JAKARTA — Neraca perdagangan sepanjang 2018 mencatatkan defisit sebesar US$8,57 miliar sehingga mencapai rekor terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Hal itu sekaligus mengkonfirmasi lonjakan kredit berorientasi impor perbankan.
Khususnya, bank umum kelompok usaha (BUKU) IV yang mencatatkan kenaikan kredit impor lebih tinggi dibandingkan dengan ekspor.
Otoritas Jasa Keuangan mencatat, hingga November 2018, BUKU IV membukukan penyaluran kredit kepada pihak ketiga berbasis ekspor sebesar Rp35,4 triliun atau lebih rendah dari posisi November 2017 sebesar Rp43,4 triliun.
Sementara itu, kredit impor terus melejit, dari posisi November 2017 sebesar Rp10,2 triliun menjadi Rp15,7 triliun pada November 2018.
Corporate Secretary PT Bank Central Asia Tbk. Jan Hendra mengatakan, sepanjang tahun lalu kredit ekspor dan impor perseroan sama-sama mencatat pertumbuhan yang...