Ekonomi Indonesia mulai pulih dari pandemi Covid-19. Kondisi ini seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat imbas dilonggarkannya pembatasan sosial.
Pemerintah pun menargetkan ekonomi Indonesia bisa tumbuh lebih baik pada tahun ini. Berdasarkan perkiraan Kementerian Keuangan, ekonomi Indonesia bisa naik dalam kisaran 5,0%-5,5% sepanjang 2022.
Bank Indonesia pun memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran yang tak jauh berbeda, yakni 4,7%-5,5% pada 2022. Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, kondisi itu dapat terjadi sejalan dengan pulihnya ekonomi dunia.
Permintaan dan konsumsi pun telah membaik. "Tahun lalu konsumsi ekonomi belum naik. Untuk tahun ini diperkirakan tumbuh 4,3%-5,1%, kata Perry dalam Webinar Outlook Ekonomi dan Bisnis 2022 pada Jumat (4/2).
Tak hanya itu, sejumlah lembaga pun memproyeksikan ekonomi Indonesia bakal tumbuh positif pada 2022. Bahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia digadang menjadi salah satu yang terbaik dibandingkan negara lainnya di dunia pada tahun ini.
DataIndonesia telah merangkum proyeksi ekonomi Indonesia pada 2022 dari sejumlah lembaga tersebut. Berikut rinciannya:
Bank Dunia memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 5,2% pada 2022. Perkiraan tersebut dengan asumsi tak ada gelombang baru Covid-19 yang lebih parah.
Selain itu, tingkat vaksinasi harus terus ditingkatkan. Dengan demikian, permintaan masyarakat dan sektor swasta pulih.
Di Asia Tenggara, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan menjadi yang tertinggi keempat. Posisi Indonesia berada di bawah Filipina, Malaysia, dan Vietnam.
Tercatat pertumbuhan ekonomi Filipina diproyeksi sebesar 5,9% pada 2022. Sementara, ekonomi Malaysia dan Vietnam diproyeksi menguat masing-masing sebesar 5,8% dan 5,5%.
Adapun, Bank Dunia memperkirakan produk domestik bruto (PDB) Indonesia terus tumbuh positif pada 2023 dan 2024. Hanya saja kenaikannya lebih lambat dibandingkan dengan proyeksi tahun ini lantaran hanya sebesar 5,1%.
Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) juga memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,6% pada 2022. Hanya saja, angka tersebut lebih rendah 0,3% dari perkiraan sebelumnya yang mencapai 5,9%.
Menurut IMF, ada sejumlah risiko yang menurunkan prospek pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun ini. Salah satunya adalah kemunculan Covid-19 varian Omicron yang lebih agresif. Hal itu pun berpotensi menekan sistem kesehatan dan membatasi mobilitas.
Selain itu, risiko muncul dari mengetatnya kondisi finansial global yang lebih ketat. Meski demikian, Indonesia masih mendapatkan peluang dari meningkatnya harga komoditas global yang diperkirakan bertahan lebih lama.
Walaupun proyeksi ekonomi Indonesia dipangkas pada 2022, IMF menyebut pertumbuhan PDB tanah air tetaplah menjadi salah satu yang tertinggi di dunia. Indonesia menempati urutan kelima di bawah India, Filipina, Spanyol, dan Malaysia.
Tercatat, pertumbuhan ekonomi India sebesar 9% pada tahun ini. Posisinya disusul oleh Spanyol dan Malaysia dengan kenaikan PDB masing-masing sebesar 5,8% dan 5,7%.
Ekonomi Indonesia pun masih bisa tumbuh berkat reformasi struktural yang dilakukan pemerintah. Adapun, IMF memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 6% pada 2023. Proyeksi itu lebih rendah dari sebelumnya yang sebesar 6,4%.
Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) juga memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 5,2% pada 2022. Proyeksi ini lebih rendah dari perkiraan sebelumnya karena melonjaknya kasus Covid-19 varian Omicron.
Walau demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini lebih tinggi dibandingkan selama 2021 yang hanya 3,3%. Demi merealisasikan proyeksi ekonomi pada 2021, Indonesia perlu mendorong situasi kesehatan, sehingga pembatasan aktivitas bisa dilonggarkan. Hal itu pun akan mampu mendorong permintaan di tengah masyarakat.
Jika dibandingkan negara lainnya, OECD memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 merupakan yang tertinggi keenam di dunia. Posisi Indonesia berada di bawah Kolombia dan Spanyol yang ekonominya sama-sama tumbuh 5,5%.
Sementara, India menempati posisi puncak dengan pertumbuhan PDB sebesar 8,1%. Posisinya disusul oleh Portugal dan Irlandia dengan kenaikan PDB berturut-turut sebesar 5,8% dan 5,7%.
Adapun, OECD memperkirakan ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,1% pada 2023. Pertumbuhan ini melihat situasi kesehatan di Indonesia, dengan kondisi normal memungkinkan permintaan konsumen dan kepercayaan investor kembali
.
HSBC Global Research memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5,1% pada 2022. Sebagaimana lembaga lainnya, HSBC memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dari sebelumnya sebesar 5,2%.
Revisi itu dilakukan karena jumlah kasus Covid-19 kembali melonjak akibat menyebarnya varian Omicron yang tingkat penularannya lebih tinggi. Jika lonjakan tidak dapat dikontrol, maka pembatasan kegiatan masyarakat atau lockdown dikhawatirkan kembali terjadi.
Hal itu pun akan berdampak terhadap menurunnya mobilitas dan pengeluaran masyarakat. Syahdan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat.
Dibandingkan negara lainnya dalam riset HSBC, pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi salah satu yang paling tinggi pada 2022. Posisi Indonesia hanya berada di bawah India, Filipina, dan China.
HSBC memprediksi ekonomi India tumbuh sebesar 7,2% pada tahun ini. Sedangkan, PDB Filipina dan China masing-masing menguat sebesar 6,2% dan 5,6%.
(Baca: 8 Negara dengan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi pada 2022)