PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) mencatatkan laba bersih senilai Rp192,48 miliar pada 2021. Nilai itu melejit 420,05% jika dibandingkan pada tahun sebelumnya yang senilai Rp37,01 miliar.
Pertumbuhan laba bersih Allo Bank ditopang oleh pendapatan bunga bank yang melesat 117,86% (yoy) dari Rp162,13 miliar menjadi Rp353,21 miliar. Allo Bank juga tercatat meningkatkan pendapatan berbasis fee dan komisi atau fee based income (FBI) hingga 2.050% dari Rp1,2 miliar menjadi Rp25,8 miliar.
Adapun beban bunga perseroan juga naik 37,86% (yoy) dari Rp114,54 miliar menjadi Rp157,89 miliar. Kemudian, pendapatan bunga bersih Allo Bank melesat 310,41% dari Rp47,59 miliar menjadi Rp195,32 miliar.
Bank yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Chairul Tanjung ini juga mampu meningkatkan penyaluran kreditnya secara signifikan. Sepanjang 2021, Allo Bank menyalurkan kredit sebanyak Rp2,2 triliun atau tumbuh 72,3% (yoy) dari sebelumnya Rp1,28 triliun.
Dengan capaian kredit tersebut, total aset Allo Bank mencapai Rp4,65 triliun. Jumlah itu lebih tinggi 79,74% dibandingkan pada 2020 yang sebesar Rp2,59 triliun.
Dari sisi penghimpunan dana, total dana pihak ketiga (DPK) perusahaan mencapai Rp2,12 triliun. Jumlah ini mengalami pertumbuhan 44,66% jika dibandingkan pada 2020 yang senilai Rp1,47 triliun.
Pertumbuhan DPK Allo Bank dikontribusikan oleh deposito yang melonjak 57,43%. Adapun, dana murah (current account saving account/CASA) yang terdiri dari giro dan tabungan masing-masing menurun 9,44% dan 3,3%.
Selain itu, margin bunga bersih (NIM) Allo Bank naik 219 basis poin menuju 4,63%. Efisiensi Allo Bank pun tercermin dari rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang turun dari 82,23% menjadi 52,38%.
Allo Bank juga mencatatkan return on asset (ROA) sebesar 4,74%. Posisi return on equity (ROE) bank berada di level 25,64%.