BREN

MASALAH PERKOTAAN Pengembang Harus Berperan Urai Macet
JAKARTA &mdash; Pembangunan proyek properti oleh pengembang seharusnya turut berperan dalam mengurai kemacetan kota, di antaranya membuat efek positif yang mendorong masyarakat menggunakan moda transportasi umum.
Ketua Dewan Transportasi Jakarta Ellen S.W. Tangkudung mengatakan, saat ini baru 20% perjalanan masyarakat di Jakarta yang menggunakan transportasi umum. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan pada 2030 angka tersebut melaju pada 60%.
Ellen mengingatkan, untuk mencapai target tersebut, pengembang sebaiknya berhenti menggunakan iklan yang menawarkan kemudahan transportasi jalan pribadi seperti jalan tol. Namun, mulai mengubahnya menjadi ajakan untuk lebih memanfaatkan moda transportasi umum yang ada.
&ldquo;Saya mengalami sendiri, dahulu koridor T.B. Simatupang sebelum ada jalan tol tidak pernah semacet sekarang.
Nah, yang terjadi sekarang baru keluar rumah saja sudah disuguhi pemandangan mobil yang antre untuk mengambil jalan,&rdquo; katanya dalam diskusi Dampak Transportasi Massal terhadap Properti, Kamis (20/10).
Saat ini, pemprov mencatat sudah ada 950 unit Trans-Jakarta yang melayani perjalanan masyarakat sehari-hari. Ke depan, target pemerintah bukan lagi menambah jumlah armada, melainkan mencapai jarak tempuh dalam waktu singkat.
SINKRONISASI
Ellen memberi contoh, pemprov akan mengupayakan perjalanan 30 menit untuk jalur Rawa Buaya&mdash;Harmoni dan Harmoni&mdash;Grogol dalam rancangan ke depan.
Ahli tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Joga menilai, target tersebut dapat dicapai jika sinkronisasi antara pengembang dan pemerintah berkelanjutan. Selama ini yang terjadi hubungan kedua pemangku kepentingan tersebut hanya pada saat pengurusan perizinan.
Padahal, tuturnya, dalam merancang rencana detail tata ruang atau RDTR yang dilakukan setiap lima tahun sekali harus melibatkan seluruh aspek dan pihak terutama pengembang. Belum lagi, jika revisi RDTR dilakukan secara mendadak.
&ldquo;Hal itu yang terjadi saat ini. Saat pemerintah ditunjuk menjadi tuan rumah Asian Games 2018 nanti, mau tidak mau pembangunan Wisma Atlet Kemayoran dikebut. Padahal RDTR belum mendukung ke sana,&rdquo; kata Nirwono.
Dia menambahkan, dampak ke depannya Kemayoran akan menjadi kawasan macet baru karena telah melanggar hukum RDTR. Akibatnya mengupayakan secara revisi mendadak Pemprov DKI guna mengantisipasi persiapan infrastruktur dan moda transportasi bagi warga yang akan menempati 10 menara selepas Asian Games.
Sementara itu, Managing Director Synthesis Development Julius Warouw mengatakan, upaya mengajak masyarakat untuk menggunakan transportasi umum sebagai solusi pintar.
Julius menuturkan, Synthesis dalam setiap mengembangkan produknya tidak lepas dari visi memudahkan warga yang tinggal dalam mendapatkan transportasi. (Ipak Ayu H.N.)

 
JAKARTA — Pembangunan proyek properti oleh pengembang seharusnya turut berperan dalam mengurai kemacetan kota, di antaranya membuat efek positif yang mendorong masyarakat menggunakan moda transportasi umum. 

Masalah Perkotaan Pengembang Harus Berperan Urai Macet

Informasi Diunggah