Berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI), kinerja penjualan eceran berlanjut menurun pada Juli 2022. Hal tersebut tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) yang sebesar 200,2 poin.
Angka tersebut turun 3,1% dibandingkan pada Juni 2022 (month-to-month/mom) yang sebesar 206,6 poin. Hanya saja, penurunan itu lebih baik ketimbang bulan sebelumnya yang sebesar 11,8% (m-to-m).
IPR pada Juli 2022 juga mengalami peningkatan 6,2% jika dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) sebesar 188,5 poin. Kenaikan itu lebih baik dibandingkan pada Juni 2022 yang sebesar 4,08% (yoy).
Secara bulanan, pertumbuhan penjualan eceran pada Juli 2022 membaik di kelompok bahan bakar kendaraan bermotor sebesar 10% (m-to-m), subkelompok sandang sebesar 9,2% (m-to-m), serta kelompok barang budaya dan rekreasi sebesar 12% (m-to-m).
Sementara, kelompok yang membaik, tapi masih dalam fase kontraksi adalah peralatan informasi dan komunikasi yang turun 1,4% (m-to-m). Kelompok makanan, minuman dan tembakau juga mengalami penurunan 4,8% (m-to-m).
Secara tahunan, kenaikan penjualan eceran terjadi penjualan di hampir seluruh kelompok barang. Peningkatan tertinggi dialami kelompok bahan bakar kendaraan bermotor hingga 67,2% (yoy) dan subkelompok sandang sebesar 59,4% (yoy).
Berdasarkan wilayahnya, penjualan eceran pada Juli 2022 tumbuh secara tahunan di mayoritas kota yang disurvei. Penjualan paling tinggi berada di Banjarmasin mencapai 25,7% (yoy) dan DKI Jakarta sebesar 11,3% (yoy).
Lebih lanjut, BI memperkirakan IPR sebesar 202,8 poin pada Agustus 2022. Jumlah itu meningkat 5,4% dibandingkan setahun sebelumnya (yoy). Peningkatan ini salah satunya didorong oleh penjualan di kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 7,6% (yoy).