Prospektus Perusahaan

profil perusahaan

Barito Pacific Tbk

BRPT

<h2 id="isPasted">Tentang Perusahaan</h2>PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dahulu bernama PT Barito Cahaya Nusantara yang didirikan berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No. 03 tanggal 5 Februari 2018, yang dibuat di hadapan Nanny Wiana Setiawan, S.H., Notaris di Jakarta. Grup Perseroan mengoperasikan tiga operasi pembangkitan listrik tenaga panas bumi, yaitu, Operasi pembangkitan listrik tenaga panas bumi Wayang Windu yang terdiri dari fasilitas lapangan dan fasilitas pembangkit listrik, dan berlokasi di Kabupaten Bandung, wilayah kerja Wayang Windu di dekat kota Pengalengan, Jawa Barat, Indonesia.&nbsp;Lalu terdapat Operasi pembangkitan listrik tenaga panas bumi Darajat yang terdiri dari fasilitas lapangan dan fasilitas pembangkit listrik, dan berlokasi di Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung di Jawa Barat, Indonesia. Ketiga yakni Operasi pembangkitan listrik tenaga panas bumi Salak yang terdiri dari fasilitas lapangan dan fasilitas pembangkit listrik, dan berlokasi di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor di Jawa Barat, Indonesia.Terkait aksi korporasinya untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam prospektus awal tercatat, perseroan melakukan masa penawaran awal saham (book building) pada 18 September &ndash; 25 September 2023. Kemudian masa penawaran umum perdana saham dijadwalkan pada 02 Oktober &ndash; 04 Oktober 2023. Perseroan berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 4,5 miliar saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp150 setiap saham, yang mewakili sebanyak-banyaknya 3,35% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor perseroan.&nbsp;Saham tersebut akan ditawarkan kepada masyarakat dengan rentang harga penawaran adalah Rp670 hingga Rp780 setiap saham. Dari aksi tersebut, diperkirakan jumlah seluruh nilai penawaran umum perdana saham ini sebanyak-banyaknya sebesar Rp3,51 triliun. Perseroan berharap dapat melantai di BEI pada 6 Oktober 2023 dengan kode saham BREN.<h2>Strategi</h2>Sasaran strategis perseroan bertujuan memaksimalkan potensi perseroan dengan tetap mempertahankan model bisnis yang berkelanjutan antara lain :1. Mengoptimalkan aset perseroan dan meningkatkan efisiensi operasional perseroan.Grup Perseroan akan tetap berkonsentrasi untuk meningkatkan kapasitas pengiriman bersih ke PLN. Perseroan juga akan berupaya untuk tetap melanjutkan pengoptimalan efisiensi unit-unit di operasi pembangkitan listrik tenaga panas bumi Wayang Windu, Darajat, dan Salak melalui pemantauan peralatan penting, proses kerja yang disempurnakan, program dan prosedur operasi dan pemeliharaan yang disempurnakan, dan pemantauan serta pencegahan rerugi tenaga.&nbsp;2. Mengeksploitasi cadangan panas bumi dan meningkatkan pendapatan.Perseroan akan mempertahankan operasi dan kapasitas dari pembangkit listrik tenaga panas bumi yang dimiliki saat ini dengan cara melakukan efisiensi atas biaya operasi, mengurangi biaya pengeboran dan menghasilkan tenaga uap yang maksimal melalui penggunaan metode dan teknologi terbaru dalam proses pengeboran dan penentuan lokasi pengeboran sumur.3. Mempertahankan dan mengembangkan hubungan baik dengan para pemangku kepentingan utama perseroan.Guna mencapai kesuksesan dalam kegiatan usahanya, Perseroan meyakini bahwa memiliki hubungan baik dengan masyarakat di wilayah operasi Grup Perseroan merupakan suatu keharusan. Operasi Grup Perseroan dirancang untuk mematuhi standar lingkungan hidup yang ketat.&nbsp;4. Mempertahankan dan memperkuat tenaga kerja Grup Perseroan untuk mendukung operasi Grup Perseroan.Kapabilitas, motivasi, dan kinerja tenaga kerja Grup Perseroan merupakan kunci bagi keberhasilan Grup Perseroan. Seiring dengan upaya Grup Perseroan untuk menerapkan strategi yang diuraikan tersebut di atas dan mengembangkan operasi Grup Perseroan, Grup Perseroan akan tetap mencurahkan sumber daya yang diperlukan untuk merekrut, melatih, dan mempertahankan tenaga kerja yang berbakat, termasuk melalui program manajemen dan kepemimpinan khusus bersama INSEAD dan program teknis lainnya dengan lembaga pelatihan internasional terkemuka.