Laporan Keuangan Perusahaan

Indeks Bisnis-27

kinerja perusahaan

emiten

Companies Rank

Performa <a href="https://dataindonesia.id/tags/indeks-bisnis27" rel="noopener noreferrer" target="_self">Indeks Bisnis-27</a> masih mentereng pada semester I/2022. Bahkan, indeks hasil kerja sama antara harian Bisnis Indonesia dengan Bursa Efek Indonesia ini mampu mengungguli Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menjadi acuannya.Tak hanya dari performa indeksnya, kinerja keuangan konstituen yang masuk dalam Indeks Bisnis-27 terpantau cukup baik hingga kuartal pertama tahun ini. DataIndonesia.id pun merangkum kinerja keuangan dari konstituen Indeks Bisnis-27 dari sejumlah indikator keuangan, seperti rasio kas (cash ratio), pertumbuhan ekuitas, debt to equity ratio (DER), return on equity (RoE), margin laba (net profit margin/NPM), dan pertumbuhan perolehan aset tetap.Sebagai catatan, rekapan kinerja dalam laporan ini disetarakan dalam mara uang rupiah dengan kurs nilai tukar Rp14.349/US$ per Maret 2022 dan Rp14.572/US$ per Maret 2021. <iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/10666594/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Diawali dari indikator cash ratio yang merupakan perbandingan kas dan setara kas dengan jumlah liabilitas jangka pendeknya, PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) memimpin di antara konstituen Indeks Bisnis-27. Emiten tambang tersebut mencatatkan cash ratio&nbsp;sebesar 3,04 kali pada kuartal I/2022.&nbsp;Angka tersebut menjelaskan bahwa untuk setiap Rp1 dalam utang jangka pendek, INCO memiliki Rp3,04 untuk membayarnya dari kas yang dimiliki. Rasio kas INCO tersebut meningkat dari periode serupa tahun lalu yang berada di level 2,59 kali.Di bawah INCO terdapat PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) yang memiliki cash ratio&nbsp;sebesar 2,27 kali. Lalu, PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) mencatatkan cash ratio&nbsp;masing-masing sebesar 2,27 kali dan 2,13 kali.&nbsp;PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) membukukan cash ratio&nbsp;sebesar 1,59 kali. Lalu, PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) punya cash ratio sebesar 1,58 kali.Ada pula PT United Tractors Tbk. (UNTR) dengan cash ratio&nbsp;sebesar 1,1 kali. Sementara, PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) punya cash ratio&nbsp;sebesar 0,91 kali.Sebagai informasi, cash ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendeknya hanya dengan menggunakan kas dan setara kas. Lazimnya, rasio kas yang dianggap baik adalah lebih besar dari 0,3 kali.<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/10619364/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Indikator lainnya yang patut dicermati adalah pertumbuhan ekuitas. Sebanyak 27 anggota konstituen Indeks Bisnis-27 membukukan rata-rata pertumbuhan ekuitas sebesar 16,73% (yoy) sepanjang tiga bulan pertama tahun ini.PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) berada di posisi pertama lantaran ekuitasnya tumbuh 65,63% (yoy) dari Rp20,23 triliun menjadi Rp33,5 triliun. Peningkatan terutama berasal dari aspek tambahan modal disetor neto.&nbsp;Di bawah EMTK, PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) meraih pertumbuhan ekuitas sebesar 51,34% (yoy) dari Rp26,3 triliun menjadi Rp17,38 triliun. Kemudian, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) mencatatkan ekuitas yang tumbuh 42,09% (yoy) dari Rp191,62 triliun menjadi Rp272,27 triliun.&nbsp;PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) membukukan kenaikan ekuitas sebesar 25,38% (yoy) dari Rp56,19 triliun menjadi Rp70,45 triliun. Pertumbuhan ekuitas PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) sebesar 25,01% (yoy) dari Rp20,41 triliun menjadi Rp25,51 triliun.&nbsp;Kemudian, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) mencatatkan kenaikan ekuitas sebesar 19,25% (yoy) dari Rp8,79 triliun menjadi Rp9,45 triliun. Selanjutnya ada PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang ekuitasnya tumbuh 17,64% (yoy) dari Rp108,63 triliun menjadi Rp127,79 triliun.&nbsp;PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) menempati posisi kedelapan dalam daftar ini. Ekuitas emiten konsumen milik Grup Salim ini naik 16,38% (yoy) dari Rp48,26 triliun menjadi Rp51,83 triliun.