BREN

Dalam beberapa pekan ter- akhir, pemerintah terlihat sibuk melakukan berbagai persiapan dalam rangka menghadapi musim mudik Lebaran.
Berbagai rapat koordinasi lintas instansi dan sinergi antar-BUMN&mdash; termasuk dengan kalangan swasta&mdash;terus dilakukan, untuk memastikan penanganan arus mudik Lebaran tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Persiapan penanganan terpadu arus mudik semakin intens dilakukan seiring dengan makin dekatnya perayaan Hari Raya Idulfitri 1 Syawal 1438 yang diperkirakan jatuh pada 25 Juni 2017.
Kementerian Perhubungan memperkirakan total jumlah pemudik tahun ini mencapai 19 juta orang.
Angka ini meningkat sekitar 5% dibandingkan dengan data tahun lalu yang tercatat 18,16 juta orang.
Ini merupakan salah satu fenomena pergerakan manusia paling kolosal di muka Bumi.
Pergerakan orang dalam jumlah yang begitu besar dan pada waktu yang nyaris bersamaan&mdash;yang biasa disebut sebagai puncak arus mudik&mdash;tentu butuh penanganan yang sungguh-sungguh. Terlebih dari jumlah pemudik sebanyak itu, sekitar separuhnya terkonsentrasi di Pulau Jawa.
Artinya, akan terjadi kepadatan di sentra-sentra keberangkatan maupun titik destinasi dari seluruh sarana angkutan umum, untuk semua jenis moda transportasi. Dan, sudah pasti kepadatan serta kemacetan lalu lintas di jalan raya akan terjadi di sejumlah ruas jalan utama.
Pergerakan massa antarwilayah dalam jumlah yang begitu besar, jika tidak ditangani secara serius tentu berpotensi memicu kerawanan sosial dan gangguan ketertiban, khususnya bagi para pemudik itu sendiri.
Itulah sebabnya, pemerintah selalu memperlihatkan kesungguhannya dalam penanganan arus mudik Lebaran setiap tahun. Bahkan, urusan mudik selalu masuk dalam agenda sidang kabinet dan menjadi fokus perhatian Presiden.
Dalam pekan-pekan belakangan ini, Presiden dan sejumlah menteri turun langsung ke lapangan untuk melakukan pengecekan terkait dengan kesiapan penanganan arus mudik Lebaran. Ini tentu dapat dimaknai sebagai bentuk kesungguhan pemerintah.
Namun, meskipun pemerintah tampak bersungguh-sungguh, penanganan arus mudik Lebaran dari dulu hingga sekarang tidaklah mengalami kemajuan yang signifikan. Langkah dan kebijakan yang ditempuh pemerintah nyaris tidak ada perbedaan dari tahun ke tahun.
Lihat saja. Setiap menjelang musim mudik Lebaran, pemerintah selalu melakukan pengecekan di lapangan terkait dengan antisipasi terhadap titik-titik rawan longsor, ruas-ruas jalan yang berpotensi mengalami kemacetan, perbaikan jembatan, pengaspalan jalan, penambahan armada, hingga pemeriksaan awak dan sarana pengangkutan umum untuk memastikan kelaikannya. Semua aktivitas tadi, selalu berulang setiap menjelang Lebaran.
Ini menandakan bahwa pemerintah cenderung tidak membuat solusi permanen atas setiap masalah yang muncul pada Lebaran tahun-tahun sebelumnya. Padahal, semua masalah yang ditemukan itu, bukanlah problem yang hanya muncul di saat Lebaran saja.
Sebagai contoh, ketika ditemukan adanya titik rawan longsor di jalur mudik, seharusnya pemerintah segera membuat solusi permanen dengan membangun dinding beton sebagai pengaman.
Begitu pula ketika ditemukan banyak bus yang tidak laik operasi menjelang Lebaran, semestinya segera dibuat solusi permanen dengan memperketat uji kir kendaraan umum.
Juga ketika terdapat ruas jalan yang mengalami kemacetan akibat aktivitas pasar tradisional, sepatutnya pemerintah membuat solusi permanen dengan memindahkan pasar tersebut ke lokasi yang jauh dari jalan raya, karena hal itu dapat membahayakan jiwa.
Selama ini, pemerintah cenderung membuat solusi jangka pendek untuk menangani berbagai problem yang muncul menjelang musim mudik Lebaran. Akibatnya, penyelesaian soal kemacetan, kerusakan jalan, hingga banyaknya angkutan umum yang tak laik jalan, seolah hanya berputar-putar, tanpa ada pemberesan secara permanen.
Kita tentu berharap, Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla memiliki cara berbeda yang lebih komprehensif dalam penanganan arus mudik Lebaran, dengan membuat solusi permanen.
Dengan begitu, masalah yang muncul kali ini tidak akan datang kembali pada Lebaran tahun depan. Bukankah mengulang-ulang pekerjaan yang sama tanpa membereskan masalahnya secara permanen, merupakan tindakan yang tidak produktif?

 Dalam beberapa pekan ter- akhir, pemerintah terlihat sibuk melakukan berbagai persiapan dalam rangka menghadapi musim mudik Lebaran. 

Solusi Permanen Soal Mudik Lebaran

Informasi Diunggah