Selain menjadi instrumen untuk menghadapi lonjakan kuantitas pasien, teknologi informasi di bidang medis diyakini mampu memberikan efektivitas dan efisiensi tambahan dalam penyediaan layanan kesehatan.
CEO PT Indo Medika Utama, Gabriel Sudarman memberi contoh bahwa ongkos yang selama ini dikeluarkan oleh pihak penyedia layanan untuk administrasi mampu diturunkan. Ongkos untuk kertas dan lainnya senilai Rp15.000 dimungkinan terpangkas menjadi hanya Rp2.000.
Dengan menggunakan analisis semacam itu, menurutnya, pembangunan teknologi informasi (TI) medis tidaklah mahal. Hal inilah yang ingin ditunjukkannya kepada masyarakat, terutama pelaku bisnis layanan kesehatan.
Kemahalan yang selama ini dirasakan, lanjutnya, berasal dari keinginan membangun semua sistem TI secara m...