Sebagian besar masyarakat di Sumatra dan Kalimantan tidak dapat beraktivitas dengan leluasa selama berminggu-minggu. Kabut asap pekat tak hanya menghalangi pandangan mata, bernapas pun menjadi semacam perjudian karena udara yang dihirup justru memicu infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Lumpuhnya aktivitas warga tak lepas dari bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sekitar mereka.
Kemalangan akibat kebakaran hutan dan lahan bukanlah hal baru. Pada 2015, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaporkan kebakaran hutan dan lahan setidaknya mencakup area seluas 2,61 juta hektare (ha). Sementara itu, selama Januari—Agustus 2019, cakupan karhutla mencapai 328.724 ha.
Pada saat-saat seperti inilah pandangan publik ramai-ramai mengarah ke perkebunan kelapa sawit. Komoditas perkebunan penyumbang devisa terbesar negara itu menjadi pihak yang kerap disu...