JAKARTA — Industri tekstil hulu diproyeksikan tumbuh stagnan pada tahun ini, walaupun terdapat momentum pemilihan umum yang biasanya bakal mengerek permintaan produk atribut kampanye.
Annisa S. Rini [email protected]
Redma Gita Wirawasta, Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI), mengatakan pertumbuhan konsumsi tekstil dalam negeri diperkirakan hanya 4% atau sama dengan kondisi pada 2018.
Hal ini salah satunya disebabkan pertumbuhan ekonomi yang masih berada di kisaran 5%. “Impornya juga belum dibenahi sehingga belum ada titik terang. Dari sisi pemilu, kemungkinan [permintaan] tidak terlalu mengangkat,” ujarnya, belum lama ini.
Redma menjelaskan pada pemilu tahun ini, pengadaan atribut kampanye, seperti kaos dan umbulumbul, diserahkan kepada masingmasing calon legisl...