Badan Pusat Statistik (BPS)

IHS Markit

Bank Indonesia (BI)

Kementerian Investasi BKPM

Kementerian Keuangan (Kemenkeu)

Indikator

ekonomi

indonesia

memahami Indonesia

Comprehensive Report

Sejumlah harga <a href="https://dataindonesia.id/tags/komoditas" rel="noopener noreferrer" target="_self">komoditas</a> di dalam negeri masih terus mengalami kenaikan pada Juni 2022. Ancaman juga datang dari potensi resesi global imbas melonjaknya inflasi di sejumlah negara maju, seperti Amerika Serikat dan Eropa.Kondisi itu pun tergambar dari sejumlah data indikator <a href="https://dataindonesia.id/tags/ekonomi" rel="noopener noreferrer" target="_self">ekonomi</a> makro yang rilis pada Juli 2022. DataIndonesia.id pun merangkum berbagai data tersebut dalam laporan bertajuk Indikator Ekonomi Makro per Juli 2022:<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/10512961/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan tingkat inflasi bulanan (month-to-month/mtm) sebesar 0,61% dengan Indeks Harga Koinsumen sebesar 111,09 poin pada Juni 2022. Angka ini lebih tinggi 0,21 poin dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,4%. &nbsp;Secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi pada Juni 2022 tercatat sebesar 4,35%. Nilai tersebut juga meningkat 0,8 poin dari Mei 2022 yang sebesar 3,55%, sekaligus tertinggi sejak Juni 2017.&nbsp;Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Terpantau kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 1,77%.&nbsp;Posisinya disusul oleh kelompok pakaian dan alas kaki yang mengalami inflasi sebesar 0,16%. Lalu, inflasi di kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,10%. &nbsp;Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga mengalami kenaikan indeks sebesar 0,53%. Kemudian, kelompok kesehatan dan transportasi masing-masing mengalami inflasi sebesar 0,17% dan 0,30%.&nbsp;Inflasi di kelompok rekreasi olahraga, dan budaya sebesar 0,12%, pendidikan 0,01%, penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,33%, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,16%. Sedangkan, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,04%.<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/10513176/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) secara nasional sebesar 111,43 poin pada Juni 2022. Angka tersebut naik 0,67% dibandingkan pada bulan sebelumnya (m-.to-m) yang sebesar 110,69 poin.&nbsp;IHPB pada Juni 2022 juga mengalami kenaikan 3,50% secara tahun kalender (ytd). Jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy), maka IHPB tumbuh 4,95% pada bulan lalu.&nbsp;Secara rinci, IHPB sektor pertanian memiliki pertumbuhan terbesar pada Juni 2022, yakni 1,96% (m-to-m). Di sektor pertambangan dan penggalian, IHPB mengalami peningkatan 1,27% (m-to-m). Kemudian, IHPB di sektor industri naik 0,37% (m-to-m).&nbsp;Sektor pertanian menjadi kontributor terbesar IHPB, yakni 0,36%. Sektor industri memberikan andil sebesar 0,30%. Sedangkan, sektor pertambangan dan penggalian hanya menyumbang sebesar 0,01%.&nbsp;Adapun, IHPB bahan bangunan/kontruksi secara umum ikut naik sebesar 0,58% (m-to-m) pada Juni 2022. Kenaikan ini disebabkan oleh inflasi harga aspal sebesar 3,86%, semen 1,26%, solar 0,77, batu split 0,62 dan cat 1,05%.<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/10512836/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia sebesar 50,2 poin pada Juni 2022. Angka tersebut turun 1,18% dibandingkan pada bulan sebelumnya yang sebesar 50,8 poin. Lajunya pun melanjutkan perlambatan dalam sepuluh bulan terakhir.&nbsp;PMI manufaktur Indonesia pada Juni 2022 juga lebih rendah 6,17% dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pada Juni 2021, PMI manufaktur Indonesia tercatat sebesar 55,3 poin.&nbsp;Berdasarkan laporan S&amp;P Global, produksi manufaktur Indonesia kembali bertumbuh pada Juni 2022, sejalan dengan ekspansi berkelanjutan di volume pesanan. Namun, pertumbuhan output dan permintaan baru tergolong marginal.