BREN

PONTIANAK &mdash; Pemprov Kalimantan Barat meminta pemerintah pusat segera membuka kembali perdagangan melalui pintu lintas batas negara (PLBN) terkait dengan peraturan penjualan barang secara resmi melalui PLBN dan semakin membesarnya defisit penerimaan negara.
Kabid Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalbar Sugiri mengatakan, sejak penutupan secara resmi 2014 penerimaan untuk kas negara terus mengalami penyusutan dan pada kuartal I/2017 sudah defisit mencapai Rp21 miliar.
&ldquo;Selama 2016 defisit Rp121 miliar dan pada 2015 negara mengalami minus penerimaan negara Rp71 miliar. Ada barang-barang komoditas yang hilang tidak tercatat,&rdquo; kata Sugiri kepada Bisnis, Senin (24/7).
Dia menyebutkan, penyusutan penerimaan negara tak lepas dari pencabutan Surat Keputusan Menteri Perdagangan No. 36/1995 tentang Pengeluaran Barang-Barang ke Luar Negeri di Luar Ketentuan Umum di Bidang Ekspor yang tidak berlaku lagi pada 2014.
Komoditas Indonesia saat itu yang dijual ke Malaysia adalah produk-produk merk Indofood, Unilever. Kemudian produk pertanian seperti a.l beras, lada, dan cuka.
Namun, lanjutnya, dampak pencabutan SK tersebut membuat masyarakat sekitar menjual sebagian komoditas pertanian melalui jalur ilegal tidak melalui pintu resmi.
&ldquo;Kalau masyarakat kan tidak berdampak, tetapi dampaknya ada pada negara, tidak terima pajak ya rugilah tidak dapat apa-apa. Oleh karena itu, dengan sarana pendukung PLBN yang modern bisa lagi kita mengirim komoditas ke Malaysia seperti kelapa sawit, karet dan bahan pangan lain,&rdquo; ucapnya.
Kadis Perkebunan Kalbar Florentinus Anom mengutarakan, potensi paling besar bagi daerah saat ini untuk mendongkrak pemasukan negara seperti mengirim komoditas karet, kelapa sawit dan lada.
&ldquo;Misalnya lada, kalau lewat PLBN bisa mencapai Rp120.000 tetapi itu 2014. Semenjak diputus, masyarakat mengirim lada lewat jalan tikus jadi harganya hanya Rp60.000,&rdquo; tuturnya.
Dia berharap perdagangan melalui pintu PLBN segera dibuka kembali karena bakal menolong peningkatan pertumbuhan ekonomi Kalbar lebih baik lagi di atas 5,2% pada 2016, melalui penjualan produk-produk pertanian masyarakat sekitar perbatasan.
Wakil Gubernur Kalimantan Barat Christiandy Sanjaya mengatakan, ke depan untuk menekan defisit pemasukan negara yang sudah berlangsung lebih dari 2 tahun tersebut maka pemerintah mesti membangkitkan lagi dengan membangun industri kecil dan menengah melibatkan masyarakat sekitar perbatasan.
&ldquo;Barang dari Malaysia lebih banyak masuk ke Indonesia salah satu membuat defisit. Saya pernah mengatakan kepada Menteri Perindustrian supaya kita memperkuat industri kecil seperti makanan ringan khususnya di PLBN Entikong,&rdquo; kata dia.
Di sisi lain, Christiandy mengutarakan, negara pernah mendapatkan penghasilan bagus sebelum perdagangan lintas negara ditutup pada 2014 ketika produk minyak kelapa sawit dari Kalbar masuk ke Serawak. Dia menyebutkan negara menerima Rp150 juta per hari ke kantong kas negara.
&ldquo;Sinar Mas pada 2 tahun lalu itu ekspor crude palm oil (CPO) ke Malaysia sebanyak 15.000 ton per hari.
Padahal Kalbar bisa membuat produk turunan lain sebagai industri kecilnya untuk diekspor,&rdquo; tuturnya. (Yanuarius Veodeogo)

 PONTIANAK — Pemprov Kalimantan Barat meminta pemerintah pusat segera membuka kembali perdagangan melalui pintu lintas batas negara (PLBN) terkait dengan peraturan penjualan barang secara resmi melalui PLBN dan semakin membesarnya defisit penerimaan negara. 

Plbn Entikong Penutupan Akibatkan Defisit Melebar

Informasi Diunggah