Konfrontasi dagang antara Amerika Serikat dan China yang diprediksi terus ber lanjut, sejauh ini lebih banyak mendatangkan dampak buruk bagi perekonomian Indonesia. Perang dagang kedua negara secara lang sung telah membuat nilai tukar rupiah melemah dan terpuruk sangat dalam.
Kinerja perekonomian nasional juga tertekan. Berbagai pembelan jaan negara yang dibiayai dengan valuta asing, seperti impor minyak bumi dan BBM, menjadi semakin membebani APBN.
Pelemahan kurs rupiah yang diharapkan dapat mendorong kinerja ekspor dan menghasil kan lebih banyak devisa—karena produk Indonesia menjadi lebih kompetitif di pasar dunia dari aspek harga —ternyata berbuah sebaliknya.
Faktanya, defisit neraca perda gangan semakin melebar. Pada November, defisitnya tercatat sebe sar US$2,05 miliar. Ini merupakan angka defisit neraca perdagangan yang terbesar sejak era Taper ...