Data Center Map

Google, Temasek, dan Bain & Company

Data Centre Magazine

Gartner

Jones Lang LaSalle Incorporated (JLL)

Fortune Business Insights

pusat data

data center

Digital

Teknologi

kecerdasan buatan

Comprehensive Report

Kebutuhan akan <a href="https://dataindonesia.id/tags/pusat-data" target="_self" rel="noopener noreferrer">pusat data</a> atau data center di dunia semakin meningkat seiring dengan pesatnya penggunaan teknologi seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan komputasi awan (cloud computing). Pusat data merupakan fasilitas yang digunakan untuk menyimpan, mengelola, dan mendistribusikan data dalam jumlah besar.&nbsp;Pusat data terdiri dari berbagai perangkat keras seperti server, penyimpanan data (storage), perangkat jaringan, serta sistem pendingin dan keamanan untuk memastikan operasional yang stabil dan efisien. Saat ini, keberadaan pusat data sangat penting bagi perusahaan, pemerintahan, ataupun organisasi untuk menjalankan layanan berbasis digital seperti e-commerce, perbankan online, serta aplikasi berbasis internet lainnya.DataIndonesia.id&nbsp;merangkum data-data terkini seputar perkembangan pusat data di dunia, Asia Tenggara, dan Indonesia pada 2023 hingga 2025. Data-data tersebut meliputi nilai pasar pusat data di dunia, kapasitas pusat data di dunia, belanja teknologi informasi untuk sistem pusat data, dan pusat data terbesar di dunia.Lalu, dilanjutkan dengan wilayah pusat data dengan konsumsi daya terbesar di dunia, negara dengan jumlah pusat data terbanyak, perbandingan jumlah pusat data di Asean, kapasitas pusat data di negara-negara Asean, serta kota dengan jumlah pusat data terbanyak di Indonesia.<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/22043080/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" frameborder="0" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation"></iframe>Berdasarkan laporan Fortune Business Insights, nilai pasar pusat data global yang mencakup perangkat keras, perangkat lunak, dan layanan sebesar US$242,72 miliar pada 2024. Nilai tersebut diproyeksi tumbuh 11,15% menjadi US$269,79 miliar pada 2025 dan akan menyentuh US$584,86 miliar pada 2032 mendatang.&nbsp;Dalam laporannya, Fortune Business Insights mengatakan bahwa pasar pusat data di dunia akan semakin dinamis dan kompetitif, dengan inovasi berkelanjutan dalam desain, praktik operasional, dan teknologi, seperti komputasi awan (cloud). Kondisi ini sejalan dengan kebutuhan organisasi dan bisnis yang terus berkembang di berbagai industri.Peningkatan aktivitas secara daring semenjak pandemi Covid-19 membuat peningkatan permintaan layanan pusat data untuk mendukung volume data, layanan, serta aplikasi digital terus bertambah. Selain itu, pandemi mempercepat adopsi layanan komputasi awan, lantaran perusahaan di dunia ingin meningkatkan skala dan mengadaptasi infrastruktur teknologi informasi mereka untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang terus berubah.<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/22043161/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" frameborder="0" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation"></iframe>Menurut laporan yang dirilis oleh Jones Lang LaSalle Incorporated (JLL), kapasitas pusat data global sebesar 50 gigawatt pada 2024. Angka tersebut diprakirakan tumbuh 14% menjadi 57 gigawatt pada 2025.Pada tahun 2026, kapasitas pusat data global akan mencapai 65 gigawatt. Adapun pada 2027, kapasitasnya diproyeksi sebesar 76 gigawatt.&nbsp;Dilihat dari wilayahnya, Amerika Utara, Tengah, Selatan menjadi wilayah dengan kapasitas pusat data terbesar, yakni 22 gigawatt pada 2024. Posisinya diikuti oleh wilayah Asia Pasifik dengan kapasitas 18 gigawatt dan wilayah Eropa, Timur Tengah, Afrika dengan kapasitas sebesar 10 gigawatt.JLL menilai, meski kapasitas pusat data terus mencatatkan pertumbuhan sekitar 15% per tahun, hal ini tidak cukup untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat. Pesatnya penggunaan kecerdasan buatan atau AI selama beberapa tahun terakhir mendorong permintaan akan infrastruktur pusat data yang lebih kuat dan efisien.