&nbsp;Tercatat permintaan baru merupakan yang turun paling dalam selama periode sepuluh bulan ekspansi. Sementara, beberapa perusahaan mencatat kenaikan output terkait upaya meningkatkan inventaris pasca-produksi.&nbsp;Permintaan klien asing pun menurun pada bulan lalu, tercepat dalam sembilan bulan terakhir. Hal tersebut menunjukkan bahwa keseluruhan ekspansi permintaan didukung oleh permintaan domestik pada saat ini.<iframe src="https://flo.uri.sh/story/1639008/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$5,09 miliar pada Juni 2022. Nilai tersebut melanjutkan tren surplus neraca perdagangan selama dua tahun terakhir sejak Mei 2021.&nbsp;Surplus tersebut meningkat pada 75,52% dibandingkan pada bulan sebelumnya yang sebesar US$2,90 miliar pada Mei 2022. Nilainya pun lebih tinggi 285,61% jika dibandingkan pada Juni 2021 yang sebesar US$1,32 miliar.&nbsp;Secara rinci, surplus neraca perdagangan yang berasal dari sektor nonmigas sebesar US$7,23 miliar. Sementara, neraca perdagangan migas Indonesia mengalami defisit US$2,14 miliar.&nbsp;Surplus neraca perdagangan tersebut lantaran nilai ekspor yang lebih tinggi dari impor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Indonesia sebesar US$26,09 miliar pada Juni 2022.&nbsp;Jumlah itu tumbuh 21,3% dari bulan sebelumnya yang sebesar US$21,51 miliar. Angkanya pun masih lebih tinggi 40,68% jika dibandingkan pada Juni 2021 yang sebesar US$18,54 miliar.&nbsp;Sementara, nilai impor Indonesia tercatat sebesar US$21 miliar pada Juni 2022. Jumlah itu meningkat 12,86% jika dibandingkan bulan sebelumnya, tapi &nbsp;masih lebih tinggi 21,98% secara tahunan.<blockquote>(Baca: <a href="https://dataindonesia.id/ragam/detail/menakar-efek-kartu-prakerja-mendorong-lapangan-kerja" id="isPasted" target="_self">Menakar Efek Kartu Prakerja Mendorong Lapangan Kerja</a>)</blockquote> <iframe src="https://flo.uri.sh/story/1639052/embed" title="Interactive or visual content" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan, realisasi investasi Indonesia mencapai Rp302,2 triliun pada kuartal II/2022. Jumlah tersebut kembali mencetak rekor baru dalam satu dekade terakhir.&nbsp;Tercatat, realisasi investasi Indonesia mengalami pertumbuhan 35,5% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy) sebesar Rp223 triliun. Angkanya juga terapresiasi 7% dibandingkan pada kuartal sebelumnya (qtq) yang sebesar Rp282,4 triliun.&nbsp;Realisasi investasi pada kuartal II/2022 paling banyak berasal dari penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp163,2 triliun. Jumlah itu meningkat 39,7% (yoy) dari sebelumnya yang sebesar Rp116,8 triliun.&nbsp;Sedangkan, realisasi investasi yang berasal dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp139 triliun. Nilainya naik 30,8% (yoy) dari sebelumnya yang sebesar Rp106,2 triliun.&nbsp;Berdasarkan lokasinya, investasi paling banyak ke Jawa Barat sebesar Rp44 triliun. Posisinya diikuti oleh DKI Jakarta yang mendapatkan investasi sebesar Rp40,1 triliun. Kemudian, penanaman modal ke Sulawesi Tengah sebesar Rp32,1 triliun.&nbsp;Adapun, realisasi investasi terbesar masuk ke sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya senilai Rp48,2 triliun. Lalu, investasi yang masuk ke sektor pertambangan sebesar Rp33 triliun.&nbsp;Menurut Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, pertumbuhan realisasi PMA yang cukup tinggi menandakan pulihnya investasi sejak pandemi Covid-19. Hal itu pun menandakan bahwa Indonesia masih dipercaya sebagai negara tujuan investasi.<iframe src="https://flo.uri.sh/story/1639015/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Bank Indonesia (BI) mencatat, keyakinan konsumen Indonesia sedikit melemah pada Juni 2022. Ini terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang sebesar 128,2 pada bulan lalu.&nbsp;Angka tersebut turun tipis 0,54% dibandingkan pada bulan sebelumnya yang sebesar 128,9. Namun, IKK masih berada di zona optimistis di atas 100. &nbsp;IKK pada Juni 2022 juga masih naik 19,37% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada Juni 2021, IKK tercatat sebesar 107,4.