Laporan Keuangan Perusahaan

Investing

Batu bara

kinerja perusahaan

emiten

pertambangan

Companies Rank

Mayoritas emiten pertambangan <a href="https://dataindonesia.id/tags/batu-bara" rel="noopener noreferrer" target="_self">batu bara</a> mencetak pertumbuhan yang positif sepanjang kuartal III/2021. Kenaikan harga serta permintaan pasar yang tinggi terhadap batu bara menjadi katalis positif pergerakan kinerja emiten-emiten tersebut.Ini terlihat dari data laporan keuangan 30 emiten batu bara yang telah dirilis hingga kuartal III/2021. Sedangkan, empat emiten lainnya belum merilis laporan keuangan, yakni PT Garda Tujuh Buana Tbk. (GTBO), PT Trada Alam Minera Tbk. (TRAM), PT Rig Tenders Indonesia Tbk. (RIGS), dan PT Capitol Nusantara Indonesia Tbk. (CANI).Rekapan kinerja emiten batu bara ini disetarakan dalam mata uang rupiah dengan kurs nilai tukar Rp14.307/US$ per 30 September 2021. Untuk periode yang berakhir pada 30 September 2020, kinerja emiten batu bara disetarakan dengan kurs Rp14.918/US$.Tercatat, rata-rata emiten batu bara mencetak pertumbuhan pendapatan sebesar 56,97%. Laba bersih mereka juga melonjak hingga 210,64% pada sembilan bulan pertama tahun lalu.&nbsp;PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) dan PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) menempati posisi tiga teratas untuk perolehan pendapatan dan laba bersih terbesar. Sementara itu, PT Golden Eagle Energy Tbk. meraih kenaikan laba bersih paling kencang dan urutan kedua emiten dengan peningkatan pendapatan tertinggi.&nbsp;ADRO Raup Pendapatan Terbesar<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/9048731/embed" title="Interactive or visual content" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Dari sisi nominal, PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) menempati urutan pertama emiten batu bara dengan pendapatan terbesar pada kuartal III/2020 senilai Rp36,76 triliun. Nilai tersebut naik 26,06% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp29,16 triliun.Posisi selanjutnya ditempati oleh PT Indika Energy Tbk. (INDY) dengan pendapatan sebesar Rp30,84 triliun. Pendapatan tersebut naik 37,45% dari Rp22,44 triliun.Urutan ketiga diisi oleh PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) yang membukukan pendapatan sebesar Rp25,02 triliun atau melonjak 67,2% (yoy) dari sebelumnya Rp14,97 triliun. Disusul oleh PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) yang mencetak pendapatan Rp20,56 triliun atau naik 23,78% (yoy) dari sebelumnya Rp16,61 triliun.PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) menempati urutan kelima emiten dengan pendapatan terbesar senilai Rp19,38 triliun. Nilai itu naik 50,84% dibandingkan pada kuartal III/2020 yang sebesar Rp12,85 triliun.&nbsp;Ada pula PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) yang meraup pendapatan Rp18,93 triliun atau naik 45,56% (yoy) dari sebelumnya Rp13,01 triliun. Lalu, PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) memperolehan pendapatan Rp15,13 triliun atau tumbuh 29,4% (yoy) dari sebelumnya Rp11,69 triliun,&nbsp;Sedangkan, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) mencatatkan pemasukan sebesar Rp9,53 triliun. Jumlah itu meningkat 8,68% dari sembilan bulan pertama tahun 2020 sebesar Rp8,77 triliun.<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/9048829/embed" title="Interactive or visual content" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Jika dilihat dari sisi pertumbuhan pendapatan, PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk. (AIMS) menempati urutan pertama dengan kenaikan pemasukan hingga 789,96% (yoy) dari Rp3,11 miliar menjadi menjadi Rp27,63 miliar. Selanjutnya ada PT Golden Eagle Energy Tbk. (SMMT) yang mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 132,17% (yoy) dari Rp140,41 triliun menjadi Rp325,98 triliun .&nbsp;Pendapatan PT Atlas Resources Tbk. (ARII) melesat 126,24% (yoy) menjadi Rp985,69 triliun dari Rp435,69 triliun. Adapula PT Dana Brata Luhur Tbk. (TEBE) yang mencetak kenaikan pendapatan 104,72% (yoy) dari Rp141,34 triliun menjadi Rp289,36 triliun.Posisi kelima ditempati oleh PT Sumber Global Energy Tbk. (SGER) dengan pertumbuhan pendapatan 74,21% (yoy) dari Rp1,28 triliun menjadi Rp2,24 triliun. Pendapatan PT Baramulti Suksessarana Tbk. (BSSR) juga naik 70,71% (yoy) dari Rp3,63 triliun menjadi Rp6,2 triliun.Kenaikan pendapatan PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) sebesar 67,2% (yoy) dari Rp14,97 triliun menadi Rp25,02 triliun. Posisinya diikuti oleh PT Prima Andalan Mandiri Tbk. (MCOL) dengan pendapatan yang naik 57,47% (yoy) dari Rp3,42 triliun menjadi Rp5,39 triliun.