Setelah Data Beras Dikoreksi, Perlu Apa Lagi?

Pemerintah baru-baru ini mengumumkan hasil koreksian data beras dengan menggunakan metodologi Kerangka Sampel Area (KSA). Data utama yang dikoreksi adalah luas areal (tanam dan panen) dengan menggunakan pengukuran objektif.

Arsip Koran

Unit

Diterbitkan pada: 17/12/2018

Data

Pemerintah baru-baru ini mengumumkan hasil koreksian data beras dengan menggunakan metodologi Kerangka Sampel Area (KSA). Data utama yang dikoreksi adalah luas areal (tanam dan panen) dengan menggunakan pengukuran objektif.

Sebelumnya luas areal panen ditaksir dengan cara pandangan mata, sehingga subjektivitasnya tinggi. Sejak 1997, pemerintah telah menyadari tentang data produksi padi melampau kondisi faktualnya.

Dengan metodologi KSA, produksi beras pada 2018 ditaksir hanya 32,42 juta ton, terjadi kelebihan produksi beras sebesar 32% di atas angka produksi dengan metoda lama. Kelebihan yang begitu besar itulah menjadi penyebab utama inkonsistensi antara tingkat produksi padi dan harga gabah/beras serta volume pengadan Bulog. Harga gabah/ beras terus meningkat, Bulog kesulitan memperoleh gabah/beras untuk pengadaan dalam negeri yang merosot dari tahun ke tahun.

P...

Akses konten artikel berbayar ini

Nikmati artikel khusus Unit yang telah disusun oleh Tim Data Indonesia dengan visualisasi data yang akurat dan menarik.
Rp 10.000 untuk baca artikel
Bagikan Artikel
Terpopuler

Informasi Diunggah

Diunggah oleh : Tim Data Indonesia

Diunggah ulang pada : 09/06/2024