&nbsp;Sementara, Indeks Penjualan Riil (IPR) sebesar 234,1 poin atau turun 2,1% (m-to-m). Walau demikian, IPR pada Mei 2022 mengalami pertumbuhan 2,9% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).Lebih lanjut, saldo bersih tertimbang (SBT) kegiatan usaha sebesar 14,13% pada kuartal II/2022. Nilai tersebut meningkat dibandingkan pada kuartal I/2022 yang sebesar 8,71%.&nbsp;Menurut BI, peningkatan kinerja usaha terutama di sektor industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran, serta pengangkutan dan komunikasi. Peningkatan juga sejalan dengan pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas di berbagai daerah, perayaan Ramadan dan Idulfitri yang mendorong permintaan, hingga ketersediaan sarana produksi. <iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/10663179/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Bank Indonesia (BI) mencatat, kebutuhan permintaan pembiayaan korporasi tetap tumbuh positif pada Juni 2022. Ini terlihat dari SBT permintaan pembiayaan korporasi yang mencapai 16,4%, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 12,1%.Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan pembiayaan sektor industri pengolahan dari 2,7% per Mei 2022 menjadi 5% pada Juni 2022. Permintaan pembiayaan sektor perdagangan naik dari 0,6% menjadi 1,6%.&nbsp;Sedangkan, SBT permintaan pembiayaan di sektor penyediaan makanan minuman sebesar 1,1% pada bulan lalu. Angkanya lebih tinggi dibandingkan pada Mei 2022 yang sebesar 0,2%.Pembiayaan tersebut untuk mendukung aktivitas operasional. Selain itu, hal tersebut ditujukan mendukung pembayaran kewajiban jatuh tempo, pemulihan domestik, dan aktivitas investasi. <iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/10673606/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Bank Indonesia (BI) mencatat, penyaluran kredit baru tumbuh positif secara kuartalan (qtq) pada April-Juni 2022. Ini terindikasi dari SBT kredit baru sebesar 96,9% pada kuartal II/2022, lebih tinggi dibandingkan pada kuartal sebelumnya yang sebesar 64,8%.&nbsp;Menurut BI, indikasi pertumbuhan kredit baru terjadi di seluruh jenis penggunaan. Secara rinci, SBT kredit modal kerja sebesar 92%, SBT kredit investasi 89,8%, dan SBT kredit konsumsi 74%.Secara sektoral, pertumbuhan penyaluran kredit baru tertinggi di sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan dengan SBT sebesar 75,1%. Posisinya diikuti oleh sektor perdagangan besar dan eceran serta perikanan dengan SBT masing-masing sebesar 68,8% dam 58,9%.Adapun, bank sentral memperkirakan penyaluran kredit baru tetap positif pada kuartal III/2022. Ini terindikasi dari proyeksi SBT penyaluran kredit baru yang sebesar 95,7%.Walau demikian, standar penyaluran kredit diperkirakan sedikit lebih ketat pada kuartal III/2022 dibanding kuartal sebelumnya. Ini terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) yang bernilai positif sebesar 1,9%. <iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/10697948/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Bank Indonesia (BI) masih mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di angka 3,5% pada Juli 2022. Suku bunga acuan BI ini tidak berubah selama 17 bulan sejak Februari 2021.&nbsp;Sejalan dengan keputusan ini, BI menetapkan suku bunga deposit facility sebesar 2,75%. Sementara, suku bunga lending facility tak berubah dari angka 4,25%.&nbsp;Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi inti yang masih terjaga di tengah risiko dampak perlambatan ekonomi global. Selain itu, keputusan ini sejalan dengan perlunya pengendalian inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar.&nbsp;Walau demikian, BI menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 3,5% menjadi 2,5% pada 2022. Hal tersebut sejalan dengan meningkatnya risiko stagflasi dan ketidakpastian pasar keuangan global.