BREN

JAKARTA &mdash; Lapangan usaha infrastruktur saat ini menjadi salah satu favorit perbankan dalam menyalurkan pinjaman untuk sektor produktif. Tidak hanya berlaku bagi bank konvensional, bank syariah juga mulai agresif masuk ke sektor ini melalui skema sindikasi.
Direktur Bisnis PT Bank BNI Syariah Dhias Widhiyati menuturkan, keterlibatan perseroan dalam sejumlah proyek infrastruktur merupakan bentuk dukungan terhadap percepatan pembangunan di dalam negeri. BNI Syariah tidak hanya berkiprah sendiri tetapi juga berkolaborasi dengan perbankan lain.
&ldquo;Pertumbuhan pembiayaan produktif ke sektor infrastruktur yang dilakukan BNI Syariah memang cukup signifikan, yakni tumbuh 35% per Juni 2017,&rdquo; katanya kepada Bisnis, akhir pekan lalu.
Baru-baru ini, BNI Syariah merealisasikan komitmennya turut serta dalam pembiayaan proyek infrastruktur. PT Brantas Abipraya adalah salah satu korporasi yang dibiayai oleh BNI Syariah berupa pembiayaan modal kerja senilai Rp200 miliar.
Dana tersebut akan digunakan untuk keperluan modal kerja proyek pengairan, bendungan atau waduk, pembangunan gedung, jalan tol, jembatan, dan lain-lain.
PT Brantas Abipraya merupakan korporasi pelat merah hasil pemekaran proyek Brantas.
Selain itu, anak usaha PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. tersebut juga terlibat dalam pembiayaan sindikasi proyek pembangunan tol Pemalang &ndash; Batang. Sindikasi syariah tahap pertama senilai Rp39,2 milliar sudah direalisasikan pekan lalu dengan porsi BNI Syariah Rp17,42 miliar.
Tol tersebut dibiayai Rp3,2 triliun oleh sindikasi 17 bank dengan arranger BNI. Selain BNI Syariah terdapat bank syariah lain, seperti Bank Aceh, BJB Syariah, dan Bank DIY Syariah. Dhias menjelaskan, BNI dipercaya pula sebagai co-arranger untuk menyusun pembiayaan sindikasi porsi syariah sehingga terbentuk sindikasi pembiayaan syariah sejumlah Rp500 miliar. adapun porsi BNI Syariah Rp200 miliar.
&ldquo;Kepercayaan yang diberikan BNI kepada BNI Syariah ini diharapkan bisa menambah portofolio BNI Syariah dalam bidang pembiayaan infrastruktur. Semoga ini bisa memberikan kontribusi positif bagi pengembangan dan percepatan ekonomi daerah,&rdquo; ucap Dhias.
Total pembiayaan BNI Syariah per Juni untuk pembiayaan produktif kurang lebih Rp9,5 triliun. Apabila ditambah dengan pembiayaan produktif skala mikro menjadi Rp10 triliun.
Adapun keseluruhan NPF kini berada di kisaran 3,3%.
Tidak hanya BNI Syariah, PT BCA Syariah juga mengaku pihaknya memprioritaskan sektor produktif tertama lapangan usaha infrastruktur.
&ldquo;Justru di BCA Syariah yang mendominasi adalah pembiayaan ke sektor produktif,&rdquo; ucap Presiden Direktur BCA Syariah John Kosasih kepada Bisnis.
Sementara itu, PT Bank Syariah Mandiri juga ditunjuk sebagai lead arranger untuk sindikasi pembiayaan syariah dalam proyek pembangunan jalan tol di ruas Pasuruan- Probolinggo yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya.
Direktur Wholesale Banking BSM, Kusman Yandi mengatakan nilai mandat proyek yang dipercayakan kepada bank syariah adalah senilai Rp1,6 triliun.
Sebagai lead arranger, BSM berupaya memaksimalkan kapasitas permodalan yang ada untuk mendorong ekspansi kredit. &ldquo;Kami sedang hitung akan bisa berapa karena ini kami masih berhitung BMPK [batas maksimum pemberian kredit] karena kami di grup Waskita sudah punya eksposur juga,&rdquo; ungkapnya.
Adapun, posisi pembiayaan infrastruktur BSM per Juni 2017 adalah senilai Rp3,25 triliun. (Dini Hariyanti)

 JAKARTA — Lapangan usaha infrastruktur saat ini menjadi salah satu favorit perbankan dalam menyalurkan pinjaman untuk sektor produktif. Tidak hanya berlaku bagi bank konvensional, bank syariah juga mulai agresif masuk ke sektor ini melalui skema sindikasi. 

Pembiayaan Infrastruktur Bank Syariah Perkuat Sindikasi

Informasi Diunggah