Bank Indonesia (BI) mencatat, utang luar negeri (ULN) Indonesia sebesar US$415,1 miliar pada akhir Desember 2021. Jumlah itu menurun 0,38% dari bulan sebelumnya (m-to-m) yang sebesar US$416,7 miliar.
ULN Indonesia tersebut juga lebih rendah 2,09% dari akhir kuartal III/2021 (q-to-q) yang sebesar US$424 miliar. Sementara, nilainya terkontraksi 0,4% dari tahun sebelumnya (yoy) yang sebesar US$416,9 miliar.
Mayoritas ULN Indonesia berasal dari pemerintah, yakni US$200,2 miliar. Jumlah itu melemah 0,95% secara bulanan, 2,58% secara kuartal, dan 3% secara tahunan.
ULN yang berasal dari bank sentral senilai US$9 miliar pada akhir tahun lalu. Jumlah itu meningkat 0,1% secara bulanan dan 214% secara tahunan, tapi turun 0,98% secara kuartal.
Sementara, ULN swasta tercatat sebesar US$205,9 miliar. Nilai itu meningkat 0,16% secara bulanan, tapi lebih rendah 1,62% secara kuartal dan 0,9% secara tahunan.
Menurut BI, struktur ULN Indonesia hingga pengujung 2021 tetap sehat karena didrukung prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Ini tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) yang terjaga di kisaran 35%.
Struktur ULN INdonesia juga didominasi oleh utang jangka panjang. Pangsanya mencapai 88,3%. dari total ULN tanah air.
(Baca: Utang Luar Negeri RI Capai US$416,4 Miliar per November 2021)