Setiap seniman yang memutuskan untuk mengembangkan tari tradi- sional tidak pernah menganggap jalannya akan mudah. Mereka sadar banyak hal-hal yang menghambat dan sudah mempersiapkan dirinya jauh-jauh hari.
Meski terkadang terlihat pasif, mereka sebenarnya sedang belajar dan mencari jalan untuk bangkit kembali. Kalimat tersebut cocok untuk mendeskripsikan Sanggar Sahaluan asal Kalimantan Tengah yang didirikan oleh Muhammad Syufian dan 7 orang temannya pada 2012.
Syufian mengatakan, bisnis jasa pertunjukan tari tradisional yang dahulu pernah mencatatkan omzet hingga Rp50 juta sekarang hanya sanggup mereguk omzet sekitar Rp500.000 hingga Rp5 juta per bulan.
Hal tersebut lebih dikarenakan sudah mulai pudarnya kepercayaan co-founder lainnya dalam mengembangkan Sanggar Sahaluan.
"Saat ini sudah beberapa yang berpikir untuk keluar dan mencari pekerjaan lain, bebe...