<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/22043369/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" frameborder="0" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation"></iframe>Selanjutnya, dalam laporan yang dirilis Gartner, belanja teknologi informasi di seluruh dunia untuk sistem pusat data diproyeksi mencapai US$405,51 miliar pada 2025. Jumlah ini meningkat 23,21% jika dibandingkan dengan tahun lalu yang senilai US$329,13 miliar.Menurut Gartner, kenaikan belanja untuk sistem pusat data di dunia berkaitan dengan ekspansi teknologi AI, terutama dengan munculnya AI generatif. Peningkatan belanja untuk sistem pusat data sejalan dengan pesatnya perkembangan chip AI yang diperkirakan akan mencapai US$92 miliar pada tahun 2025.<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/22043821/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" frameborder="0" scrolling="no" style="width:100%;height:700px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation"></iframe>Melonjaknya permintaan untuk penyimpanan dan pemrosesan data membuat banyak negara ataupun perusahaan teknologi membangun pusat data dengan ukuran yang sangat besar dan luas. Melansir laman Data Centre Magazine, pusat data terbesar di dunia adalah China Telecom Data Center yang berlokasi di China Telecom-Inner Mongolia Information Park. Pusat data ini memiliki luas hingga 1 juta meter persegi.&nbsp;China Telecom Data Center menyediakan layanan untuk perusahaan-perusahaan terkemuka dunia seperti Alibaba, Tencent, dan Baidu. Pusat data ini menghabiskan daya hingga 150 megawatt (MW) di enam ruang data.Sama halnya dengan China Telecom Data Center, China Mobile yang berlokasi di Hohhot, China juga memiliki luas 1 juta meter persegi. Posisi ketiga ada The Citadel Campus dengan luas 720.000 meter persegi.Pusat data CWL1 Data Centre dan Apple&rsquo;s Mesa Data Center masing-masing memiliki luas 185.806,26 meter persegi dan 120.774,07 meter persegi. Kemudian, luas pusat data Lakeside Technology Center mencapai 102.193,44 meter persegi.Utah Data Center memiliki luas 92.903,13 meter persegi. Ada pula QTS: Atlanta Metro dan CoreSite Reston VA3 dengan luas berturut-turut 90.116,036 meter persegi dan 87.328,94 meter persegi. Sementara itu, Portugal Telecom Complex menempati posisi terakhir dalam daftar ini dengan luas 74.322,5 meter persegi.<blockquote>(Baca: <a href="https://dataindonesia.id/energi-sda/detail/laporan-kumpulan-data-emas-di-dunia-dan-indonesia-pada-2024" target="_self" rel="noopener noreferrer">(Laporan) Kumpulan Data Emas di Dunia dan Indonesia pada 2024</a>)</blockquote><iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/22043893/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" frameborder="0" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation"></iframe>Jika ditinjau dari konsumsi dayanya, Virginia Utara menjadi wilayah dengan konsumsi listrik pusat data terbesar di dunia. Menurut data Cushman &amp; Wakefield, Visual Capitalist, dan datacenterHawk, konsumsi daya di pusat data tersebut mencapai 2.552 MW pada 2023.&nbsp;Selanjutnya, Beijing menempati posisi kedua dengan konsumsi daya pusat datanya sebanyak 1.799 MW.&nbsp;Konsumsi daya pusat data yang berlokasi di London sebanyak 1.053 MW. Lalu, pusat data di Singapura dan Tokyo masing-masing memakan daya sebanyak 876 MW dan 865 MW.Berikutnya, pusat data di Frankfurt menghabiskan daya sebesar 864 MW. Kemudian, pusat data di Shanghai dan Sydney berturut-turut memakan daya listrik sebanyak 725 MW dan 667 MW.&nbsp;Pusat data di wilayah Dallas menghabiskan daya listrik sebanyak 654 MW. Sementara itu, pusat data di Sillicon Valley memakan daya listrik sebanyak 615 MW.&nbsp;<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/22019385/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" frameborder="0" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation"></iframe>Berdasarkan laman Data Center Map, jumlah data center atau pusat data di dunia mencapai 9.018 unit per 10 Maret 2025. Jumlah ini tersebar di 164 negara di seluruh dunia.&nbsp;Menurut negaranya, Amerika Serikat memiliki jumlah pusat data terbanyak secara global. Negeri Paman Sam dilaporkan memiliki 3.391 pusat data per 10 Maret 2025.