<blockquote>(Baca: <a href="https://dataindonesia.id/bursa-keuangan/detail/kilau-emiten-sawit-di-tengah-kenaikan-cpo-pada-kuartal-iii2021" target="_self">Kilau Emiten Sawit di Tengah Kenaikan CPO pada Kuartal III/2021</a>)</blockquote>&nbsp;BYAN&nbsp;Bukukan Laba Terbesar<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/9048784/embed" title="Interactive or visual content" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Beralih ke sisi bottom line,&nbsp;PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) menjadi emiten batu bara yang membukukan laba bersih terbesar pada kuartal III/2021. Nilainya sebesar Rp9,3 triliun atau melonjak 476,28% dari kuartal III/2020 yang sebesar Rp1,61 triliun.Posisi selanjutnya ditempati PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) yang berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp6,02 triliun, melejit 269,05% (yoy) dari sebelumnya Rp1,63 triliun. Lalu, PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) yang meraup laba bersih Rp4,77 triliun atay tumbuh 175,9% (yoy) dari sebelumnya Rp1,73 triliun.&nbsp;PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) mencetak laba bersih Rp3,88 triliun atau melesat 551,19% (yoy) dari sebelumnya Rp596,51 miliar. Urutan keempat diisi oleh PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) yang meraup laba bersih Rp2,81 triliun atau naik 194,66% (yoy) dari sebelumnya Rp954,22 miliar.&nbsp;Ada pula PT Prima Andalan Mandiri Tbk. (MCOL) yang memperoleh laba bersih Rp1,85 triliun, naik 275,49% (yoy) dari sebelumnya Rp491,96 miliar. PT Baramulti Suksessarana Tbk. (BSSR) mencetak laba bersih Rp1,48 triliun atau tumbuh 303,72% (yoy) dari sebelumnya Rp367,7 miliar.Adapun, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) berhasil mencetak laba bersih Rp911,36 miliar sepanjang 9 bulan pertama tahun lalu. BUMI berhasil membalik kerugian sebesar Rp2,05 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/9048870/embed" title="Interactive or visual content" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Sepanjang kuartal III/2021, PT Golden Eagle Energy Tbk. (SMMT) dan PT Dana Brata Luhur Tbk. (TEBE) menjadi emiten batu bara yang berbalik meraup laba bersih dari sebelumnya menderita rugi bersih. Secara rinci, laba bersih SMMT melonjak 1.033% (yoy) menjadi menjadi sebesar Rp120,49 miliar dari sebelumnya rugi dari sebelumnya rugi Rp12,92 miliar.&nbsp;Sementara, TEBE mencetak laba bersih Rp106,16 miliar. Jumlah itu melejit 926,35% dari kuartal III/2020 yang merugi Rp12,85 miliar.PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) menempati urutan ketiga dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 551,19% (yoy) dari Rp596,5 miliar menjadi Rp3,88 triliun. Posisinya diikuti oleh PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) yang laba bersihnya melonjak 476,28% (yoy) dari Rp1,63 triliun menjadi Rp9,3 triliun.Kemudian, PT Baramulti Suksessarana Tbk. (BSSR) mencetak kenaikan laba bersih 303,72% (yoy) dari Rp367,7 miliar menjadi Rp1,48 triliun. Laba bersih PT Batulicin Nusantara Maritim Tbk. (BESS) naik 275,93% (yoy) dari Rp20,99 miliar menjadi Rp78,93 miliar.Selanjutnya, PT Prima Andalan Mandiri Tbk. (MCOL) memiliki pertumbuhan laba bersih sebesar 275,49% (yoy) dari Rp491,96 miliar menjadi Rp1,85 triliun. Sedangkan, laba bersih PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) meningkat 269,05% (yoy) dari Rp1,63 triliun menjadi Rp6,02 triliun.<blockquote>(Baca: <a href="https://dataindonesia.id/sektor-riil/detail/8-negara-pengekspor-batu-bara-terbesar-ada-indonesia" target="_self">8 Negara Pengekspor Batu Bara Terbesar. Ada Indonesia?</a>)</blockquote><iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/9048908/embed" title="Interactive or visual content" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Di tengah kinerja batu barang yang memanas, tiga emiten terpantau masih mencatatkan kerugian bersih hingga September 2021. Meskipun demikian, rugi dua emiten di antaranya menyusut tajam.PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk. (CNKO) masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp75,71 miliar pada kuartal III/2021. Jumlah tersebut turun 45,72% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp139,48 miliar.PT Indika Energy Tbk. (INDY) juga masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp86,16 miliar. Namun, jumlah tersebut menyusut tajam 91,37% dibandingkan pada kuartal III/2020 yang sebesar Rp987,31 miliar.Sementara