<blockquote>(Baca: <a href="https://dataindonesia.id/bursa-keuangan/detail/laju-positif-emiten-pelat-merah-seiring-pemulihan-ekonomi" id="isPasted" target="_self">Laju Positif Emiten Pelat Merah Seiring Pemulihan Ekonomi</a>)</blockquote> <iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/10666650/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Masih terkait dengan liabilitas dan ekuitas, rasio keuangan yang sering menjadi perhatian adalah debt to equity ratio (DER). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang, baik jangka pendak maupun panjang dengan menggunakan ekuitas atau modal yang ada.Rasio DER yang dikatakan baik biasanya kurang dari satu kali. Semakin rendah DER, maka semakin baik posisi keuangan perusahaan tersebut. Namun, rasio ini dikecualikan untuk perusahaan di industri perbankan, konstruksi dan investasi.PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) memiliki rasio DER yang terendah sebesar 0,13 kali. Hal tersebut mengindikasikan total liabilitas perusahaan hanya 0,13 kali atau 13% dari total ekuitasnya. Angka ini menurun dibandingkan pada kuartal I/2021 yang mencapai 0,26 kali.Mengekor EMTK, PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) memiliki rasio DER di level 0,14 kali. Setelahnya ada PT Media Nusantra Citra Tbk. (MNCN) dengan DER sebesar 0,2 kali.&nbsp;Ada pula PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) dengan DER masing-masing sebesar 0,24 kali dan 0,38 kali. Posisi berikutnya adalah PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dengan DER sebesar 0,41 kali.PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) memiliki DER sebesar 0,47 kali. Sedangkan, PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) mencatatkan DER mencapai 0,55 kali.<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/10629873/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Berlanjut ke salah satu indikator yang menunjukkan kemampuan profitabilitas sebuah perusahaan, yakni rasio return on equity (RoE). RoE mencerminkan seberapa efektif perusahaan mampu menghasilkan laba bersih dari ekuitas yang dimiliki. RoE juga dapat menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan dalam menggunakan modalnya.PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) menjadi konstituen Indeks Bisnis-27 dengan rasio RoE tertinggi pada kuartal I/2022. Nilai RoE dari emiten sektor konsumen ini terpantau sebesar 31,67%.&nbsp;Hal itu dapat diartikan bahwa UNVR mampu menghasilkan 31,67% laba bersih dari ekuitas yang dimilikinya. Angka tersebut tercatat lebih besar jika dibandingkan pada kuartal I/2021 yang sebesar 25,88%.&nbsp;PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) berada di posisi kedua dengan RoE sebesar 12,16%. Rasio tersebut jauh lebih tinggi dari periode yang sama tahun 2021 sebesar 0,5%. Pencapaian tersebut lebih dipengaruhi oleh laba bersih EMTK yang juga melonjak pada kuartal I/2022.&nbsp;Di bawah EMTK ada PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) dengan RoE sebesar 8,73%. RoE yang dimiliki MDKA ini juga mengalami perbaikan signifikan dari sebelumnya minus 0,72% karena perusahaan berbalik untung.&nbsp;Lalu PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) memiliki RoE sebesar 8,65% atau naik dari sebelumnya 2,88%. PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) mencatatkan RoE sebesar 8,15% atau meningkat dari sebelumnya 1,86%.&nbsp;PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) membukukan RoE di level 7,15%,. Kemudian, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dan PT United Tractors Tbk. (UNTR) memiliki RoE masing-masing sebesar 6,57% dan 5,88%.<blockquote>(Baca: <a href="https://dataindonesia.id/bursa-keuangan/detail/terdorong-harga-cpo-kinerja-emiten-sawit-bersinar" id="isPasted" target="_self">Terdorong Harga CPO, Kinerja Emiten Sawit Bersinar</a>)</blockquote><iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/10606673/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Selain RoE, kemampuan profitabilitas perusahaan juga dapat diukur menggunakan rasio margin laba (net profit margin/NPM). NPM secara umum digunakan untuk mengukur profitabilitas sebuah perusahaan dari sisi laba bersihnya dibandingkan dengan pendapatan, setelah dikurangi seluruh beban.Sejumlah konstituen dalam Indeks Bisnis-27 memiliki NPM yang cukup tinggi sepanjang kuartal I/2022. Bahkan, ada konstituen Indeks Bisnis-27 yang NPM-nya mencapai ratusan persen.