Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada kisaran 4,25%–4,50% dalam Federal Open Market Committee atau FOMC periode Maret 2025. Kebijakan ini diambil The Fed untuk menjaga stabilitas ekonomi AS di tengah ketidakpastian global.
Keputusan ini juga sejalan dengan upaya The Fed dalam mencapai target inflasi jangka panjang di angka 2% serta mempertahankan kondisi pasar tenaga kerja yang solid.
Dalam laporan terbarunya, FOMC memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS akan mengalami perlambatan dalam beberapa tahun mendatang.
Berdasarkan proyeksi yang dirilis pada 19 Maret 2025, produk domestik bruto (PDB) AS diperkirakan tumbuh sebesar 1,7% pada 2025, lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya yang mencapai 2,1% pada Desember 2024. Untuk 2026 dan 2027, pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan mencapai 1,8%, dengan estimasi jangka panjang berada di kisaran 1,8% hingga 2,0%.
Dari sisi inflasi, The Fed memproyeksikan indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) akan berada di level 2,7% pada 2025, sedikit lebih tinggi dibandingkan estimasi sebelumnya sebesar 2,5%. Inflasi diperkirakan turun menjadi 2,2% pada 2026 sebelum kembali ke target 2,0% pada 2027.
Di sisi ketenagakerjaan, tingkat pengangguran diperkirakan tetap stabil di kisaran 4,3% hingga 4,4% dengan proyeksi jangka panjang di angka 4,2%.
Adapun, Fed memproyeksikan suku bunga acuan diprediksi berada di level 3,9% pada akhir 2025, sebelum turun menjadi 3,4% pada 2026 dan 3,1% pada 2027.
The Fed menegaskan akan terus memantau berbagai indikator ekonomi, termasuk kondisi pasar tenaga kerja, tekanan inflasi, ekspektasi inflasi, serta perkembangan ekonomi global dan pasar keuangan.
Jika risiko terhadap stabilitas ekonomi meningkat, The Fed siap menyesuaikan kebijakan moneternya guna memastikan inflasi kembali ke target dan menjaga stabilitas pasar tenaga kerja.
(Baca: Data Historis Suku Bunga Acuan The Fed Periode 1990-2024)