BREN

LUMBUNG PANGAN DI MERAUKE Grup Korindo Akan Masuk Bisnis Beras
BOVEN DIGOEL, Papua &mdash; Grup Korindo, perusahaan perkebunan dan kehutanan asal Korea Selatan, tertarik untuk masuk ke lini bisnis budi daya padi di Papua.
Dara Aziliya <a href="mailto:dara.aziliya@bisnis.com">dara.aziliya@bisnis.com</a>
Eksekutif Direktur Korindo Yi Jong Myeong menyampaikan, minat perusahaan tersebut untuk masuk ke bisnis beras muncul setelah ada dukungan besar dari Pemerintah Indonesia untuk menjadikan Merauke, Papua sebagai lumbung pangan nasional. Selama ini, Merauke telah menjadi basis operasional perusahaan tersebut.
&ldquo;Kami tahun ini sudah melakukan uji coba 100 hektare lahan di kawasan lumbung pangan yang disediakan pemerintah provinsi.
Targetnya bisa mengembangkan sampai 10.000 hektare sawah di lokasi itu,&rdquo; katanya di Asiki, Merauke, Kamis (20/10).
Saat ini, Korindo memiliki tujuh entitas perkebunan di Merauke dan Boven Digoel dengan luas total konsesi 149.000 ha.
Myeong menjelaskan, lahan sawah uji coba seluas 100 hektare tersebut telah dikembangkan setahun terakhir. Bahkan, lahan tersebut telah berhasil memproduksi beras dengan produktivitas 4 ton per hektare.
Anak perusahaan yang kelak mengelola sawah yaitu PT Indo Sawah Lestari (ISL) yang belum lama ini dibentuk.
Kendati demikian, uji coba tersebut dilakukan dengan sistem pengelolaan manual sehingga masih dapat dioptimalkan melalui skema mekanisasi.
Menurutnya, saat ini status lahan seluas 10.000 hektare yang akan dikembangkan oleh Korindo masih diproses oleh pemerintah daerah setempat.
Dengan sistem pengelolaan yang modern, Jong Myeong menuturkan, pihaknya berharap agar produktivitas padi dapat lebih tinggi. &ldquo;Kami targetkan itu bisa ditanam tiga kali dalam satu tahun,&rdquo; ujarnya.
Dia mengaku, sambil menunggu kejelasan status lahan oleh pemerintah, Korindo tengah memperhitungkan proyeksi nilai investasi yang akan digelontorkan untuk proyek tersebut.
Menurutnya, jika nanti mulai berproduksi, Korindo akan menjajaki ekspor beras ke negara-negara tetangga.
Jong Myeong pun menyebut salah satu kendala dalam mengembangkan sawah di Merauke adalah keterbatasan sumber air.
Untuk menarik swasta masuk ke bisnis beras, pemerintah patut mempertimbangkan untuk membangun infrastruktur sumber air.
KORPORASI LAIN
Sementara itu, sejumlah pemain besar sektor agribisnis Tanah Air disebut-sebut akan terlibat langsung mengelola komoditas tanaman pangan di Merauke. Pemerintah Kabupaten Merauke mencatat beberapa anak perusahaan Grup Rajawali dan Wilmar sedang menjajaki investasi pertanian di wilayah tersebut.
Sebagaimana diketahui, pemerintah pusat dan daerah tengah merintis Merauke menjadi lumbung pangan nasional dengan target luasan sawah mencapai 1,2 juta ha.
Staf Ahli Bupati Merauke Bidang Ekonomi dan Keuangan Thiasoni Betaubun menyampaikan, kendati sudah lama diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, proyek 1,2 juta ha sawah tersebut belum masif dikelola oleh swasta.
&ldquo;Perusahaan-perusahaan Rajawali, Wilmar, itu mereka awalnya mengajukan izin untuk menanam tebu, tetapi ternyata komoditas itu tidak cocok ditanam di sini. Sekarang kami dorong untuk menanam padi, jadi izin yang mereka sudah ada itu hanya dialihkan saja,&rdquo; ungkap Thiasoni.
Menurutnya, perusahaan-perusahaan itu telah menyambut baik usulan pemerintah untuk dapat mengembangkan komoditas tanaman pangan untuk menjadikan Merauke sebagai lumbung pangan. Saat ini, Merauke telah dapat memenuhi kebutuhan sendiri dan telah mampu memasok beras ke tujuh kabupaten lain di Papua.
Thiasoni menyampaikan, di kawasan 1,2 juta ha itu sudah berkembang lahan sawah 400 hektare dengan kerja sama antara pemda dan TNI.
Dia menyebut, kelak sektor pangan dan pertanian akan kian berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi kabupaten itu. Sektor pangan dan pertanian berkontribusi hingga 70% pada pendapatan produk domestik bruto (PDB) Kabupaten Merauke.
&ldquo;Seperti Rajawali dan Wilmar yang masuk ke komoditas padi, seluruh investor barunya juga akan kami arahkan ke padi. Grup Rajawali itu misalnya, mereka sudah sepakat untuk mengembangkan padi karena di konsesi mereka sebelumnya sudah dekat sumber airnya.&rdquo; Selain mendorong pemain-pemain besar dan investor baru ikut mengembangkan padi, Pemerintah Kabupaten Merauke pun akan mengarahkan investor untuk masuk ke sektor pertanian.
Menurut catatan Pemda, sedikitnya enam perusahaan tak kunjung merealisasikan investasi meski telah beberapa tahun memperoleh izin usaha. Saat ini, keenam perusahaan tersebut sudah diberi surat peringatan. Jika tidak segera merealisasikan investasi, izin enam perusahaan itu akan segera dicabut.
&ldquo;Jadi yang enam ini kalau tidak realisasi segera, izinnya kita cabut. Kami harapkan mereka ikut masuk ke pangan. Sebelumnya itu izin investasinya untuk usaha kelapa sawit dan HTI [hutan tanaman industri].&rdquo;
Profil Grup Korindo
<table>
<tbody>
<tr>
<td>
1969 Berdiri di Indonesia dengan bisnis hardwood
</td>
</tr>
<tr>
<td>
1979 Masuk bisnis plywood/veneer
</td>
</tr>
<tr>
<td>
1984 Masuk bisnis kertas koran
</td>
</tr>
<tr>
<td>
1993 Masuk industri kehutanan
</td>
</tr>
<tr>
<td>
1995 Masuk bisnis perkebunan kelapa sawit
</td>
</tr>
<tr>
<td>
2016 Menjajaki bisnis tanaman pangan dan pembangkit listrik biomassa
</td>
</tr>
<tr>
<td>
Unit Bisnis:
</td>
</tr>
<tr>
<td>
*PT Tunas Sawaerna (Perkebunan)
</td>
</tr>
<tr>
<td>
*PT Berkat Cipta Abadi (Perkebunan)
</td>
</tr>
<tr>
<td>
*PT Dongin Prabhawa (Perkebunan)
</td>
</tr>
<tr>
<td>
*PT Papya Agro Lestari (Perkebunan)
</td>
</tr>
<tr>
<td>
*PT Indo Sawah Lestari (Pertanian)
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
Struktur kepemilikan 100% PMDN
Wilayah operasional Kabupaten Merauke dan Kabupaten Boven Digoel, Papua
Bisnis/Ilham Nesabana Sumber: Berbagai sumber, diolah.

 
BOVEN DIGOEL, Papua — Grup Korindo, perusahaan perkebunan dan kehutanan asal Korea Selatan, tertarik untuk masuk ke lini bisnis budi daya padi di Papua. 

Lumbung Pangan di Merauke Grup Korindo Akan Masuk Bisnis Beras

Informasi Diunggah