Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) di Indonesia sebesar Rp151,9 triliun pada kuartal I/2023. Nilai tersebut meningkat 12,4% dibandingkan setahun sebelumnya (year on year/yoy) yang sebesar Rp135,2 triliun.
Realisasi PMDN pun mengalami kenaikan 8,8% secara kuartalan (quarter to quarter/q-to-q). Pada kuartal IV/2022, realisasi investasi dari dalam negeri tercatat sebesar Rp139,6 triliun.
Menurut sektornya, realisasi PMDN paling besar ke pertambangan senilai Rp19,8 triliun. Realisasi PMDN ke sektor perumahan, kawasan industri, dan perkotaan sebesar Rp19,5 triliun.
Realisasi PMDN ke transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar Rp18,1 triliun. Lalu, realisasi PMDN ke sektor jasa lainnya dan industri makanan berturut-turut sebesar Rp13,3 triliun dan Rp11,3 triliun.
Berdasarkan provinsinya, Jawa Barat menerima PMDN terbesar mencapai Rp21,9 triliun. Posisinya diikuti oleh DKI Jakarta yang mendapatkan investasi sebesar Rp19 triliun.
Kemudian, realisasi PMDN ke Jawa Timur sebesar Rp15,5 triliun. Ada pula realisasi PMDN ke Kalimantan Timur dan Riau berturut-turut sebesar Rp11,4 triliun dan Rp10,2 triliun.
Lebih lanjut, realisasi penanaman modal asing (PMA) ke Indonesia sebesar Rp177 triliun pada kuartal I/2023. Angka tersebut naik 1,1% secara kuartalan (q-to-q) dan 20,2% secara tahunan (yoy).
Adapun, total realisasi investasi Indonesia sebesar Rp328,9 triliun pada kuartal I/2023. Realisasi tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 4,5% secara kuartalan (q-to-q) dan 16,5% secara tahunan (yoy). Jumlah tersebut telah mencapai 23,5% dari target tahun 2023 yang sebesar Rp1.400 triliun.
(Baca: Investasi Asing ke Indonesia Rp177 Triliun pada Kuartal I/2023)