&nbsp;5. Mengadopsi strategi untuk memitigasi risiko bahaya geologi di masa depan.Guna memitigasi risiko yang mungkin timbul akibat bencana alam, termasuk tanah longsor, dan bahaya geologi lainnya yang dihadapi Perseroan, Perseroan mengadopsi berbagai strategi untuk meminimalkan risiko dan dampak bahaya tersebut terhadap operasi Grup Perseroan dan secara rutin menerapkan proyek untuk memitigasi risiko yang terkait dengan bahaya yang teridentifikasi.<h2>Kinerja</h2>Berdasarkan data kinerja keuangan yang tercantum di prospektus awal perusahaan, per Maret 2023 perusahaan mampu mencetak pendapatan senilai US$147,08 juta. Nilai tersebut meningkat 10,05% dari raihan periode serupa pada 2022 yang sebesar US$133,66 juta. Sejalan dengan kenaikan tersebut, laba bersih perseroan terdongkrak 30,97% (yoy) dari senilai US$22,33 juta menjadi US$29,25 juta.Adapun jumlah aset yang dimiliki perusahaan tercatat bertumbuh 2,35% menjadi US$3,47 miliar pada akhir Maret 2023 dibandingkan sebelumnya yang senilai US$3,39 miliar per akhir 2022. Pada periode yang sama, ekuitas perusahaan terpantau mengalami peningkatan 15,12% dari semula yang ada di posisi US$191,51 juta menjadi US$220,45 juta.<h2>Prospek</h2>Potensi panas bumi di Indonesia sudah sangat dikenal, mengingat posisi Indonesia di &ldquo;Cincin Api Pasifik&rdquo; dan&nbsp;aktivitas gunung berapi yang melimpah. Pengembangan panas bumi telah berlangsung sejak tahun 1970-an,&nbsp;awalnya di bawah monopoli Pertamina, namun telah terbuka untuk partisipasi swasta sejak tahun 2003. Dengan&nbsp;diperkenalkannya Kebijakan Energi Nasional 2014 dengan target 23% pembangkitan listrik dari energi terbarukan&nbsp;selambatnya tahun 2025, panas bumi telah menjadi penopang utama kebijakan energi pemerintah dan sejak itu&nbsp;telah mengalami akselerasi pertumbuhan kapasitas.Kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia diperkirakan akan tumbuh pesat dari sekitar 2,6 GW pada tahun 2023 menjadi sekitar 6,7 GW pada tahun 2030, dengan CAGR sekitar 14,6% yang dapat dibandingkan secara relatif terhadap rata-rata CAGR global yang sekitar 5,8% pada jangka waktu yang sama. Pada 2030, Indonesia diharapkan memiliki kapasitas panas bumi terbesar di dunia yang merupakan 35% dari estimasi kapasitas neto panas bumi global. Pertumbuhan ini didukung oleh potensi sumber daya panas bumi Indonesia yang signifikan, pertumbuhan permintaan pasar yang pesat, dan dukungan kebijakan sebagai bagian utama rencana masa depan pemerintah untuk meningkatkan energi terbarukan dalam bauran energi.Permintaan energi Indonesia secara luas diperkirakan akan bertumbuh dengan kuat, akan tetapi terdapat ketidakpastian sehubungan dengan laju pemulihan ekonomi dari Covid-19. Wood Mackenzie (2023) memperkirakan permintaan energi pengguna akhir akan bertumbuh dengan laju tahunan 5,0% per tahun dari 293 TWh pada 2023 menjadi 412 TWh pada 2030. Laju pertumbuhan ini secara garis besar sejalan dengan proyeksi pemerintah dan PLN. Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN 2019-2038) 20 Tahun Kementerian ESDM yang diterbitkan sebelum pandemi memperkirakan laju pertumbuhan yang kuat sebesar 6,9% dari 375 TWh pada 2022 menjadi 639 TWh pada 2030. PLN menerbitkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 10 Tahun yang sejalan dengan arah yang ditetapkan oleh RUKN. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik terbaru (RUPTL 2021-2030) memperkirakan laju pertumbuhan tahunan sebesar 4,8% pada tahun 2023-2030. Perkiraan ini mengalami sedikit penurunan dibandingkan proyeksi pra-COVID, yaitu 6,5%, dalam RUPTL 2019-2028 sebelumnya.

PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dahulu bernama PT Barito Cahaya Nusantara yang didirikan berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No. 03 tanggal 5 Februari 2018.

Profil PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN)

Tentang Perusahaan