PT Federal International Finance atau FIF membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk senilai Rp2,47 triliun pada 2021. Nilai tersebut mengalami pertumbuhan 65,80% jika dibandingkan pada 2020 yang senilai Rp1,49 triliun.
Padahal, perusahaan pembiayaan khusus produk sepeda motor yang merupakan bagian Grup Astra tersebut mencatatkan pendapatan yang turun 7,71% (yoy) dari Rp9,58 triliun menjadi Rp8,84 triliun. Kenaikan laba bersih lebih disebabkan oleh total beban yang menyusut 25,97% (yoy) dari Rp7,65 triliun menjadi Rp5,66 triliun.
Dari sisi piutang, FIF mencetak total piutang yang tumbuh 3,6% (yoy) dari Rp29,29 triliun menjadi Rp30,34 triliun. Secara rinci, piutang pembiayaan konsumen sebesar Rp30,25 triliun dan piutang lain-lain sebesar Rp89,25 miliar.
Sejalan dengan naiknya piutang perusahaan, total aset FIF tercatat sebesar Rp32,65 triliun. Jumlah itu terkerek tipis 0,2% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp32,59 triliun.
Total ekuitas perusahaan pun terpantau naik 23,43% (yoy) dari Rp7,5 triliun menjadi Rp9,25 triliun. Adapun, total liabilitas perusahaan menurun 6,74% (yoy) dari Rp25,09 triliun menjadi Rp23,4 triliun.
Manajemen FIF menyampaikan bahwa positifnya kinerja perusahaan pada 2021 didukung oleh berbagai strategi dalam menghadapi pandemi Covid-19. Salah satu strategi tersebut adalah pengendalian biaya mengingat kondisi ekonomi masih belum stabil.
Lalu perusahaan juga tetap melakukan investasi yang memiliki dampak jangka panjang, sehingga meningkatkan competitive advantage. Dari sisi risiko manajemen, perusahaan terus melakukan perbaikan kualitas atas akuisisi kontrak baru dengan mengimplementasikan sistem smart aquisition.
Pada 2022, perusahaan berekspansi salah satunya dengan memanfaatkan berbagai inisiatif digital Grup Astra, seperti AstraPay dan MOXA. Perusahaan juga berupaya memperkuat pendekatan personal untuk mengulik kebutuhan nasabah FIFGROUP, terutama mereka yang terpaksa melego kendaraannya saat pandemi Covid-19. Selain itu, terdapat strategi cross-selling dengan konsumen Grup Astra secara umum.
(Baca: Bank Neo Commerce Rugi Rp416,73 Triliun pada Kuartal I/2022)