itu, PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk. (BOSS) mencetak rugi Rp109,17 miliar pada kuartal III/2021. Jumlah itu&nbsp;naik 111,63% dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp51,58 miliar. ADRO dan BUMI Miliki Aset Terbanyak<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/9047869/embed" title="Interactive or visual content" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Dari pos aset, PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) menjadi emiten yang mencatatkan total aset terbesar pada kuartal III/2021, yakni Rp101,84 triliun. Posisinya disusul oleh PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) dengan total aset sebesar Rp52,97 triliun.Total aset PT Indika Energy Tbk. (INDY) tercatat senilai Rp52,68 triliun. Kemudian, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) dan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) masing-masing sebesar Rp43,84 triliun dan Rp43,84 triliun.Posisi keenam emiten dengan aset terbanyak ditempati oleh PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) senilai Rp26,75 triliun. Sementara, PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) dan PT TBS Energi Utama (TOBA) berturut-turut memiliki total aset sebesar Rp21,59 triliun dan Rp11,39 triliun.<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/9047813/embed" title="Interactive or visual content" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Beralih ke pos ekuitas, PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) kembali menempati urutan teratas dengan nilai sebesar Rp61,86 triliun. Setelahnya ada PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) dengan ekuitas sebesar Rp26,6 triliun.Diikuti oleh PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dengan nilai ekuitas sebesar Rp21,02 triliun. Ekuitas PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) masing-masing sebesar Rp18,25 triliun dan Rp14,85 triliun.Ekuitas yang dimiliki PT Indika Energy Tbk. (INDY) senilai Rp12,19 triliun. Sementara, PT Harum Energy Tbk. (HRUM) dan PT Golden Energy Mines (GEMS) punya ekuitas berturut-turut sebanyak Rp7,57 triliun dan Rp4,79 triliun.<blockquote>(Baca: <a href="https://dataindonesia.id/sektor-riil/detail/produksi-batu-bara-indonesia-naik-73-pada-2021" target="_self">Produksi Batu Bara Indonesia Naik 7,3% pada 2021)</a></blockquote><iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/9047843/embed" title="Interactive or visual content" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Sementara itu, emiten batu bara dengan liabilitas terbesar ditempati oleh PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) sebesar Rp48,97 triliun. PT Indika Energy Tbk. (INDY) memiliki kewajiban sebanyak Rp40,49 triliun.Posisi liabilitas PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) sebesar Rp39,98 triliun. Lantas, liabilitas PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) dan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) masing-masing sebesar Rp17,24 triliun dan Rp11,17 triliun.PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) menempati urutan keenam untuk nilai liabilitas terbesar, yakni Rp8,49 triliun. Disusul oleh TBS PT Energi Utama Tbk. (TOBA) sebesar Rp6,8 triliun dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) senilai Rp6,75 triliun. Harga Terus Membara<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/9048951/embed" title="Interactive or visual content" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Moncernya kinerja emiten batu bara pada kuartal III/2021 tak lepas dari harga komoditas tersebut yang mengalami peningkatan hingga 58,26%. Kenaikan tersebut dipicu oleh terbatasnya ketersediaan pasokan, sedangkan permintaan batu bara mulai melonjak seiring dibukanya kembali ekonomi dunia imbas meredanya pandemi Covid-19.Kinerja emiten di sektor ini pun masih cukup cerah pada 2022. Ini mengingat harga batu bara yang terus naik di tengah memanasnya konflik geopolitik di Eropa Timur antara Rusia dan Ukraina.&nbsp;Sepanjang tahun ini, harga batu bara di bursa Ice Newcastle ttelah melesat 98,11%. Harganya pun sempat menembus harga tertingginya di level US$440/ton pada awal Maret lalu.<blockquote>(Baca:<a href="https://dataindonesia.id/bursa-keuangan/detail/menakar-dampak-perang-rusiaukraina-ke-indonesia" target="_self">&nbsp;Menakar Dampak Perang Rusia-Ukraina ke Indonesia</a>)</blockquote>

Mayoritas emiten batu bara mencetak pertumbuhan yang positif sepanjang kuartal III/2021. Hal itu dipicu oleh meningkatnya harga dan permintaan pasar yang tinggi terhadap batu bara.

Membaranya Kinerja Emiten Batu Bara