JAKARTA — Perdagangan minyak West Texas Intermediate menguat karena investor menilai bahwa langkah OPEC dan sekutunya bisa menguatkan pasar seiring dengan pertumbuhan produksi minyak shale oil di AS.
Analis Komoditas di UBS Group AS Giovanni Staunovo mengungkapkan bahwa saat ini pasar dalam kondisiwait-and-see, mengenai kemungkinan penurunan pasokan dari AS.
“Pasar minyak akan makin mengetat dengan ekspektasi bearish untuk beberapa bulan ke depan karena produksi Iran dan Venezuela diperkirakan semakin anjlok,” ujar Staunovo, dilansir dari Bloomberg, Senin (17/12).
Pada perdagangan Senin (17/12), harga minyak WTI naik tipis 0,38 poin atau 0,74% menjadi US$51,58 per barel. Harga WTI menurun 15,20% sepanjang 2018 berjalan. Adapun, harga Brent naik 0,60 poin atau 1% menjadi US$60,88 per barel. Harga turun 9,5% year-to-date.
Pasar masih mengkhawati...