BREN

Proses pemilihan calon anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan periode 2017&mdash;2022 sudah mengerucut dan memasuki babak akhir.
Melalui Surat Presiden Nomor R-18/Pres/03/2017 Tanggal 22 Maret 2017, Presiden Joko Widodo telah menetapkan 14 nama calon Dewan Komisioner (DK) OJK, di mana hari ini akan memulai proses uji kelayakan dan kepatutan di Senayan.
Ada 14 kandidat yang bakal disaring di parlemen, yaitu Wimboh Santoso dan Sigit Pramono untuk posisi ketua merangkap anggota.
Nah, salah satu kandidat ketua yang tak lolos, masih dimungkinkan untuk menempati kursi lain di jajaran DK OJK.
Sementara itu, Agus Santoso dan Riswinandi bakal bersaing untuk memperebutkan posisi Wakil Ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap anggota.
Adapun, Heru Kristiyana dan Agusman, bakal bersaing untuk posisi Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan.
Selanjutnya, posisi Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, diperebutkan oleh Nurhaida dan Arif Baharudin.
Untuk posisi Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya, Edy Setiadi bakal bersaing dengan Hoesen, sedangkan posisi Ketua Dewan Audit diperebutkan oleh Haryono Umar dan Achmad Hidayat.
Berikutnya, Tirta Segara dan Firmanzah, bakal bersaing ketat untuk memperebutkan kursi anggota yang membidangi Edukasi dan Perlindungan Konsumen.
Dari hasil penyaringan itu, nantinya, Presiden akan menetapkan tujuh nama sebagai Anggota DK OJK periode 2017-2022 yang pelantikannya akan dilakukan pada 21 Juli 2017. Masa jabatan anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan akan habis pada 23 Juli 2017.
Tahapan seleksi calon DK OJK melalui enam tahapan, yaitu tahap administrasi, rekam jejak, masukan dari masyarakat, penilaian makalah, tes kepribadian, dan kesehatan hingga wawancara. Artinya, 14 kandidat tersebut sudah melalui seleksi yang sangat ketat.
Harian ini menilai ketatnya seleksi menjadi cerminan dari besarnya harapan dan tanggung jawab yang dibebankan kepada DK OJK jilid II. Ketatnya seleksi juga tercemin dari banyaknya peminat, yang mencapai lebih dari 800 pelamar. Semuanya punya kompetensi yang layak yang semestinya tidak perlu diragukan lagi.
Kini, nasib industri keuangan dan pasar modal mendatang ada di tangan para politikus di Senayan.
Harian ini berharap politikus mampu memilih DK OJK yang bakal menjadi The Dream Team hingga 5 tahun mendatang.
Sebanyak 255 juta penduduk mempercayakan kepada sekitar 50 anggota Komisi XI DPR untuk memilih calon dewan komisioner yang dapat membawa industri keuangan dan pasar modal memberikan kontribusi yang lebih nyata bagi perekonomian nasional.
Sebagai gambaran, hingga Maret 2017, aset industri keuangan nonbank mencapai Rp1.982,46 triliun dengan jumlah pelaku mencapai 1.093 perusahaan.
Sementara itu, aset industri perbankan hingga April tahun ini mencapai Rp6.507 triliun, pengumpulan dana pihak ketiga Rp4.788 triliun, dan penyaluran kredit sebesar Rp4.414 triliun.
Adapun, di pasar modal, kapitalisasi pasar saham hingga Mei sebesar Rp6.215,76 triliun dengan jumlah emiten sebanyak 543 perusahaan terbuka, sedangkan total emisi obligasi dan sukuk sudah mencapai Rp328,09 triliun &amp; US$67,5 juta.
Potensi untuk membiakkan dana di pasar saham dan obligasi masih sangat terbuka luas jika merujuk Indonesia, yang disebut-sebut sebagai salah satu macan Asia.
Sayangnya, persoalan di pasar modal masih saja klasik, yaitu basis investor di Tanah Air yang masih saja mini jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga.
Padahal di negeri jiran, jumlah penduduknya jauh lebih sedikit ketimbang Indonesia. Ada setumpuk PR besar yang menunggu diselesaikan oleh wajah-wajah baru di OJK Sementara itu, tantangan industri keuangan ke depan tidaklah semakin surut karena dinamika perekonomian global yang selalu dinamis&mdash;kebetulan saat ini ekonomi sedang berjalan tertatih-tatih seiring dengan ketidakpastian pemulihan ekonomi. Potensi perbankan dan industri keuangan nonbank jelas masih besar dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia.
Akan tetapi, kejahatan keuangan juga semakin kompleks, seperti halnya pengaduan atau laporan yang masuk ke meja Satgas Waspada Investasi tak kunjung surut. Ada juga tantangan untuk menciptakan iklim persaingan yang makin sehat dalam industri keuangan.
Intinya adalah OJK masih perlu melakukan perbaikan dan peningkatan pengawasan, pengaturan, dan pelaksanaan dalam industri keuangan dan pasar modal.

 Proses pemilihan calon anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan periode 2017—2022 sudah mengerucut dan memasuki babak akhir. 

Menanti Babak Akhir Seleksi Ojk

Informasi Diunggah