&nbsp;PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) berada di posisi pertama dengan NPM sebesar 120,69% pada kuartal I/2022. Angka tersebut melesat dibandingkan pada kuartal I/2021 yang hanya sebesar 3,27%.&nbsp;Tingginya NPM tersebut lantaran EMTK berhasil membukukan lonjakan laba bersih menjadi Rp4,07 triliun. Hal itu ditopang oleh bagian laba dari entitas asosiasi.&nbsp;Setelah EMTK, PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) mengekor dengan NPM sebesar 56,59%. NPM MDKA tersebut lebih besar jika dibandingkan pada periode serupa tahun 2021 yang masih minus 10,70%.&nbsp;Ada pula PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang mencatatkan NPM sebesar 49,18%. Lalu, PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) dan PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) memiliki NPM masing-masing sebesar 38,73% dan 33,76%.&nbsp;PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) membukukan NPM sebesar 33,12%. Sedangkan, NPM dari PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) berturut-turut sebesar 32,67% dan 32,55%.<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/10666663/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Beranjak ke sisi belanja modal atau capital expenditure (capex). Belanja modal merupakan dana yang digunakan oleh perusahaan guna memperoleh, meningkatkan, dan memelihara aset fisik, seperti properti, pabrik, bangunan, teknologi, peralatan dan lainnya.&nbsp;Belanja modal juga biasa digunakan untuk membiatai proyek atau investasi baru di sebuah perusahaan. Dalam laporan keuangan, belanja modal tecermin dari laporan arus kas di sisi perolehan aset tetap.Kenaikan perolehan aset tetap PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) menjadi yang paling moncer, yakni 2.545,37% (yoy) dari Rp20,47 miliar menjadi Rp541,45 miliar pada kuartal I/2022. Kenaikan tersebut terkait dengan aksi perusahaan untuk pengembangan dua proyek besar, yaitu tambang emas Pani dan pengolahan multi-komoditas acid iron metal (AIM).Posisi selanjutnya ditempati PT United Tractors Tbk. (UNTR) yang kenaikan perolehan aset tetapnya sebesar 307,09% (yoy) dari Rp328,69 miliar menjadi Rp1,34 triliun. Kemudian dari sektor perbankan, PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) memperoleh aset tetap yang meningkat 255,09% (yoy) menjadi Rp715,34 miliar.&nbsp;PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) mencatat kenaikan perolehan aset tetap sebesar 240,61% (yoy) menjadi Rp809,91 miliar. Perolehan aset tetap PT Astra International Tbk. (ASII) meningkat 151,17% (yoy) menjadi Rp1,83 triliun.PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) membukukan pertumbuhan perolehan aset tetap 136,9% (yoy) menjadi Rp231,83 miliar. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) membukukan kenaikan perolehan aset tetap sebesar 92,67% (yoy) ke posisi Rp505,06 miliar.Sementara, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) berada di posisi kedelapan dalam daftar ini. Emiten perbankan pelat merah itu mencatat pertumbuhan perolehan aset tetap sebesar 91,47% (yoy) menjadi Rp2,37 triliun.<blockquote>(Baca: <a href="https://dataindonesia.id/bursa-keuangan/detail/masih-goyah-kinerja-emiten-konstruksi-awali-tahun-2022" id="isPasted" target="_self">Masih Goyah Kinerja Emiten Konstruksi Awali Tahun 2022</a>)</blockquote> Anda bisa mendapatkan data lengkap terkait kinerja emiten konstruksi bangunan yang dirangkum DataIndonesia.id dalam laporan ini. Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi: Telp: +62-21-57902023 eks 610; Email: pusdok@bisnis.com; WhatsApp: +62-85885259217.

DataIndonesia.id merangkum kinerja keuangan dari anggota konstituen Indeks Bisnis-27 pada kuartal I/2022. Sejumlah indikator untuk melihat kinerja, mulai dari rasio kas, DER, RoE, hingga pertumbuhan perolehan aset tetap.

Meneropong Kinerja Keuangan Konstituen Indeks Bisnis-27