Wastra Bali atau kain tenun yang dibuat secara tradisional di Pulau Dewata diper- kirakan telah hadir sejak Abad Ke-16. Wastra dengan corak tertentu biasanya hanya digunakan dalam upacara keagamaan oleh kalangan tertentu.
Seiring dengan perjalanan waktu, kain tenun atau endek pun berkembang baik motif, corak, bahan, dan modifikasi penerapan dalam rancangan busana sehari-hari. Kendati masih menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) para pembuat kain ini terus berupaya untuk berproduksi dan bersaing dengan serbuan kain dari segala penjuru.
Pemilik usaha endek Wisnu Murti Gianyar Nyoman Ludra mengatakan, ketika memulai usaha bersama istrinya, Nyoman Konci, pada awal 1990-an hanya melayani kalangan terbatas karena takut motifnya ditiru. Alhasil, usahanya stagnan dan kurang berkembang.
Pada 2014 Ludra mendapat tawaran menjadi UMKM tenun binaan Kantor Perwakilan Bank Indon...