BREN

JAKARTA &mdash; Pengadilan mengakhiri masa restrukturisasi utang PT Bintang Jaya Proteina Feedmil dan PT Sinka Sinye Agrotama atau Sujaya Group setelah Macquarie Capital memberikan surat pernyataan kesediaan investasi.
Deliana Pradhita Sari deliana.pradhitasari@bisnis.com
Surat pernyataan untuk menyuntik dana ke Sujaya Group itu diminta salah satu kreditur, Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd (HSBC).
Pemberi pinjaman itu ingin melihat keseriusan investor dalam menyuntikkan modal.
&ldquo;Menyatakan sah dan mengikat secara hukum proposal perdamaian yang telah ditandantangani debitur. Menyatakan PKPU debitur resmi berakhir,&rdquo; kata Ketua Majelis Hakim Baslin Sinaga membacakan putusan di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, Senin (31/7).
Baslin Sinaga mengatakan investor debitur secara resmi telah mengirimkan surat pernyataan kesediaan investasi. Alhasil, sudah tidak ada lagi alasan bagi majelis untuk menunda kembali penetapan perdamaian.
Sebelum pengesahan ini, sidang homologasi sempat ditunda dua kali yakni pada 17 Juli dan 24 Juli.
Hasil putusan tersebut, lanjut Baslin, mengacu pada rekomendasi hakim pengawas pada rapat kreditur yang telah lama berjalan. Majelis menimbang hasil pemungutan suara atas proposal perdamaian yang digelar pada 12 Juli lalu.
Menurut majelis, hasil pemungutan suara telah memenuhi syarat diterimanya proposal perdamaian sesuai dengan Pasal 281 huruf a dan b UU No. 37/2004 tentang Kepailitan dan PKPU.
Salah satu pengurus PKPU Djawoto Jowono mengatakan tidak masalah dengan ditundanya homologasi sebanyak dua kali. Yang terpenting, lanjutnya, penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) debitur sudah selesai dan berakhir damai dengan para kreditur.
&ldquo;Dulu ditunda karena terbentur surat pernyataan kesanggupan investor. Kami baru mendapatkan surat itu pada 28 Juli,&rdquo; ujar Djawoto usai sidang homologasi.
Dia menambahkan terlambatnya Macquarie Capital menyerahkan surat kesanggupan lantaran ada beberapa masalah administrasi.
Sementara itu, kreditur sekaligus pemohon PKPU, HSBC meminta PT Bintang Jaya Proteina Feedmil dan PT Sinka Sinye Agrotama berkomitmen terhadap isi proposal perdamaian.
Kuasa hukum HSBC Swandy Halim berharap Sujaya Group segera melaksanakan apa yang sudah dijanjikan. Salah satunya yaitu mengoperasikan bisnis peternakan dengan modal dari investor.
&ldquo;Apa yang dijanjikan harus segera dilakukan. Tujuannya agar nilai aset debitur semakin bertambah,&rdquo; katanya.
Swandy juga meminta debitur untuk mengolah dana dari investor secara efisien. Adapun suntikan dana yang diperoleh debitur dari investor senilai US$12 juta.
Rencananya, dana tersebut digunakan untuk memulihkan bisnis Sujaya Group di semua lini usaha. Usaha debitur meliputi industri pakan ternak (feedmill), pembibitan (breeding farm), budidaya ayam pedaging (broiler farm), rumah potong ayam dan pengolahan daging ayam, serta babi.
Dalam proposal perdamaian, debitur akan kembali mengoperasikan bisnisnya (going concern) dalam jangka 2&mdash;3 tahun. Setelah periode tersebut, pembayaran utang pokok kepada para kreditur akan dilakukan.
PT Bintang Jaya Proteina Feedmil dan PT Sinka Sinye Agrotama berstatus PKPU sejak 18 Oktober 2016. Saat itu, HSBC Ltd bertindak selaku pemohon yang telah memberikan fasilitas pinjaman masing-masing senilai Rp622,26 miliar dan Rp62,86 miliar.
Seiring berjalannya waktu PKPU, total utang debitur mencapai Rp3 triliun.
PAILIT CENTRAL STEEL
Sementara itu, dalam perkembangan berbeda, kurator kepailitan PT Central Steel Indonesia Imran Nating memastikan proses pemberesan aset debitur tidak terhenti.
Kepastian itu disampaikan setelah Kejaksaan Agung menahan direksi debitur sebagai tersangka dalam kasus korupsi pemberian kredit dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. kepada PT Central Steel Indonesia.
Kejagung menahan Direktur PT Central Steel Erika Widiyanti dan penerima kuasanya Mulyadi Supardi pada 25 Juli.
&ldquo;Kami, kurator tidak mengurusi direksi. Jadi secara umum penahanan direktur tidak berpengaruh,&rdquo; kata Imran, kemarin.
Dia mengakui direksi merupakan sumber informasi untuk mengetahui aset-aset perusahaan.
Dengan begitu, penahanan oleh Kejagung dapat sedikit menganggu kerja kurator apabila direksi menyembunyikan asetnya.
Akan tetapi, kurator telah lama mengetahui apa saja aset debitur. Debitur tercatat memiliki tanah, pabrik, dan mesin di Cikupa, Tangerang Selatan. Debitur juga memiliki perkantoran di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Namun, perkantoran ini menganut sistem sewa.

 JAKARTA — Pengadilan mengakhiri masa restrukturisasi utang PT Bintang Jaya Proteina Feedmil dan PT Sinka Sinye Agrotama atau Sujaya Group setelah Macquarie Capital memberikan surat pernyataan kesediaan investasi. 

Restrukturisasi Utang Pkpu Sujaya Berakhir

Informasi Diunggah