Melandainya kasus Covid-19 dan gencarnya vaksinasi di Indonesia telah mendorong sejumlah perusahaan menghentikan kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Seiring hal tersebut, sebagian besar pekerja sudah kembali beraktivitas dari kantor (work from office/WFO).
Berdasarkan hasil survei Jakpat, ada 63% pekerja yang saat ini telah WFO. Sebanyak 30% pekerja masih melakukan WFH.
Kemudian, ada 23% pekerja yang kini menjalankan pekerjaannya secara hybrid yang mengombinasikan antaran WFO dan WFH. Sedangkan, 16% responden menyatakan bekerja dari mana saja (work from anywhere/WFA).
Ke depannya, mayoritas atau 44% pekerja di Indonesia memilih WFO setelah pandemi Covid-19 berakhir. Sebanyak 21% responden ingin melakukan pekerjaan secara hybrid.
Sebanyak 19% responden memilih bekerja secara WFA setelah pandemi Covid-19 berakhir. Sedangkan, ada 15% responden yang memilih WFH pascapagebluk.
Adapun, WFO lebih banyak dipilih oleh generasi X serta responden yang bekerja di BUMN dan perusahaan swasta nasional. Model kerja ini juga dipilih oleh responden yang mencari interaksi sosial dan telah menjadi pekerja tetap.
Sebanyak 63% responden memilih WFO karena merasa efektitivitasnya paling tinggi dibandingkan model kerja lainnya. Sebanyak 63% responden pun beranggapan bahwa WFO memudahkan komunikasi dan koordinasi.
Kemudian, ada 59% responden beranggapan fasilitas kerja lebih memadai saat WFO. Lalu, responden yang menganggap WFO membuatnya mudah bersosialisasi dengan rekan kerja sebanyak 58%.
Sebagai informasi, Jakpat melakukan survei 1436 responden dengan rentang usia 18-44 tahun. Pengumpulan data survei tersebut dilakukan menggunakan pada 24 Juni - 4 Juli 2022.
(Baca: Bisakah Tren Kerja Hybrid Dongkrak Performa Karyawan?)