<blockquote>(Baca: <a href="https://dataindonesia.id/bursa-keuangan/detail/melihat-kinerja-bank-digital-yang-tengah-naik-daun" id="isPasted" target="_self">Melihat Kinerja Bank Digital yang Tengah Naik Daun</a>)</blockquote><iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/10752217/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) kembali mengalami surplus sebesar Rp73,6 triliun pada Juni 2022. Jumlah tersebut setara dengan 0,39% terhadap produk domestik bruto (PDB). &nbsp;Kondisi surplus APBN ini berbalik dari periode serupa tahun lalu yang mengalami defisit sebesar Rp283,1 triliun. Adapun, surplus APBN telah berjalan selama enam bulan berturut-turut.&nbsp;Surplus APBN disebabkan realisasi pendapatan negara lebih tinggi dibandingkan belanja. Secara rinci, realisasi pendapatan negara mencapai Rp1.317,2 triliun pada Juni 2022.&nbsp;Nilai itu naik 48,5% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp887 triliun. Realisasi pendapatan negara tersebut juga mencapai 58,1% dari targetnya dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2022 yang sebesar Rp2.266,2 triliun.&nbsp;Realisasi pendapatan negara paling besar dari penerimaan pajak, yakni Rp868,3 triliun. Pendapatan yang berasal dari penerimaan kepabeanan &amp; cukai mencapai Rp167,6 triliun. Sedangkan, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) menyumbang Rp281 triliun. &nbsp;&nbsp;Sementara, realisasi belanja negara mencapai Rp1.243,6 triliun pada bulan lalu, naik 6,3% dari Juni 2021 yang sebesar Rp1.170,2 triliun. Angkanya setara dengan 40% dari targetnya di Perpres Nomor 98 Tahun 2022 yang sebesar Rp3.106,4 triliun.&nbsp;Realisasi itu paling besar dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp796,3 triliun. Ada pula belanja yang berbentuk transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) senilai Rp373,9 triliun.&nbsp; <iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/10662609/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Bank Indonesia (BI) mencatat, utang luar negeri (ULN) Indonesia sebesar US$406,3 miliar pada akhir Mei 2022. Jumlah itu turun 0,93% dari bulan sebelumnya (m-to-m) yang sebesar US$410,1 miliar.&nbsp;ULN Indonesia tersebut juga lebih rendah 2,57% dibandingkan setahun sebelumnya (yoy). Pada Mei 2021, ULN Indonesia tercatat sebesar US$417 miliar. &nbsp;Mayoritas ULN Indonesia masih berasal dari pemerintah, yakni US$188,2 miliar. Jumlah itu turun 1,2% secara bulanan dan 7,47% secara tahunan.ULN yang berasal dari bank sentral senilai US$8,693 miliar pada Mei 2022. Jumlah itu naik 0,03% secara bulanan dan meningkat 202,89% secara tahunan.&nbsp;Sedangkan ULN swasta tercatat sebesar US$209,4 miliar atau turun 0,71% dibandingkan April 2022. Secara tahunan, ULN Swasta tercatat lebih rendah 0,7%.&nbsp;<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/10706804/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Bank Indonesia (BI) melaporkan, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) sebesar Rp7.888,6 triliun pada Juni 2022. Jumlah itu tumbuh 10,6% dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya (yoy) sebesar Rp7.130,1 triliun.&nbsp;Menurut BI, tren positif tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 16,6% (yoy). Sementara, kenaikan peredaran uang kuasi sebesar 3,3% (yoy).&nbsp;Pertumbuhan M2 terutama dipengaruhi oleh akselerasi penyaluran kredit dan perkembangan keuangan pemerintah. Penyaluran kredit tercatat tumbuh 10,3% (yoy) pada Juni 2022 atau lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang naik 8,7%.&nbsp;Sementara, tagihan bersih kepada pemerintah pusat terkontraksi 14,0% (yoy). Kondisi ini berbeda dengan pertumbuhan positif sebesar 3,9% (yoy) pada Mei 2022. &nbsp;Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih terkontraksi 1,7% (yoy). Angkanya membaik dari bulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 2,9% (yoy).<blockquote>(Baca: <a href="https://dataindonesia.id/bursa-keuangan/detail/belenggu-ketimpangan-di-balik-membesarnya-ekonomi-indonesia" id="isPasted" target="_self">Belenggu Ketimpangan di Balik Membesarnya Ekonomi Indonesia</a>)</blockquote>

DataIndonesia.id telah merangkum sejumlah data terkait indikator ekonomi makro yang dirilis pada Juli 2022 dalam laporan ini.

Laporan Indikator Ekonomi Makro Juli 2022