaikan sektor properti dari negara-negara tujuan ekspor di Asean dapat menjadi harapan penumpu penjualan. &ldquo;Untuk pasar domestiknya mungkin baru bisa membaik pada kuartal ketiga keempat, biasanya berbarengan dengan pengerjaan proyek properti berjalan,&rdquo; ujar Elisa kepada Bisnis, Selasa (4/7).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor produk keramik pada Mei 2017 mencapai US$31,4 juta, atau naik 7,68% dibandingkan dengan April 2017. Adapun, Nilai ekspor keramik periode Januari&mdash;Mei 2017 tercatat senilai US$148,06 juta, atau meningkat 7,76% yoy dibandingkan dengan periode Januari&mdash;Mei 2016 senilai US$137,4 juta.
Ekspor keramik dapat semakin terdongkrak bila harga produk di negara tujuan kompetitif. Untuk itu, pemerintah perlu memastikan struktur biaya yang ditanggung industri semakin efisien. Salah satu komponen biaya yang masih dirasa terlalu tinggi bagi pabrikan keramik adalah harga gas. Gas bagi industri keramik masih berkisar di level US$8&mdash;US$12 per MMbtu.
Angka itu masih jauh di atas janji pemerintah senilai US$6 per Mmbtu untuk industri strategis.
PABRIKAN SEPATU
Pabrikan sepatu juga merasakan adanya kenaikan permintaan dari pasar ekspor. Sekjen Asosiasi Persepatuan Indonesia Binsar Marpaung yakin permintaan global terhadap produk alas kaki selalu paralel dengan prospek pertumbuhan ekonomi global.
Binsar memperkirakan pertumbuhan permintaan dari pasar ekspor mampu mendekati dua digit pada semester kedua. &ldquo;Ekspor footwear itu pasti naik terus setiap tahun, tinggal kenaikannya itu lebih baik apa lebih lambat. Saya berharap ekspor footwear tahun ini bisa melebihi proyeksi pertumbuhan kita, mudah mudahan bisa mendekati dua digit,&rdquo; ujar Binsar kepada Bisnis, Selasa (4/7).
Indonesia diuntungkan dengan upah yang relatif lebih murah dibandingkan dengan negaranegara basis produksi sepatu lain.
Menurutnya, upah tenaga kerja pabrikan sepatu Indonesia hanya sedikit lebih tinggi dari Kamboja dan Vietnam.
Hanya saja, industri alas kaki di Indonesia masih belum mendapat kemudahan dalam memperoleh bahan baku kulit. Akibatnya, produksi sepatu bisa terganggu mana kala negara asal mulai membatasi produksi bahan baku.
&ldquo;Kita itu sangat bergantung sekali dengan bahan baku impor. Itu juga yang membuat daya saing masih di bawah Vietnam dan Kamboja,&rdquo; ujar dia.
BPS mencatat nilai ekspor sepatu senilai US$465,1 juta pada Mei 2017, atau naik 16% dibandingkan dengan bulan sebelumnya senilai US$400,7 juta. Ekspor sepatu periode Januari&mdash;Mei 2017 senilai US$2,06 miliar, atau naik 5,16% dibandingkan dengan periode Januari&mdash;Mei tahun lalu senilai US$1,95 miliar.
Sepatu pabrikan domestik yang diekspor masih didominasi oleh produk sepatu olahraga. Nilai ekspor sepatu olahraga pada Mei 2017 tercatat senilai US$252,36 juta, atau naik 8,16% dibandingkan dengan bulan sebelumnya senilai US$233,33 juta.

 JAKARTA — Sektor manufaktur menghadapi tantangan stagnasi permintaan domestik yang terlihat dari kelesuan pabrikan menjelang Lebaran. 

Kinerja Manufaktur Domestik Lesu, Ekspor Menggeliat

Informasi Diunggah