BREN

JAKARTA &mdash; Target pertumbuhan penerimaan perpajakan dalam APBN Perubahan 2017 diusulkan mencapai sekitar 12,9%. Usulan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan patokan awal yang ditetapkan mampu meningkat 16%.
Revisi target pertumbuhan penerimaan perpajakan yang lebih rendah tersebut didorong oleh realisasi penerimaan sektor tersebut sepanjang semester I/2017.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan bahwa dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2017 pemerintah telah mengusulkan supaya target pertumbuhan penerimaan perpajakan sebanyak 12,9%.
"[Target 16%] Ini sulit dicapai kalau dibandingkan realisasi penerimaan semester pertama. Dari situasi itu kami akan ajukan bahwa untuk APBN P 2017 pertumbuhan di angka 12,9%," kata Darmin di Badan Anggaran (Banggar) DPR, Kamis (6/7).
Darmin menambahkan, pemangkasan pertumbuhan penerimaan perpajakan menjadi 12,9% berarti target penerimaan disesuaikan turun Rp50 triliun.
Penurunan penerimaan ini khususnya terjadi di pajak nonmigas dari target semula senilai Rp1.271,7 triliun menjadi Rp1.221,8 triliun.
Namun, pemerintah mengingatkan angka pertumbuhan tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan penerimaan perpajakan pada semester pertama tahun lalu.
Di samping penurunan pajak nonmigas, pamerintah juga mengestimasi penurunan kepabeanan dan cukai.
Penurunan kepabeanan dan cukai itu terutama terjadi lantaran penyesuaian produksi rokok dan belum optimalnya penerimaan dari objek cukai baru.
Adapun target penerimaan bea dan cukai pada APBN 2017 sebelumnya dipatok Rp191,2 triliun kemudian diusulkan berubah di APBN Perubahan 2017 yakni senilai Rp189,1 triliun.
Satu-satunya sektor penerimaan yang kinerjanya cukup baik adalah sektor penerimaan negara bukan pajak atau PNBP. PNBP banyak terbantu lantaran mulai membaiknya harga komoditas.
Apabila target pajak nonmigas serta bea cukai dipangkas, target PNBP justru ditambah dari semula Rp250 triliun menjadi Rp260,1 triliun.
Kinerja penerimaan pajak sampai semester satu 2017 masih sekitar 40% atau sekitar Rp500 triliun dari target APBN 2017, padahal, pemerintah berulangkali menegaskan akan menerapkan langkah extra effort untuk memperkecil risiko shortfall penerimaan pajak.
Yon Arsal, Direktur Potensi Kepatuhan dan Penerimaan Direktorat Jenderal Pajak meski tak menyebutkan realisasi penerimaan tersebut rendah, namun mengakui khusus bulan Juni, kinerja penerimaan relatif lebih rendah dibandingkan dengan penerimaan tahun sebelumnya. (Edi Suwiknyo)

 JAKARTA — Target pertumbuhan penerimaan perpajakan dalam APBN Perubahan 2017 diusulkan mencapai sekitar 12,9%. Usulan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan patokan awal yang ditetapkan mampu meningkat 16%. 

Penerimaan Perpajakan Target Pertumbuhan Direvisi Turun

Informasi Diunggah