Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencatatkan surplus sebesar Rp234,7 triliun pada April 2023. Jumlah tersebut melonjak 128,53% dari posisi setahun sebelumnya yang juga surplus sebesar 102,7 triliun.
Adapun surplus tersebut setara dengan 1,12% terhadap produk domestik bruto (PDB). Persentase itu lebih tinggi dibandingkan pada April 2022 yang setara 0,52% terhadap PDB.
Surplus APBN disebabkan realisasi pendapatan negara yang lebih tinggi dibandingkan belanja. Secara rinci, realisasi pendapatan negara mencapai Rp1.000,5 triliun pada April 2023.
Nilai itu naik 17,26% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp853,2 triliun. Adapun proporsinya mencapai 40,6% dari target di APBN 2023 yang sebesar Rp2.463 triliun.
Realisasi pendapatan negara paling besar didapat dari penerimaan pajak, mencapai Rp688,1 triliun. Adapun pendapatan negara yang berasal dari penerimaan kepabeanan dan cukai tercatat sebesar Rp94,5 triliun. Selanjutnya, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) menyumbang Rp217,8 triliun.
Sementara, realisasi belanja negara tercatat sebesar Rp765,8 triliun. Jumlahnya naik 2,0% secara tahunan dari sebelumnya Rp750,5 triliun. Angkanya pun setara dengan 25,0% dari target yang sebesar Rp3.061,2 triliun.
Secara rinci, belanja pemerintah pusat tercatat senilai Rp522,7 triliun. Adapun belanja yang berbentuk transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) tercatat sebesar Rp243,1 triliun.
Lebih lanjut, keseimbangan primer mengalami surplus Rp374,3 triliun pada April 2023. Nilainya meningkat 69,7% dibandingkan pada April 2022 yang sebesar Rp220,5 triliun.
(Baca: Surplus APBN RI Sebesar Rp128,5 Triliun pada Maret 2023)