Kemudahan mengakses layanan keuangan bisa mendorong peningkatan kesejahteraan di sebuah negara. Menurut laporan Bank Dunia, kepemilikan akun layanan keuangan secara global telah mencapai 76% pada 2021. Angka tersebut meningkat 11,8% poin dibandingkan pada 2017 yang sebesar 68%.
Masing-masing negara punya persentase kepemilikan akun layanan keuangan yang berbeda-beda. Hal itu dipengaruhi beragam faktor, mulai literasi keuangan hingga kemudahan masyarakat dalam mengakses layanan tersebut.
Di Indonesia, baru 52% penduduk dewasa yang sudah memliki akun layanan keuangan pada 2021. Jumlah itu setara dengan 104,84 juta penduduk di dalam negeri.
Persentase pemilik akun layanan keuangan di Indonesia masih jauh lebih rendah dari capaian global. Bahkan, proporsi Indonesia masih di bawah Bangladesh (53%), Zimbabwe (60%), dan India (78%).
Bank Dunia juga mencatat, masih ada 48% atau 97,74 juta penduduk Indonesia tidak memiliki rekening di perbankan (unbanked). Kemudian, hanya ada 2% penduduk Indonesia yang memiliki kartu kredit dan 35% punya kartu debit.
Kepemilikan akun layanan keuangan di tanah air juga masih kalah dengan beberapa negara di Asia Tenggara. Kepemilikan akun layanan keuangan di Singapura sudah mencapai 98%.
Di Malaysia, ada 88% penduduk dewasa yang telah memiliki akun layanan keuangan. Kemudian, sebanyak 96% penduduk dewasa di Thailand telah memiliki akun layanan keuangan.
Di sisi lain, persentase kepemilikan akun layanan keuangan di negara-negara maju, seperti Kanada, Denmark, Finlandia, Jerman, Islandia, Irlandia, dan Belanda telah mencapai 100%.
(Baca: Populasi Vietnam Paling Banyak Tak Tersentuh Perbankan di Asean)