Jakpat

We Are Social

iPrice

Ipsos

Populix

SurveySensum

 Sirclo dan Katadata Insight Center

Digital

ekonomi digital

e-commerce

belanja online

Market Intelligence

Belanja di lokapasar daring atau <a href="https://dataindonesia.id/tags/ecommerce" rel="noopener noreferrer" target="_self">e-commerce</a> kini telah menjadi salah satu gaya hidup baru bagi orang Indonesia. Alasannya, pandemi telah membatasi mobilitas masyarakat, sehingga mereka mau tak mau menjadi lebih sering berbelanja via digital.Tren meningkatnya belanja daring pun terlihat dari survei Jakpat terkait preferensi belanja orang Indonesia. Selama pandemi Covid-19, masyarakat Indonesia lebih memilih belanja daring ketimbang belanja konvensional.<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/8210099/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Secara rinci, ada 75% orang yang memilih untuk berbelanja daring di tanah air per semester I/2021. Persentase itu meningkat dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 70%. &nbsp;Sementara, proporsi orang Indonesia yang memilih berbelanja secara konvensional hanya 25%. Angkanya turun dibandingkan pada semester I/2020 yang mencapai 30%.&nbsp;Tingginya preferensi belanja daring salah satunya disebabkan kondisi pandemi yang membuat orang khawatir untuk keluar berbelanja secara konvensional. Sebanyak 71% responden menilai belanja daring dapat menghindari risiko penyebaran Covid-19.&nbsp;<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/8607366/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:700px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Selain faktor pandemi, belanja daring dirasakan lebih mudah, sebagaimana terlihat dari hasil survei Ipsos. Bahkan menurut hasil survei tersebut, Indonesia menjadi negara di dunia yang merasa belanja daring paling mudah dibandingkan secara konvensional.&nbsp;Tercatat ada 73% responden di Indonesia yang setuju belanja daring lebih mudah. Sementara, hanya 24% responden yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut.&nbsp;<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/9215975/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Faktor lain yang mendorong orang Indonesia untuk berbelanja secara daring adalah adanya gratis ongkos kirim (ongkir) yang ditawarkan oleh sejumlah platform e-commerce. Menurut laporan We Are Social, faktor inilah yang paling memengaruhi orang Indonesia untuk berbelanja secara daring, sebagaimana disampaikan 50,5% responden.&nbsp;Ada pula 48,3% responden yang tertarik berbelanja daring karena ulasan pelanggan serta diskon dan kupon. Selain itu, 41,7% responden berbelanja daring karena metode pembayaran yang sederhana.&nbsp;Responden yang berbelanja daring karena mempertimbangkan jumlah kesukaan dan komentar di media sosial sama-sama sebesar 37,1%. Ada pula 28,2% responden yang berbelanja daring dengan alasan pengembalian yang mudah.&nbsp;Sebanyak 24,7% memilih bayar di tempat atau cash on delivery (COD) sebagai faktor berbelanja daring. Sedangkan, 24% responden berbelanja daring dengan alasan kredensial ramah lingkungan.<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/9387381/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Melihat demografinya, perempuan terpantau lebih sering berbelanja daring di e-commerce ketimbang laki-laki selama pandemi Covid-19. Padahal, proporsi tersebut berkebalikan ketika masa normal.&nbsp;Berdasarkan hasil riset iPrice, konsumen yang berbelanja daring sempat didominasi laki-laki dengan persentase 54% pada 2019. Sementara, hanya 47% konsumen yang berbelanja daring merupakan perempuan.&nbsp;Pada 2020, proporsi konsumen laki-laki yang berbelanja daring turun jadi 51%. Sebaliknya, konsumen perempuan yang berbelanja daring naik jadi 49%.&nbsp;Konsumen yang berbelanja daring lebih didominasi perempuan dengan persentase mencapai 54% pada 2021. Sedangkan, hanya 46% konsumen yang berbelanja daring merupakan laki-laki.&nbsp;Tak hanya itu, laporan iPrice juga menunjukkan perempuan paling banyak berbelanja daring ketika momen obral di bulan Ramadan atau Ramadan sale. Persentasenya tercatat sebesar 52%.&nbsp;Sebaliknya, periode promo 11.11 lebih banyak diikuti laki-laki dengan persentase 51%. Untuk periode promo 12.12, proporsinya antara konsumen laki-laki dan perempuan imbang.<blockquote>(Baca: <a href="https://dataindonesia.id/digital/detail/menilik-peluang-bank-digital-ubah-struktur-perbankan-nasional" id="isPasted" target="_self">Menilik Peluang Bank Digital Ubah Struktur Perbankan Nasional</a>)</blockquote><iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/8543919/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Melihat waktunya, masyarakat Indonesia lebih sering berbelanja daring di e-commerce ketika waktu luang. Ini terlihat dari banyaknya orang &nbsp;yang melakukan belanja daring pada malam hari atau ketika sudah selesai beraktivitas.Berdasarkan hasil survei Jakpat, sebanyak 50% responden memilih belanja daring pada pukul 18.00-00.00. Sebanyak 30% responden memilih berbelanja daring pada siang hari atau pukul 09.00-15.00.&nbsp;Kemudian, 12% responden berbelanja daring ketika sore hari atau pukul 15.00-18.00. Ada pula &nbsp;5% responden yang memilih berbelanja daring ketika pagi hari atau pukul 03.00-09.00. &nbsp;Sementara, hanya 3% responden yang berbelanja daring saat larut malam atau pukul 00.00-03.00.&nbsp; Melihat E-Commerce Pilihan Masyarakat untuk Berbelanja DaringMeningkatnya minat masyarakat untuk berbelanja daring tentu menjadi berkah bagi berbagai&nbsp;e-commerce yang beroperasi di Indonesia. Lonjakan pengunjung ke laman web mereka pun mampu mencapai puluhan hingga ratusan juta setiap bulannnya.&nbsp;<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/9308484/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Berdasarkan data iPrice, Tokopedia menjadi&nbsp;e-commerce yang paling banyak dikunjungi pada kuartal IV//2021. Tercatat ada 157,44 juta pengunjung setiap bulan ke e-commerce berlambang burung hantu hijau pada kuartal terakhir tahun lalu.Jumlah pengunjung Tokopedia tersebut naik 37,32% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 114,65 juta pengunjung. Namun, angkanya mencatatkan penurunan sebesar 0,44% jika dibandingkan pada kuartal III/2021 yang sebesar 158,14 juta pengunjung.&nbsp;Shopee berada di posisi kedua dengan rata-rata pengunjung bulanan sebanyak 138,78 juta. Lalu, Lazada naik ke peringkat tiga dengan rata-rata pengunjung bulanan mencapai 28,17 juta.&nbsp;Bukalapak turun ke peringkat empat dengan rata-rata pengunjung bulanan sebanyak 25,76 juta. Kemudian, Orami dan Blibli punya rata-rata pengunjung bulanan masing-masing sebesar 16,68 juta dan 15,69 juta.&nbsp;Ralali memiliki rata-rata pengunjung bulanan sebanyak 5,92 juta. Sementara, rata-rata pengunjung bulanan laman Bhinneka sebanyak 3,31 juta.Meski delapan platform di atas menjadi yang paling banyak dikunjungi sepanjang kuartal IV/2021, mereka tak bisa berpuas diri. Pasalnya, loyalitas masyarakat terhadap suatu toko daring di e-commerce masih belum cukup kuat.<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/9446345/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Menurut riset SurveySensum, ada 42% pengguna&nbsp;e-commerce di Indonesia yang berpindah belanja ke toko daring lain dalam tiga bulan terakhir pada 2021. Hal itu dipengaruhi sejumlah faktor.&nbsp;Ketersediaan barang yang lebih baik menjadi alasan utama mengapa pengguna&nbsp;e-commerce di Indonesia tak loyal. Hal itu sebagaimana disampaikan oleh 81% responden.&nbsp;Sebanyak 74% responden juga berpindah toko daring karena harga yang lebih bersaing. Kemudian, 66% responden beralih toko daring karena kualitas produk yang lebih baik.&nbsp;Ada pula 55% responden berpindah toko daring karena produk yang lebih baik. Sementara, 43% responden mempertimbangkan informasi produk yang lebih baik ketika berpindah toko daring.<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/9495622/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:850px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Selain platform e-commerce, ada beragam produk yang menjadi favorit masyarakat ketika berbelanja daring. Berdasarkan hasil survei Sirclo bersama Katadata Insight Center (KIC), kategori fesyen dan aksesorisnya menjadi yang paling banyak dicari pada 2021. Tercatat ada 71% responden mencari kategori tersebut dan 66,6% membeli produknya.&nbsp;Kategori berikutnya adalah kredit dan voucher yang dicari 44,4% responden dan dibeli 44% responden. Responden yang mencari produk dalam kategori perawatan tubuh dan kecantikan masing-masing sebesar 35,3% dan 32,3%.&nbsp;<blockquote>(Baca: <a href="https://dataindonesia.id/ragam/detail/timbangmenimbang-opsi-skincare-demi-dorong-industri-kecantikan" id="isPasted" target="_self">Timbang-menimbang Opsi Skincare Demi Dorong Industri Kecantikan</a>)</blockquote>Kemudian, ada 34,2% responden yang mencari produk dalam kategori elektronik dan aksesorisnya dan 29,3% di antaranya membeli produk tersebut. Pencarian kategori peralatan rumah tangga dilakukan oleh 34,3% responden, tapi yang melakukan pembelian hanya sebesar 27,4% responden.&nbsp;Kategori makanan dan minuman dicari oleh 32,6% responden dan dibeli 29% responden. Ada pula, kategori kesehatan yang dicari 28.3% responden ketika belanja daring. Sementara, kategori hobi dan barang koleksi dicari oleh 24,8% responden.<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/9402911/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:800px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Dalam riset berbeda yang dilakukan SurveySensum, pembelian paket sembako secara daring mengalami pertumbuhan paling pesat pada 2021, yakni 40% secara tahunan (year on year/yoy). Pembelian pakaian di e-commerce juga mengalami pertumbuhan sebesar 38% (yoy).&nbsp;Pembelian produk kecantikan &amp; perawatan pribadi secara daring juga naik 37% (yoy). Kemudian, pembelian produk elektronik dan bahan makanan mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 34% (yoy) dan 33% (yoy).&nbsp;Selain itu, pembelian produk kesehatan dan peralatan rumah tangga secara daring sama-sama tumbuh 31% (yoy). Pembelian minuman non-alkohol secara daring juga tercatat tumbuh 29% (yoy). Sementara, pembelian produk untuk bayi dan mainan serta perabot rumah tangga secara daring masing-masing tumbuh sebesar 20% dan 7% (yoy).Lebih lanjut, kategori produk yang dibeli orang Indonesia ketika belanja daring semakin banyak setiap tahunnya. Awalnya orang hanya membeli 3,9 jenis kategori produk di e-commerce pada 2019. Angkanya kemudian naik menjadi 6,1 jenis kategori produk yang dibeli pada 2021.<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/9356566/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Selain itu, ada beberapa kategori produk yang mengalami kenaikan popularitas di e-commerce pada 2021. Menurut data iPrice, perlengkapan olahraga menjadi produk yang popularitasnya naik pesat akibat banyak orang menjaga kebugaran di tengah pandemi Covid-19.Jumlah pencarian produk tersebut di e-commerce pun meningkat hingga 140% jika dibandingkan pada 2019. Posisi berikutnya ditempati oleh produk elektronik yang jumlah pencariannya naik 110%. Pencarian produk otomotif di e-commerce juga naik 110% pada 2021.&nbsp;Ada pula produk di kategori rumah dan tempat tinggal yang pencariannya meningkat 85%. Hal itu terjadi karena banyak orang mendekorasi rumah sejak pandemi Covid-19 dengan tujuan meningkatkan kenyamanan mereka saat bekerja di rumah.<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/9495373/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Ketika berbelanja daring, konsumen juga akan dihadapkan oleh pilihan jasa ekspedisi untuk mengirim barang yang dibeli. Berdasarkan survei Populix, J&amp;T Express menjadi favorit orang Indonesia untuk mengirim barang belanjaan mereka, sebagaimana disampaikan oleh 44% responden pada 2020.JNE menjadi pilihan favorit kedua lantaran dipilih oleh 28% responden. SiCepat menjadi pilihan jasa ekspedisi ketika belanja daring oleh 10% responden. Sedangkan, Pos Indonesia dan Ninja Express masing-masing dipilih 3% responden.<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/9475250/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Masyarakat pun juga ditawarkan dengan berbagai metode pembayaran ketika berbelanja daring. Berdasarkan hasil SurveySensum, dompet digital atau e-wallet menjadi merupakan metode pembayaran yang paling banyak ketika belanja daring pada 2021.Ini seperti disampaikan oleh 88% responden. Kenaikan jumlah pengguna e-wallet saat berbelanja daring di e-commerce pun mencapai 45% dibanding tahun sebelumnya.&nbsp;Sebanyak 72% responden memilih metode pembayaran menggunakan akun bank ketika berbelanja di e-commerce. Kemudian, ada 47% responden yang membayar melalui metode bayar di tempat (cash on delivery/COD).Sebanyak 32% responden membayar belanjaan daring mereka via supermarket/minimarket. Lalu, pembayaran melalui kartu debit dan kartu kredit masing-masing dipilih sebanyak 23% dan 11%.Sementara, pembayaran menggunakan paylater dipakai oleh 10% responden. Meski masih rendah, persentasenya telah meningkat dua kali lipat dibandingkan pada tahun sebelumnya.<blockquote>(Baca: <a href="https://dataindonesia.id/ragam/detail/beralihnya-pengeluaran-masyarakat-untuk-kesehatan-saat-pandemi" id="isPasted" target="_self">Beralihnya Pengeluaran Masyarakat untuk Kesehatan saat Pandemi</a>)</blockquote>

Perilaku berbelanja masyarakat Indonesia mulai berubah, terutama ketika pandemi Covid-19. Kini, semakin banyak masyarakat yang memilih berbelanja daring ketimbang harus datang langsung ke gerai atau pasar.

Beralihnya Tren Belanja Masyarakat Indonesia ke Ranah Daring

Beralihnya Tren Belanja Masyarakat Indonesia ke Ranah Daring

Tags