Profil PT Bank Central Asia Tbk

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) didirikan sejak 10 Oktober 1955 yang bermula dari NV Perseroan Dagang Dan Industrie Semarang Knitting Factory. BCA mulai beroperasi pada 21 Februari 1957 dan berkantor pusat di Jakarta.

Dyah Ayu Kartika

Dec 2, 2021 - 11:37 AM

Profile Perusahaan

Tentang Perusahaan

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) didirikan sejak 10 Oktober 1955 yang bermula dari NV Perseroan Dagang Dan Industrie Semarang Knitting Factory. BCA mulai beroperasi pada 21 Februari 1957 dan berkantor pusat di Jakarta. Efektif per 2 September 1975, nama Bank diubah menjadi PT Bank Central Asia (BCA). Sejalan dengan hal tersebut BCA memperkuat jaringan layanan cabang. Lalu pada 1977 BCA berkembang menjadi Bank Devisa.

Pada masa krisis moneter 1997-1998, BCA mengalami bank rush. BCA menjadi Bank Take Over (BTO) dan disertakan dalam program rekapitalisasi dan restrukturisasi yang dilaksanakan oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Kemudian pada 2007, BCA menjadi pelopor dalam menawarkan produk kredit kepemilikan rumah dengan suku bunga tetap. BCA juga meluncurkan kartu prabayar, Flazz Card serta mulai menawarkan layanan Weekend Banking untuk terus membangun keunggulan di bidang perbankan transaksi.

Seiring dengan perkembangan bisnisnya, pada rentang 2019 - 2020, BCA mengakuisisi 100% kepemilikan efektif di Bank Royal dan mengganti nama Bank Royal menjadi Bank Digital BCA. Bank juga menyelesaikan 100% akuisisi saham (langsung dan tidak langsung) PT Bank Interim Indonesia (Eks. PT Bank Rabobank International Indonesia) dan kemudian menggabungkan Rabobank dengan BCA Syariah. Kemudian pada 2021, BCA meluncurkan aplikasi myBCA, digital platform yang memungkinkan nasabah melakukan beragam transaksi perbankan melalui smartphone ataupun melalui website di desktop secara seamless user experience.

Adapun sepanjang 2022, BCA terus mengembangkan super apps myBCA untuk memperkuat transaksi digital dan menghadirkan customer experience yang holistik melalui omni-channel. BCA telah meningkatkan keamanan pada myBCA melalui fitur biometrics, menambahkan fitur instant top-up KPR, dan mengintegrasikan aplikasi WELMA ke myBCA. Dalam upaya mengedukasi nasabah mengenai pengelolaan keuangan, investasi dan proteksi, BCA menyelenggarakan BCA Wealth Summit. Selain itu, BCA juga terus menggarap nasabah muda dalam komunitas BCA Young Community (BYC) dengan meluncurkan aplikasi BYC.

Kinerja 

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan entitas anaknya kembali membukukan kinerja yang cemerlang sepanjang 2023. Hal ini dapat terlihat dari laba bersih perusahaan yang mencapai Rp48,64 triliun atau mengalami peningkatan 19,4% dari tahun 2022 sebesar Rp40,74 triliun. 

Tumbuhnya laba bersih perusahaan ini juga sejalan dengan pendapatan bunga perusahaan yang meningkat 21,06% (yoy) dari Rp72,46 triliun menjadi Rp87,72 triliun. Bersamaan dengan pendapatan bunga Bank BCA yang meningkat, beban bunga yang ditanggung perusahaan terpantau ikut naik 48,56% (yoy) menjadi Rp12,35 triliun dari sebelumnya senilai Rp8,32 triliun.

Oleh karena itu, pendapatan bunga bersih Bank BCA terdongkrak secara tahunan 17,5% menjadi Rp75,37 triliun hingga akhir 2023. Sementara pada 2022, pendapatan bunga bersih Bank BCA tercatat senilai Rp64,14 triliun. Adapun laba operasional perusahaan juga terpantau naik 19,63% (yoy) dari semula Rp50,44 triliun menuju nilai Rp60,34 triliun.

Dari sisi penyaluran kredit, pada 2023 Bank BCA memberikan kredit sejumlah Rp801,24 triliun atau lebih besar 13,88% dari tahun sebelumnya senilai Rp703,56 triliun. Melalui entitas anaknya, perusahaan menyalurkan pembiayaan syariah sebesar Rp9,01 triliun atau meningkat 18,96% (yoy) dari sebelumnya sebesar Rp7,58 triliun. Rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross BCA pun terjaga di level 1,86% pada 2023. 

Seiring meningkatnya jumlah kredit yang diberikan dan juga pembiayaan syariah, aset perusahaan juga naik 7,1% (yoy) menjadi Rp1.408,11 triliun dibandingkan sebelumnya senilai Rp1.314,73 triliun. Adapun jumlah ekuitas yang dimiliki BCA tercatat Rp242,36 triliun atau naik 9,65% (yoy) dari semula Rp221,02 triliun.

Tak hanya itu, Bank BCA pun berhasil menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebanyak Rp1.101,67 triliun. Nilai tersebut naik 5,96% dari 2022 sebesar Rp1.039,72 triliun. 

Strategi

BCA merumuskan strategi manajemen risiko selaras dengan strategi bisnis secara keseluruhan dengan memperhatikan risk appetite dan risk tolerance. BCA juga menyusun strategi manajemen risiko untuk memastikan bahwa eksposur risiko BCA dikelola secara terkendali sesuai dengan kebijakan kredit, prosedur internal BCA, peraturan dan perundang-undangan, serta ketentuan lain yang berlaku.

Strategi manajemen risiko BCA disusun secara terstruktur berdasarkan prinsip-prinsip umum berikut :

  1. Strategi manajemen risiko harus berorientasi jangka panjang untuk memastikan kelangsungan usaha BCA dengan mempertimbangkan kondisi/siklus ekonomi.
  2. Strategi manajemen risiko secara komprehensif harus dapat mengendalikan dan mengelola risiko BCA dan anak-anak usaha.
  3. Menjaga posisi permodalan yang diharapkan dan mengalokasikan sumber daya yang mencukupi untuk mendukung penerapan manajemen risiko.
Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags