PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) berhasil membukukan laba bersih tahun berjalan secara individual sebesar Rp10,9 triliun pada kuartal I/2022. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia pada Senin (25/4), laba BRI ini melesat 63,37% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp6,67 triliun.
Pertumbuhan laba tersebut ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga sebesar 4,32% (yoy) dari Rp28,96 triliun menjadi Rp30,22 triliun. Sementara itu, beban bunga terpantau menyusut 16,92% (yoy) dari Rp6,17 triliun menjadi Rp5,13 triliun.
Alhasil, pendapatan bunga bersih tercatat sebesar Rp25,09 triliun. Jumlah tersbeut naik 10,07% jika dibandingkan pada kuartal I/2021 yang sebesar Rp22,79 triliun.
Lebih lanjut, BRI juga mencatat penyaluran kredit senilai Rp974,8 miliar pada kuartal pertama tahun ini. Jumlah itu meningkat 8,73% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp896,53 triliun.
Total aset yang dimiliki BRI tercatat sebesar Rp1.540,86 triliun. Nilai tersbeut juga tumbuh 12,11% dari kuartal I/2022 yang sebesar Rp1.374,38 triliun.
Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), BRI juga mencatat kenaikan 8,27% (yoy) dari Rp1.033,54 triliun menjadi Rp1.119,04 triliun. Kenaikan DPK terutama berasal dari dana murah (current account saving account/CASA).
Dari sisi rasio keuangan, BRI mencatatkan rasio kredit macet atau non-performing loan (NPL) di level 3,15% (gross) dan 0,77% (net). Sedangkan, loan to deposit ratio (LDR) turun menjadi 87,14% dari semula 86,77%.
Untuk net interest margin (NIM), rasionya sebesar 6,85%. Sedangkan, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) BRI sebesar 64,26% per 31 Maret 2022.