PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp416,73 miliar pada kuartal I/2022. Rugi bersih tersebut membengkak dari periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp50,27 miliar.
Meski masih merugi, BBYB mampu meraup pendapatan sebesar Rp350,94 miliar pada tiga bulan pertama tahun ini. Jumlah itu meningkat 146,06% dibandingkan pada thaun sebelumnya yang sebesar Rp142,62 miliar.
Seiring dengan kenaikan pendapatan bunga, beban bunga BBYB pun terpantau melejit 92,02% (yoy) dari Rp79,69 miliar menjadi Rp153,01 miliar. Hal itu pun membuat pendapatan bunga bersih perusahaan meningkat 214,5% (yoy) menjadi Rp197,93 miliar.
Lebih lanjut, BBYB membukukan beban operasional yang naik 504,02% (yoy) dari Rp117,32 miliar menjadi Rp708,61 miliar. Kenaikan ini salah satunya disebabkan upaya perusahaan dalam memperkenalkan dan mengedukasi masyarakat tentang bank digital.
Selain itu, perusahaan menghabiskan biaya untuk membangun fundamental bisnis melalui investasi teknologi, sumber daya manusia, dan keamanan digital.
Dari sisi penghimpunan dana, BBYB mampu mengerek dana pihak ketiga (DPK) sebesar 122,18% (yoy) dari Rp4,19 triliun menjadi Rp9,32 triliun. BBYB juga berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp4,81 triliun atau tumbuh 28,28% (yoy) dari sebelumnya Rp3,75 triliun.
Lalu, Bank Neo Commerce mencatatkan total aset sebesar Rp12,53 triliun sepanjang Januari-Maret 2022. Nilai tersebut naik 118,43% (yoy) dibandingkan periode serupa tahun lalu yang sebesar Rp5,74 triliun.
Manajemen Bank Neo Commerce masih optimistis kinerja perusahaan pada 2022 dapat melampaui tahun sebelumnya. Hingga kuartal I/2022, aplikasi BBYB telah memiliki lebih dari 16 juta pengguna teregistrasi.
Pengguna aktif bulanan atau monthly active user (MAU) Bank Neo Commerce pun sebanyak 3 juta per bulan. Stabilnya jumlah MAU ini sejalan dengan terjadinya peningkatan volume transaksi hingga 88% menjadi 76 juta transaksi.