&nbsp;Jerman menempati posisi kedua lantaran mempunyai 403 pusat data di negaranya pada periode yang sama. Kemudian, jumlah pusat data yang berlokasi di Inggris sebanyak 394 unit.Berikutnya, sebanyak 346 pusat data berada di China. Lalu, jumlah pusat data di Kanada dan India masing-masing sebanyak 254 unit dan 250 unit.Ada Pula Australia dengan jumlah pusat data sebanyak 249 unit. Sementara itu, Prancis memiliki 243 juta pusat data per 10 Maret 2025.Adapun, Indonesia menempati urutan ke-14 dalam daftar ini. Jumlah pusat data di Tanah Air dilaporkan sebanyak 137 unit. Posisi Indonesia diapit oleh Rusia dan Spanyol yang masing-masing memiliki 151 pusat data dan 129 pusat data.<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/22019401/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" frameborder="0" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation"></iframe>Di wilayah Asia Tenggara, jumlah pusat data dilaporkan sebanyak 401 unit per 10 Maret 2025. Jumlah ini tersebar di 10 negara di wilayah Asia Tenggara, kecuali Timor Leste.&nbsp;Menurut negaranya, Indonesia memiliki jumlah pusat data terbanyak di Asia Tenggara, yakni 137 unit. Malaysia menempati posisi kedua lantaran mempunyai 90 pusat data di negaranya pada periode yang sama. Kemudian, jumlah pusat data yang terletak di Singapura sebanyak 68 unit.Sebanyak 42 pusat data berada di Thailand. Lalu, jumlah pusat data di Vietnam dan Filipina sama-sama sebanyak 23 unit.Kamboja dilaporkan memiliki 10 pusat data per 10 Maret 2025. Selanjutnya, Myanmar dan Laos masing-masing mempunyai lima pusat data dan dua pusat data.Sementara itu, Brunei Darussalam menempati posisi terakhir dalam daftar ini. Pusat data yang dimiliki oleh negara tersebut sebanyak satu unit.<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/22064277/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" frameborder="0" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation"></iframe>Dilihat dari kapasitasnya, pusat data Indonesia menjadi yang terbesar kedua di Asia Tenggara dengan kapasitas 200 MW pada semester I/2024. Ini berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2024 yang disusun oleh Google, Temasek, dan Bain &amp; Company.&nbsp;Adapun, Singapura menempati posisi pertama dengan kapasitas pusat data mencapai 1.000 MW. Di bawah Indonesia ada Malaysia yang memiliki kapasitas sebesar 120 MW.&nbsp;Kemudian, kapasitas pusat data di Thailand dan Filipina sama-sama sebesar 60 MW. Sementara itu, kapasitasnya milik Vietnam sebesar 40 MW.&nbsp;Dari sisi investasi pada pusat data, Malaysia berada di urutan teratas dengan nilai investasi mencapai US$15 miliar pada semester I/2024. Posisi kedua ditempati Singapura dengan investasi US$9 miliar dan posisi ketiga ditempati Thailand dengan investasi US$6 miliar.&nbsp;<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/22019431/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" frameborder="0" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation"></iframe>Di Indonesia, pusat data tersebar di 25 kota. Dilihat dari kotanya, Jakarta memiliki jumlah pusat data terbanyak. Tercatat, pusat data yang berlokasi di Jakarta sebanyak 81 unit.Batam menempati posisi kedua lantaran mempunyai sembilan pusat data pada periode yang sama. Kemudian, jumlah pusat data yang tersebar di Surabaya dan Bandung sama-sama sebanyak tujuh unit.Denpasar dan Bogor sama-sama memiliki empat pusat data. Sementara itu, Medan, Yogyakarta, Pekanbaru, Palembang, Makassar, dan Balikpapan sama-sama mempunyai dua pusat data per 10 Maret 2025.<blockquote>(Baca: <a href="https://dataindonesia.id/internet/detail/data-pengguna-aplikasi-kecerdasan-buatanai-di-dunia-4-tahun-terakhir-hingga-semester-ii2024" target="_self" rel="noopener noreferrer">Data Pengguna Aplikasi Kecerdasan Buatan/AI di Dunia 4 Tahun Terakhir hingga Semester II/2024</a>)</blockquote>

Laporan ini menyajikan data seputar perkembangan pusat data di dunia, Asia Tenggara, dan Indonesia pada 2023 hingga 2025. Data-data tersebut meliputi nilai pasar pusat data di dunia hingga kota dengan pusat data terbanyak di Indonesia.

(Laporan) Kumpulan Data Seputar Perkembangan Pusat Data di Dunia hingga Indonesia pada 2023-2025