BREN

PENGAPALAN LANGSUNG Pelindo II Agresif Dekati Pelayaran Asing
JAKARTA &mdash; PT Pelabuhan Indonesia II mulai agresif mendekati perusahaan pelayaran internasional dalam rangka membawa kapal besar masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok.
Salah satu perusahaan pelayaran internasional yang didekati PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II secara intensif adalah Maersk Line.
Elvyn G. Masassya, Direktur Utama PT Pelindo II, mengatakan perusahaan sudah berbicara dengan Maersk Line akhir bulan lalu. &ldquo;Nanti kita akan duduk dan berbicara lebih detail lagi mengenai struktur biaya. Jadi mereka harus berhitung kalau kapal besar harus berapa BBM dan muatan. Nanti kita lebih transparan dan kita hitung ekspektasi mereka apa,&rdquo; katanya, Rabu (9/11).
Dia menjelaskan Maersk Line meminta kepastian besar muatan barang yang bisa diangkut keluar dan masuk Pelabuhan Tanjung Priok.
Elvyn memperkirakan perusahaan asal Denmark tersebut akan datang untuk membicarakan struktur biaya di Pelabuhan Tanjung Priok pada bulan depan.
Menurutnya, langkah itu merupakan salah satu usaha peningkatan bisnis BUMN dengan perusahaan pelayaran dalam rangka mendatangkan kapal besar ke Indonesia.
Selain itu, usaha itu adalah salah satu cara menekan biaya logistik agar barang ekspor dan impor tidak harus berganti kapal di Singapura. &ldquo;Ini juga salah satu cara berkompetisi dengan Singapura,&rdquo; tegasnya.
Untuk strategi mengundang masuk kapal besar, Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Pelindo II Saptono R. Irianto menambahkan permintaan Maersk Line terkait dengan tarif dan muatan sebagai hal yang wajar.
Menurutnya, Maersk Line juga tidak bisa langsung memasukkan Tanjung Priok ke dalam trayeknya karena rencana trayek kapal besar merupakan program tahunan.
Saptono menambahkan perusahaan pelayaran besar tidak mau mengubah trayek dan harus kehilangan volume.
&ldquo;Mereka pasti berpikir merubah trayek harus menambah volume. Berbicara volume ini, pasti soal cost,&rdquo; ujarnya.
Dia memperkirakan Maersk Line membawa kapal besar ukuran 8.000 TEUs- 10.000 TEUs dan bukan kapal generasi terbaru. Selain dengan Maersk Line, dia juga mengatakan pihaknya juga berbicara dengan perusahaan pelayaran lainnya seperti CMA CGM, OOCL dan lainnya.
&ldquo;Secara continue iya [sudah dilakukan], tetapi untuk bicara serius ini ada tahapannya,&rdquo; ungkapnya.
Dia mengungkapkan kebangkrutan Hanjin Shipping tidak berpengaruh kepada langkah Pelindo II. Saptono yakin muatan kargo akan tetap ada karena kargo perusahaan pelayaran Korea Selatan tersebut pasti berpindah ke perusahaan lain. &ldquo;Yang collapse Hanjin-nya, kargonya kan enggak,&rdquo; tegasnya.
Untuk perusahaan pelayaran tersebut, dia menegaskan pihaknya membuka terminal internasional seperti NPCT-1, PT Jakarta International Container Terminal (JICT) dan Terminal Peti Kemas Koja.
Namun khusus kapal 10.000 TEUs ke atas, dia mengatakan NPCT-1 yang sudah siap menampungnya. (Hadijah Alaydrus)

 
JAKARTA — PT Pelabuhan Indonesia II mulai agresif mendekati perusahaan pelayaran internasional dalam rangka membawa kapal besar masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok. 

Pengapalan Langsung Pelindo Ii Agresif Dekati Pelayaran Asing

Informasi Diunggah